tag:blogger.com,1999:blog-89268119098964742662024-02-08T03:51:50.288-08:00Yanti BloggerYanti Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03175558267500504181noreply@blogger.comBlogger26125tag:blogger.com,1999:blog-8926811909896474266.post-41865371316532234612012-06-01T07:33:00.002-07:002012-06-01T07:42:06.465-07:00Tugas 3 SoftskillTugas Akuntansi Internasional (Softskill)<br />
Nama : Yanti<br />
Kelas : 4EB13<br />
NPM : 21208302<br />
Tugas 3.
<b> </b><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>Neraca perdagangan Indonesia terhadap Perusahaan Asing </b></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
• Perdagangan Indonesia-China </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejak disepakatinya perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA) dimulai tanggal 1 Januari 2010, produk jadi dari China membanjiri pasar domestik. Kawasan perdagangan baru mulai bermunculan dan kawasan perdagangan lama juga ikut ramai. Organisasi Perdagangan Dunia mengatakan, setidaknya sekitar 400 kawasan perdagangan beroperasi pada tahun 2010. Hal ini menjadikan langkah awal menuju perdagangan global liberalisasi yang luas. Selain itu, China yang memiliki penduduk sekitar 1,4 miliar jiwa dan daerah yang sangat luas menjadi daya tarik tersendiri bagi kalangan industri dan perdagangan. China seolah menjadi harapan besar untuk mendongkrak omzet perdagangan industri. Setelah satu tahun disepakatinya perdagangan bebas ACFTA ini, neraca perdagangan Indonesia-China menunjukkan nilai surplus bagi China. Namun begitu, Indonesia masih mempunyai peluang untuk surplus asalkan ada upaya-upaya nyata dari pemerintah untuk mendongkrak ekspor barang jadi ke China. Duta Besar Republik Indonesia untuk China Imron Cotan mengatakan, walaupun Indonesia mengalami defisit, tapi peluang untuk surplus masih ada, mengingat pasar di China sangat besar. ”Selama ini ekspor yang kita lakukan ke China masih berupa energi dan minyak serta bahan baku. Belum banyak produk yang kita bisa ekspor ke China, terutama hasil perkebunan dan buah-buahan, karena mereka miskin akan sumber daya alam,” kata Imron di Beijing. Hingga akhir 2010, tercatat neraca perdagangan Indonesia-China berada dalam posisi 49,2 miliar dollar AS dan 52 miliar dollar AS. Artinya, barang Indonesia yang diekspor ke China nilainya 49,2 miliar dollar AS, sedangkan barang China yang diekspor ke Indonesia nilainya 52 miliar dollar AS. Neraca perdagangan Indonesia defisit sekitar 2,8 miliar dollar AS. Namun, Imron menambahkan, neraca ini berdasarkan catatan China. Sedangkan menurut catatan Indonesia, defisit yang dialami Indonesia sebenarnya sekitar 5 miliar-7 miliar dollar AS. ”Perhitungan di Indonesia hanya mencatat FOB, harga barang saja. Sedangkan China juga menghitung ongkos kirim dan asuransi. Tidak ada yang salah dengan perhitungan ini karena kita hanya menjual barang tanpa mau mengurus ongkos kirim hingga barang selamat sampai di tempat. China mendapatkan keuntungan lebih dari ongkos kirim ini,” papar Imron. Imron menjelaskan, ketika ACFTA ini belum dijalankan, posisi neraca perdagangan Indonesia-China adalah surplus untuk Indonesia. Namun, nilai transaksinya masih sangat kecil. Pada 2009, impor China dari Indonesia sebesar 17,1 miliar dollar AS, sedangkan impor Indonesia dari China sebesar 13 miliar dollar AS. Jika dilihat dari nilai, setelah ACFTA nilai transaksi justru melambung secara signifikan. Walaupun secara keseluruhan neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit, tetapi di empat provinsi yang menjadi pusat perdagangan, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus. Keempat provinsi itu adalah Guangdong, Fujian, Guangxi, dan Hainan. Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk China Edi Yusuf mengatakan, nilai neraca perdagangan Indonesia dengan keempat provinsi China itu pada 2010 mengalami peningkatan yang cukup tajam. Jika pada tahun 2009 nilai ekspor China (empat provinsi) ke Indonesia mencapai 3,36 miliar dollar AS, pada tahun 2010 meningkat menjadi 6,13 miliar dollar AS. Sementara untuk nilai impor China dari Indonesia pada tahun 2009 mencapai 4,3 miliar dollar AS, dan pada tahun 2010 mencapai 6,86 miliar dollar AS. Barang-barang yang diimpor dari China sebagian besar berupa perkakas listrik, mesin, produk besi baja, tekstil, keramik, plastik, makanan olahan, garmen, kerajinan tangan, pupuk, aluminium, produk makanan dan minuman, serta produk laut. Sedangkan produk yang ekspor dari Indonesia ke China adalah minyak bumi, mesin listrik, minyak makan, kertas, kayu, karet, bijih besi, dan tin. Duta Besar Imron mengatakan, potensi Indonesia masih besar karena banyak produk Indonesia yang masuk ke China lewat negara lain, misalnya manggis. ”Produk terbesar manggis ada di Indonesia. Tetapi, mengapa China mengimpor manggis dari negara lain. Itu manggis Indonesia,” kata Imron. Potensi lain yang menjanjikan adalah kopi. Saat ini kopi baru dikenal di China. Sebelumnya mereka tidak mengenal kopi. Tetapi karena di China banyak orang asing, dan banyak orang China yang pernah tinggal dan sekolah di luar negeri, maka budaya minum kopi makin lama makin dikenal di China. Kebutuhan akan kopi pun mulai meningkat. Apalagi kini mulai banyak ditemui kedai-kedai kopi dengan sasaran remaja dan profesional muda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
• Defisit Perdagangan Non-Migas dengan Jepang </div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Defisit neraca perdagangan non-minyak dan gas (migas) Indonesia-Jepang diperkirakan akan terus berlanjut selama masih terjadi krisis global dan ekonomi Jepang belum pulih pascagempa bumi dan tsunami Maret 2011. Satwiko Darmesto, Direktur Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik, mengatakan surplus neraca perdagangan Indonesia-Jepang lebih disebabkan peningkatan ekspor migas akibat rusaknya reaktor nuklir di negara itu.
Penurunan kinerja ekspor Jepang berdampak pada pengurangan nilai perdagangan Indonesia-Jepang. Jepang diperkirakan membutuhkan waktu 1,5 tahun agar kinerja perdagangannya kembali normal. “Saat ini Jepang lebih banyak mengimpor sumberdaya alam dari Indonesia terutama gas karena reaktor nuklirnya rusak,” kata Satwiko.
Kinerja perdagangan non-migas Indonesia-Jepang sebelum krisis ekonomi 2008 masih cukup baik. Indonesia hanya membutuhkan waktu 1,5 tahun untuk memperbaiki kinerja perdagangan setelah menurun pada 2008, sehingga pada Desember 2009 neraca perdagangan non-migas dengan Jepang kembali normal. "Ekspor Indonesia ke Jepang seharusnya sudah membaik, namun karena perdagangan global secara keseluruhan turun maka ekspor Indonesia juga berkurang,” tuturnya.
Data Kementerian Perdagangan menunjukkan pada 2007 neraca perdagangan non-migas Indonesia-Jepang surplus US$ 6,62 miliar, tetapi pada 2008 defisit US$ 1,07 miliar. Pada 2009, neraca perdagangan non-migas Indonesia-Jepang kembali surplus US$ 2,17 miliar. Sejak 2010, neraca perdagangan non-migas Indonesia-Jepang masih defisit. Sepanjang Januari-November 2010, defisit non-migas Indonesia-Jepang mencapai US$ 0,55 miliar. Sementara pada periode yang sama 2011, defisit non-migas mencapai US$ 0,69 miliar.
Impor Indonesia juga meningkat seiring pertumbuhan industri dalam negeri. Selama ini impor dari Jepang lebih banyak berupa bahan penolong dan barang modal yang kemudian diolah kembali untuk diekspor. "Kita mendapat nilai tambah dari impor barang-barang Jepang,” kata Satwiko.
Nurul Eti Nurbaiti, Analis PT BNI Tbk (BBNI), mengatakan defisit neraca perdagangan non- migas Indonesia-Jepang akan terus berlanjut hingga beberapa tahun ke depan akibat pergeseran negara tujuan ekspor Indonesia dari Jepang ke China yang penduduknya besar. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga negara lain.
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan ekspor non-migas Indonesia ke China pada November 2011 mencapai US$ 2,31 miliar, Jepang US$ 1,57 miliar, dan Amerika Serikat US$ 1,18 miliar. Kontribusi ketiga negara tersebut mencapai 36,83% terhadap total ekspor non-migas sebesar US$ 13,74 miliar. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain pergeseran negara tujuan, penurunan ekspor ke Jepang juga dikarenakan kondisi ekonomi negara itu yang stagnan dan bencana alam yang merusak industri. Penurunan ekspor ini juga disebabkan negara yang mengekspor komponen Jepang yaitu Thailand terkena banjir, sehingga semakin mempersulit kinerja perusahaan Jepang.
Nurul menambahkan ekspor migas Indonesia ke Jepang akan terus naik karena kedua produk tersebut sangat dibutuhkan untuk pemulihan ekonomi. Impor Indonesia dari Jepang juga terus meningkat karena sebagian besar industri dalam negeri sangat bergantung pada impor barang modal dan penolong.
Latif Adam, Peneliti Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, mengatakan penurunan ekspor non-migas Indonesia ke Jepang dalam satu tahun terakhir karena ekonomi negara tersebut belum pulih pascagempa bumi dan tsunami. Hal ini menyebabkan kinerja industri Jepang turun sehingga permintaan terhadap produk Indonesia berkurang signifikan.
Namun, dalam proses rekonstruksi, Jepang membutuhkan banyak gas sehingga permintaan material ini akan semakin meningkat. Rekonstruksi Jepang yang semula diperkirakan selesai empat bulan setelah bencana ternyata berjalan lambat karena beberapa masalah seperti suksesi kepemimpinan. Selain gas, isu pengalihan sumber enegi dari nuklir ke batu bara juga berpotensi meningkatkan ekspor Indonesia, sehingga surplus perdagangan berpeluang meningkat.
Telisa Aulia Falianty, Ekonom Spesialis Makro Ekonomi EC-Think, memperkirakan tren defisit perdagangan non-migas Indonesia-Jepang yang sudah terjadi dalam beberapa tahun terakhir masih akan terjadi tahun ini sejalan dengan pelemahan perdagangan ekonomi global. Impor Indonesia dari Jepang diprediksi tetap tinggi karena banyak industri dalam negeri yang membutuhkan bahan baku dan bahan penolong.
Pertumbuhan impor ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan industri dalam negeri. Sementara ekspor migas Indonesia ke diperkirakan akan terus naik karena kebutuhan migas Jepang yang cukup tinggi setelah rusaknya reaktor nuklir.</div>Yanti Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03175558267500504181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8926811909896474266.post-64804846579343446692012-03-29T02:44:00.000-07:002012-03-29T02:45:04.094-07:00Tugas 2 SoftskillTUGAS 2<br />Akuntansi Internasional<br />Nama : Yanti<br />Kelas : 4EB13<br />NPM : 21208302<br />Contoh Kasus Letter Of Credit Beserta Solusinya<br /><br />Kasus L/C Fiktif Bank BNI<br /><br />Latar Belakang <br /><br />Kasus pembobolan Bank BNI menjadi isu yang mengejutkan masyarakat Indonesia di akhir tahun 2003, dimana Bank BNI mengalami kerugian sebesar Rp 1,7 triliun yang diduga terjadi karena adanya transaksi ekspor fiktif melalui surat Letter of Credit (disingkat L/C). Kasus ini menjadi fenomenal karena selain merugikan keuangan Bank BNI tetapi juga berimbas pada keuangan negara secara makro.<br /><br />Profil Singkat Bank BNI <br />Bank BNI didirikan pada tahun 1946. Perusahaan publik ini mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia. Bank BNI merupakan bank terbesar nomor 3 di Indonesia setelah Bank Mandiri dan BCA dengan total aset pada tahun 2003 sebesar IDR. 131,49 triliun. <br /><br />• Visi <br />Menjadi Bank kebanggaan nasional yang unggul dalam layanan dan kinerja <br /><br />• Misi <br />Memaksimalkan stakeholder value dengan menyediakan solusi keuangan yang fokus pada segmen pasar korporasi, komersial dan konsumer <br /><br />• Budaya Perusahaan <br />1. BNI adalah bank umum berstatus perusahaan publik. <br />2. BNI berorientasi kepada pasar dan pembangunan nasional. <br />3. BNI secara terus menerus membina hubungan yang saling menguntungkan dengan nasabah dan mitra usaha. <br />4. BNI mengakui peranan dan menghargai kepentingan pegawai. <br />5. BNI mengupayakan terciptanya semangat kebersamaan agar pegawai melaksanakan tugas dan kewajiban secara profesional.<br /><br /> Ringkasan Kasus <br />Awal terbongkarnya kasus menghebohkan ini tatkala BNI melakukan audit internal pada bulan Agustus 2003. Dari audit itu diketahui bahwa ada posisi euro yang gila-gilaan besarnya, senilai 52 juta euro. Pergerakan posisi euro dalam jumlah besar mencurigakan karena peredaran euro di Indonesia terbatas dan kinerja euro yang sedang baik pada saat itu. Dari audit akhirnya diketahui ada pembukaan L/C yang amat besar dan negara bakal rugi lebih satu triliun rupiah. <br />Penjelasan mengenai L/C fiktif BNI tersebut adalah sebagai berikut : <br />- Waktu kejadian : Juli 2002 s/d Agustus 2003 <br />- Opening Bank : Rosbank Switzerland, Dubai Bank Kenya Ltd, The Wall Street Banking Corp, dan Middle East Bank Kenya Ltd. <br />- Total Nilai L/C : USD.166,79 juta & EUR 56,77 juta atau sekitar Rp. 1,7 trilyun <br />- Beneficiary/Penerima L/C : 11 perusahaan dibawah Gramarindo Group dan 2 perusahaan dibawah Petindo Group <br />- Barang Ekspor : Pasir Kuarsa dan Minyak Residu <br />- Tujuan Ekspor : Congo dan Kenya <br />- Skim : Usance L/C<br /><br />Kronologi : <br /><br />1. Bank BNI Cabang Kebayoran Baru menerima 156 buah L/C dengan Issuing Bank : Rosbank Switzerland, Dubai Bank Kenya Ltd, The Wall Street Banking Corp, dan Middle East Bank Kenya Ltd. Oleh karena BNI belum mempunyai hubungan koresponden langsung dengan sebagian bank tersebut di atas, mereka memakai bank mediator yaitu American Express Bank dan Standard Chartered Bank. <br />2. Beneficiary mengajukan permohonan diskonto wesel ekspor berjangka (kredit ekspor) atas L/C-L/C tersebut di atas kepada BNI dan disetujui oleh pihak BNI. Gramarindo Group menerima Rp 1,6 trilyun dan Petindo Group menerima Rp 105 milyar. <br />3. Setelah beberapa tagihan tersebut jatuh tempo, Opening Bank tidak bisa membayar kepada BNI dan nasabahpun tidak bisa mengembalikan hasil ekspor yang sudah dicairkan sebelumnya. <br />4. Setelah diusut pihak kepolisian, ternyata kegiatan ekspor tersebut tidak pernah terjadi. <br />5. Gramarindo Group telah mengembalikan sebesar Rp 542 milyar, sisanya (Rp 1.2 trilyun) merupakan potensi kerugian BNI. <br /><br />Dalam menanggapi kasus ini manajemen Bank BNI mengatakan bahwa tidak ada ekspor fiktif dan belum ada kerugian, tetapi yang ada hanya potensi kerugian (potential losses). <br />Pertanyaannya adalah apakah mungkin kerugian sebesar itu terjadi tanpa ekspor fiktif ? Minimnya informasi mengenai sistem pembayaran perdagangan internasional melalui letter of credit (L/C) menimbulkan semakin banyaknya pertanyaan mengenai kasus pembobolan Bank BNI.<br /><br />Alur Transaksi Letter of Credit <br />Sebelum lebih jauh membahas mengenai kasus BNI, terlebih dahulu akan diuraikan sistematika alur transaksi dalam L/C sebagai berikut : <br />Dari gambar tersebut, berikut diuraikan alur L/C, barang dan uang sbb : <br />1. Eksportir dan Importir menandatangai kontrak jual beli barang. <br />2. Importir/pemohon/applicant mengajukan aplikasi pembukaan L/C kepada Bank Pembuka <br />3. Bank Pembuka menerbitkan L/C dan mengirimkannya melalui korespondennya dinegara eksportir (yang yang menerima disebut Bank Penerus/Advising Bank) <br />4. Bank Penerus meneruskan L/C melalui banknya beneficiary/penerima L/C. <br /> Banknya beneficiary meneruskan L/C kepada beneficiary <br />5. Beneficiary menyiapkan barang untuk kemudian mengapalkannya dengan tujuan ke negara importir sesuai kontrak yang disepakati <br />6. Eksportir kemudian menyerahkan dokumen ekspor, lazimnya terdiri dari Wesel/Bill of Exchange, Bill of Lading, Commercial Invoice, Packing List dan dokumen lain yang dipersyaratkan L/C dan Bank Penegosiasi memeriksa kelengkapan dan kesesuian dokumen dengan L/C dan membayarkan senilai wesel yang diserahkan <br />7. Bank Penegosiasi mengirimkan dokumen-dokumen yang sudah dinegosiasi kepada Bank Penerbit untuk mendapatkan pembayaran <br />8. Bank Penerbit membayarkan kepada Bank Penegosiasi <br />9. Bank Penerbit menyerahkan dokumen tersebut kepada pemohon untuk kemudian pemohon mengambil barang dari pelabuhan.<br /><br />Kesimpulan <br />Berdasarkan pembahasan-pembahsan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam kasus L/C fiktif BNI tersebut, diduga telah terjadi pelanggaran dan penyimpangan terhadap 3 aspek sbb : <br />1. Ekonomi <br />Berpotensi merugikan BNI sebesar Rp 1,2 trilyun, karena dari total nilai transaksi L/C, sebesar Rp. 0,5 trilyun telah dikembalikan oleh nasabah. <br />2. Hukum <br />Telah terjadi pelanggaran/penyimpangan terhadap : <br />- Aturan Internal BNI <br />- Uniform Customs and Practice for Documentary Credit (UCP) <br />- Kebiasaan dan Best Practice di dunia perbankan <br />- Peraturan BI, UU Tindak Pidana Korupsi dan UU Tindak Pidana Pencucian Uang <br />- Telah terjadi tindak pidana pemalsuan terhadap L/C dan dokumen ekspor (B/L) <br />3. Etika<br />Pegawai Bank BNI Cabang Kebayoran Baru lainnya tidak melaporkan adanya indikasi pelanggaran prosedur diskonto L/C kepada unit yang berwenang di BNI.<br /><br />Saran <br />Agar kejadian serupa tidak terulang kembali di Bank BNI pada masa-masa yang akan datang, disarankan melakukan langkah-langkah sbb : <br />1. Menerapkan Good Corporate Governance secara konsisten. <br />2. Memperketat internal control. <br />3. Melakukan pemisahan fungsi risk manajemen dan fungsi marketing. <br />4. Selalu mengacu pada best practice dan UCP dalam menangani transaksi L/C. <br />5. Memberlakukan aturan kewenangan yang berjenjang dalam memutus fasilitas L/C ekspor.Yanti Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03175558267500504181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8926811909896474266.post-36620868359354993632012-03-14T22:07:00.001-07:002012-03-14T22:11:48.681-07:00Tugas 1 SoftskillTugas Akuntansi Internasional (softskill)<br />Nama : Yanti<br />NPM : 21208302<br />Kelas : 4EB13<br /><br />Pengambilan Kurs Mata Uang Asing Tanggal 14 Maret 2012.<br />Negara Kurs Jual Kurs Beli<br /><br />Dollar Australia 9,722.20 9,620.81<br />Poundsterling Inggris 14,491.37 14,344.33<br />Dollar Hongkong 1,190.44 1,178.43<br />Dollar Singapura 7,325.56 7,246.87<br />Dollar Amerika 9,239.00 9,147.00<br /><br />Kasus :<br />1. Nona Sasya mendapat kiriman uang dari pamannya yang bekerja di Amerika Serikat sebesar US$1.000 dan kiriman kakaknya yang bekerja di Jepang sebesar ¥5.000. Kurs jual US$1 = Rp7.200,00 dan ¥1 = Rp240,00; sedangkan kurs beli US$1 = Rp7.000,00 dan ¥1 = Rp250,00. Berapa rupiah uang yang akan diterima Nona Sasya?<br />Jawab :<br />US$ 1.000 x 7.000 = Rp. 7.000.000<br />¥5.000 x 250 = Rp. 1.250.000 +<br /> Rp. 8.250.000<br />Jadi rupiah uang yang diterima Nona Sasya sebanyak Rp. 8250.000<br />2. Jika Tuan Rudolfo memiliki uang rupiah sebesar Rp10.080.000,00, kemudian ia ingin menukarkannya dengan lima mata uang yang saudara pilih, berapa yang akan ia peroleh?<br />Jawab :<br />• Australia (kurs jual = 9,722.20)<br />Rp 10.080.000 = 1,036.80<br /> 9,722.20<br /><br />• Inggris (kurs jual = 14,491.37)<br />Rp 10.080.000 = 695.58<br /> 14,491.37<br /><br />• Hongkong (kurs jual = 1,190.44)<br />Rp 10.080.000 = 8,467.45<br /> 1,190.44<br /><br />• Singapura (kurs jual =7,325.56)<br />Rp 10.080.000 = 1,376.00<br /> 7,325.56<br /><br />• Amerika (kurs jual = 9,239.00)<br />Rp 10.080.000 = 1,091.02<br /> 9,239.00<br /><br />3. Tn. Michael akan pergi ke lima negara (Disesuaikan dengan pemilihan mata uang negara masing-masing individu). Ia mempunyai uang sebesar Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). Hari ini ia datang ke bursa valas untuk menukarkan uangnya (rupiah). <br /><br /><br />Pada saat itu kurs yang berlaku di bursa valas adalah sebagai berikut.<br />Kurs jual : Tergantung pemilihan mata uang masing-masing<br />Kurs Beli : Tergantung pemilihan mata uang masing-masing<br />Berapa yang diterima Tn. Michael dari bursa valas?<br />Jawab :<br />• Australia (kurs jual = 9,722.20)<br />Rp 200.000.000 = 20,571.48<br /> 9,722.20<br /><br />• Inggris (kurs jual = 14,491.37)<br />Rp 200.000.000 = 13,801.31<br /> 14,491.37<br /><br />• Hongkong (kurs jual = 1,190.44)<br />Rp 200.000.000 = 168,005.11<br /> 1,190.44<br /><br />• Singapura (kurs jual =7,325.56)<br />Rp 200.000.000 = 27,301.67<br /> 7,325.56<br /><br />• Amerika (kurs jual = 9,239.00)<br />Rp 200.000.000 = 21,647.36<br /> 9,239.00<br /><br />4. Sepulang dari lima negara tersebut, Tn. Michael memiliki sisa uang sebanyak 1000 untuk masing-masing mata uang. Ia datang lagi ke bursa valas untuk menukarkan uang dolarnya dengan uang rupiah. Pada saat itu kurs yang berlaku di bursa sebagai berikut.<br />Kurs jual : Tergantung pemilihan mata uang masing-masing <br />Kurs Beli : Tergantung pemilihan mata uang masing-masing<br />Berapa rupiah Tn. Michael akan menerima hasil penukaran di bursa valas tersebut?<br />Jawab :<br />• Dollar Australia terhadap Rupiah Indonesia (kurs beli = 9,620.81)<br />1000 x 9,620.81 = Rp 9.620.810<br /><br />• Poundsterling Inggris terhadap Rupiah Indonesia (kurs beli = 14,344.33)<br />1000 x 14,344.33 = Rp 14.344.330<br /><br />• Dollar Hongkong terhadap Rupiah Indonesia (kurs beli = 1,178.43)<br />1000 x 1,178.43 = Rp 1.178.430<br /><br />• Dollar Singapura terhadap Rupiah Indonesia (kurs beli = 7,246.87)<br />1000 x 7,246.87 = Rp 7.246.870<br /><br />• Dollar Amerika terhadap Rupiah Indonesia (kurs beli = 9,147.00)<br />1000 x 9,147.00 = Rp 9.147.000<br /><br />Jadi Rupiah yang diterima Tn. Michael :<br />Rp 9.620.810 + Rp 14.344.330 + Rp 1.178.430 + Rp 7.246.870 + Rp 9.147.000 = Rp 41.537.440Yanti Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03175558267500504181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8926811909896474266.post-81964711671267710562012-03-14T21:45:00.002-07:002012-03-14T21:49:32.329-07:00Tulisan 1 SoftskillNama : Yanti<br />Kelas : 4EB13<br />NPM : 21208302<br />Transaksi Internasional<br />Tulisan 1.<br /><br /><br />PENGENALAN TRANSAKSI INTERNASIONAL<br /><br />Akuntansi Internasional adalah akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan prinsip akuntansi antarnegara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya. Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan di perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis.<br />Transaksi internasional adalah aktivitaspertukaran barang, jasa, atau aset yangmengandung nilai ekonomi antarapenduduk suatu negara dengan penduduknegara lain<br /><br />Berikut ini karakteristik era ekonomi global:<br />1. Bisnis internasional<br />2. Hilangnya batasan-batasan antar Negara era ekonomi global sering sulit untuk mengindentifikasi Negara asal suatu produk atau perusahaan, hal ini terjadi pada perusahaan multinasional<br />3. Ketergantungan pada perdagangan internasional<br /><br />Ada 8 (delapan) faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional:<br />1. Sumber pendanaan<br />Di Negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat, akuntansi memiliki focus atas seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan (profitabilitas), dan dirancang untuk membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan resiko terkait. Sebaliknya, dalam system berbasis kredit di mana bank merupakan sumber utama pendanaan, akuntansi memiliki focus atas perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif.<br />2. Sistem Hukum<br />Dunia barat memiliki dua orientasi dasar: hukum kode (sipil) dan hukum umum (kasus). Dalam Negara-negara hukum kode, hukum merupakan satu kelompok lengkap yang mencakup ketentuan dan prosedur sehingga aturan akuntansi digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap. Sebaliknya, hukum umum berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam kode yang lengkap.<br />3. Perpajakan<br />Di kebanyakan Negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya untuk keperluan pajak. Ketka akuntansi keuangan dan pajak terpisah, kadang-kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu.<br />4. Ikatan Politik dan Ekonomi<br />5. Inflasi<br />Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya histories dan mempengaruhi kecenderungan (tendensi) suatu Negara untuk menerapkan perubahan terhadap akun-akun perusahaan.<br />6. Tingkat Perkembangan Ekonomi<br />Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama.<br />7. Tingkat Pendidikan<br />Standard praktik akuntansi yang sangat rumit akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Pengungkapan mengenai resiko efek derivative tidak akan informative kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten.<br />8. Budaya<br />Empat dimensi budaya nasional, menurut Hofstede: individualisme, jarak kekuasaan, penghindaran ketidakpastian, maskulinitas.<br /><br />Sementara itu adapun ruang lingkup atau bidang dari Akuntansi Internasional terdiri dari 2 aspek yakni :<br />1. ASPEK PERTAMA<br />Akuntansi internasional membahas gambaran standard akuntansi dan praktek akuntansi diberbagai negara di dunia serta membandingkan standard dan praktek akuntansi tersebut pada masing masing negara yang dibahas<br />2. ASPEK KEDUA<br />Transaksi internasional membahas mengenai pelaporan keuangan .penjabaran dan transaksi valas ,sistem informasi ,penganggaran ,sistempenilaian kerja ,perpajakan dan audit internasional .dalam aspek ini juga termasuk pembahasan akuntansi manajemen untuk bisnis internasional. Jadi dapat saya tarik kesimpulan bahwa Akuntansi Internasional yaitu suatu standar sistem informasi Akuntansi Internasional dalam pelaporan keuangan untuk kegiatan-kegiatan bisnis yang melibatkan 2 atau lebih negara serta penerapan praktek-praktek Akuntansi di berbagai negara.<br /><br />Dimensi Nilai Akuntansi yang Mempengaruhi Praktek Akuntansi:<br />1. Profesionalisme versus control wajib preferensi terhadap pelaksanaan perimbangan professional individu dan regulasi sendiri kalangan professional dibandingkan terhadap kepatuhan dengan ketentuan hokum yang telah ditentukan.<br />2. Keseragaman versus fleksibilitas preferensi terhadap keseragaman dan konsistensi dibandingkan fleksibilitas dalam bereaksi terhadap suatu keadaan tertentu<br />3.Konservatisme versus optimisme<br />4. Kerahasiaan versus transparansi preferensi atas kerahasiaan dan pembatasan informasi usaha menurut dasar kebutuhan untuk tahu dibandingkan dengan kesediaan untuk mengungkapkan informasi terhadap public.<br /><br />Tantangan bagi profesi akuntan dalam pengembangan akuntansi:<br />1. Skill dan kompetensi yang dimiliki<br />2. Memahami Cross Functional Linkages, akuntan tidak hanya cukup mahir dalam teknik, prosedur dan standar akuntansi tetapi juga harus biasa memandang bisnis sebagai suatu bentuk terintegrasi. Seperti : kualitas produk, fleksibilitas produksi dan kemampuan untuk memproduksi dan mengekspor dengan cepat agar bias memenangkan persaingan global<br />3. Analisis keuangan dan perbandingannya<br /><br /><br />KLASIFIKASI AKUNTANSI INTERNASIONAL<br />Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua cara: Dengan pertimbangan dan secara empiris. Klasifikasi dengan pertimbangan bergantung pada pengetahuan, intuisi dan pengalaman. Klasifikasi secara empiris menggunakan metode statistic untuk mengumpulkan data prinsip dan praktek akuntansi seluruh dunia.<br />Ada 4 (empat) pendekatan terhadap perkembangan akuntansi:<br />1. Berdasarkan pendekatan makroekonomi, praktek akuntansi didapatkan dari dan dirancang untuk meningkatkan tujuan makroekonomi nasional.<br />2. Berdasarkan pendekatan mikroekonomi, akuntansi bekembang dari prinsip-prinsip mikroekonomi. Tujuannya terletak pada perusahaan secara individu yang memiliki tujuan untuk bertahan hidup.<br />3. Berdasarkan pendekatan independent, akuntansi berasal dari praktek bisnis dan berkembang secara ad hoc, dengan dasar perlahan-lahan dan pertimbangan, coba-coba, dan kesalahan. Akuntansi dipandang sebagai fungsi jasa yang konsep dan prinsipnya diambil dari proses bisnis yang dijalankan dan bukan dari cabang keilmuan seperti ekonomi.<br />4. Berdasarkan pendekatan yang seragam, akuntansi distandariasi dan digunakan sebagai alat untuk kendali administrasi oleh pemerintah pusat. Keseragaman dalam pengukuran, pengungkapan, dan penyajian akan memudahkan perancang pemerintah, otoritas pajak, dan bahkan manajer untuk menggunakan informasi akuntansi dalam mengendalikan seluruh jenis bisnis.<br />Akuntansi juga dapat diklasifikasikan dengan system hukum suatu Negara:<br />1. Akuntansi dalam negara-negara hukum umum memiliki karakter berorientasi terhadap penyajian wajar, transparansi, dan pengungkapan penuh dan pemisahan antara akuntansi keuangan dan pajak. Pasar saham mendominasi sumber-sumber keuangan dan pelaporan keuangan ditunjukkan untuk kebutuhan infrmasi investor luar. Akuntansi hukum umum disebut sebagai Anglo Saxon.<br />2. Akuntansi dalam Negara-negara hukum kode memiliki karakteristik beorientasi legalistic, tidak membiarkan pengungkapan dalam jumlah kurang, dan kesesuaian antara ankuntansi keuangan dan pajak. Bank atau pemerintah mendominasi ksumber keuangan dan pelaporan keuangan dan pelaporan keuangan ditujukan untuk perlindungan kreditor. Akuntansi ini disebut juga continental. Pemberian karakter akuntansi memparalelkan hal yang disebut sebagai model pemegang saham dan pihak berkepentingan tata kelila perusahaan dalan Negara hukum umum dan hukum kode.<br />Banyak perbedaan akuntansi di tingkat nasional menjadi semakin hilang. Terdapat beberapa alasan untuk hal ini : <br />1. Ratusan perusahaan saat ini mencatat sahamnya pada bursa efek di luar Negara asal mereka.<br />2. Beberapa Negara hukum kode, secara khusus Jerman dan Jepang mengalihkan tanggung jawab pembentukan standar akuntansi dari pemerintah kepada kelompok sector swasta yang professional dan independent.<br />3. Pentingnya pasar saham sebagai sumber pendanaan semakin tumbuh di seluruh dunia.<br />Klasifikasi yang didasarkan pada penyajian wajar versus kepatuhan hukum menimbulkan pengaruh yang besar terhadap banyak permasalahan akuntansi, seperti :<br />1. depresiasi, di mana beban ditentukan berdasarkan penurunan kegunaan suatu aktiva selama masa manfaat ekonomi (penyajian wajar) atau jumlah yang diperbolehkan untuk tujuan pajak (kepatuhan hukum).<br />2. sewa guna usaha yang memiliki substansi pembelian aktiva tetap diperlakukan seperti itu (penyajian wajar) atau diperlakukan seperti sewa guna usaha operasi yang biasa (kepatuhan hukum).<br />3. pension dengan biaya yang diakrual pada saat dihasilkan oleh karyawan (penyajian wajar) atau dibebankan menurut dasar dibayar pada saat berhenti kerja (kepatuhan hukum).<br />Masalah lain adalah penggunaan cadangan diskrit untuk meratakan laba dari satu periode ke periode yang lain. Penyajian wajar dan substansi mengungguli bentuk (substance over form) merupakan cii utama akuntansi hukum umum. Akuntansi kepatuhan hukum drancang untuk memenuhi ketentuan yang dikenankan pemerintah seperti perhitungan laba kena pajak atau memenuhi rencana makroekonomi pemerintah nasional. Pengukuran yang konservatif mamastikan bahwa jumlah yang hati-hati dibagikan. Akuntansi kepatuhan hukum akan terus digunakan dalam laporan keuangan perusahaan secara individu yang ada di Negara-negara hukum kode di mana laporan konsolidasi menerapkan pelaporan dengan penyajian wajar. Dengan cara ini, laporan konsolidasi dapat memberikan informasi kepada investor sedangkan laporan perusahaan individual untuk memenuhi ketentuan hukum.Yanti Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03175558267500504181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8926811909896474266.post-78187676146233341592011-11-29T01:03:00.000-08:002011-11-29T01:05:05.967-08:00ETIKA DALAM AKUNTANSI KEUANGAN DAN MANAJEMENPeran etika dalam akuntansi adalah pedoman bagi akuntan untuk mengikuti aturan-aturan tertentu untuk melakukan pekerjaan akuntansi dengan cara yang adil. This is just to facilitate the public confidence in their accounting. Ini hanya untuk memfasilitasi kepercayaan publik dalam akuntansi mereka.<br />Akuntansi keuangan untuk keperluan manajemen puncak dan pihak luar organisasi. Produknya: laporan keuangan. Produk-produk yang sudah dilakuakn<br />Akuntansi manajmen merupakan tipe akuntasi yang mengolah infromasi keuangan yang terutama untuk memenuhi keperluan manajmeen dalam melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi. Produknya: unit cost. Produk-produk yang akan dilakukan.<br /><br />PERSAMAAN DAN PERBEDAAN AKUNTANSI KEUANGAN DAN AKUNTANSI MANAJEMEN<br /><br />No. Unsur Perbedaan Akuntansi Keuangan Akuntansi Manajemen <br />1. Dasar pencatatan Prinsip Akuntansi yang lazim Tidak terikat dengan Prinsip Akuntansi yang lazim <br />2. Fokus Informasi Informasi masa lalu Informasi masa lalu dan masa yang akan datang. <br />3. Lingkup Informasi Secara keseluruhan Bagian perusahaan <br />4. Sifat laporan yang dihasilkan Berupa ringkasan Lebih rinci dan unsur taksiran lebih dominan. <br />5. Keterlibatan dalam perilaku manusia Lebih mementingkan pengukuran kejadian ekonomi Lebih bersangkutan dengan pengukuran kinerja manajemen. <br />6. Disiplin Sumber yang Melandasi Ilmu Ekonomi Ilmu Ekonomi dan Ilmu Psikologi Sosial. <br /><br />PERSAMAAN : <br />1. Keduanya merupakan tipe informasi akuntansi<br />2. Prinsip akuntansi yang digunakan untuk menyusunan informasi akuntansi keuangan juga digunakan (relevan) untuk menyusunan informasi akuntansi manajemen.<br />3. Data yang digunakan untuk penyusunan kedua tipe informasi akuntansi tersebut berasal dari informasi operasi.<br /><br />PERBEDAANNYA : <br />Dalam AKUNTANSI MANAJEMEN dikenal 3 informasi akuntansi, yaitu :<br />1. Full Anccounting Information<br />2. Differential Accounting Information, dan<br />3. Responsibility Accounting information<br /><br />Full Accounting Information, menyajikan informasi mengenai total pendapatan, total biaya, dan atau total aktiva baik pada masa lalu maupun masa yang akan datang.<br />Differential Accounting Information, menyajikan informasi mengenai taksiran pendapatan, biaya dan atau aktiva yang berbeda jika suatu tindakan tertentu dipilih.<br />Responsibility Accounting Information, menyajikan informasi mengenai pendapatan, biaya dan atau aktiva yang dikaitkan dengan suatu bagian atau unit di dalam perusahaan, dimana masing-masing bagian dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab terhadap bagian yang bersangkutan.<br /><br />Standard Etik Untuk Akuntan Manajemen. (Standars of Ethical Conduct for Management Accountants).<br />A. Kompetensi (Competence)<br />Auditor harus menjaga kemampuan dan pengetahuan profesional mereka pada tingkatan yang cukup tinggi dan tekun dalam mengaplikasikannya ketika memberikan jasanya.<br />Akuntan manajemen memiliki tanggung jawab untuk :<br />1. Mempertahankan tingkat yang memadai kompetensi profesional dengan pengembangan pengetahuan dan keterampilan,<br />2. Melakukan tugas mereka sesuai dengan hukum yang berlaku, peraturan, standar profesional dan standar teknis,<br />3. Membuat laporan yang jelas dan komprehensif untuk memperloleh informasi yang relevan dan dapat diandalkan.<br /><br />B. Kerahasiaan (Confidentiality)<br />Auditor harus dapat menghormati dan menghargai kerahasiaan informasi yang diperoleh dari pekerjaan dan hubungan profesionalnya.<br />Akuntan manajemen memiliki tanggung jawab untuk :<br />1. Merahasiakan informasi yang diperoleh dalam pekerjaan, kecuali bila diizinkan oleh yang berwenang atau diperlukan secara hukum.<br />2. Berdasarkan sub ordinat informasi mengenai kerahasiaan informasi adalah sebagai bagian dari pekerjaan mereka untuk memantau dan mempertahankan suatu kerahasiaan informasi.<br />3. Tidak menggunakan informasi rahasia yang diperoleh dalam pekerjaan untuk mendapatkan keuntungan ilegal atau tidak etis melalui pihak ketiga.<br /><br />C. Kejujuran (Integrity)<br />Auditor harus jujur dan bersikap adil serta dapat dipercaya dalam hubungan profesionalnya.<br />Tanggung jawab akuntan manajemen :<br />1. Menghindari konflik kepentingan yang tersirat maupun tersurat.<br />2. Menahan diri dan tidak terlibat dalam segala aktivitas yang dapat menghambat kemampuan.<br />3. Menolak hadiah, permintaan, keramahan atau bantuan yang akan mempengaruhi segala macam tindakan dalam pekerjaan.<br />4. Mengetahui dan mengkomunikasikan batas-batas profesionalitas.<br />5. Mengkomunikasikan informasi yang baik maupun tidak baik<br />6. Menghindari diri dalam keikutsertaan atau membantu kegiatan yang akan mencemarkan nama baik profesi.<br /><br />D. Obyektivitas Akuntan Manajemen (Objectivity of Management Accountant)<br />Auditor tidak boleh berkompromi mengenai penilaian profesionalnya karenadisebabkan prasangka, konflik kepentingan dan terpengaruh orang lain.<br />Akuntan manajemen memiliki tanggung jawab untuk :<br />1. Mengkomunikasikan informasi secara adil dan obyektif.<br />2. Sepenuhnya mengungkapkan semua informasi yang relevan yang dapat diharapkan untuk menghasilkan suatu pemahaman dari penggunaan laporan, pengamatan dan rekomendasi yang disampaikan.<br /><br />WHISTLE BLOWING<br />Merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang karyawan untuk membocorkan kekurangan yang dilakukan oleh perusahaan atau atasannya kepada pihak lain, berkaitan dengan kecurangan yang merugikan perusahaan sendiri maupun pihak lain.<br />Whistle bowing dibedakan menjadi 2 yaitu :<br />1. Whistle blowing internal<br />Terjadi ketika seorang karyawan mengetahui kecurangan yang dilakukan karyawan kemudian melaporkan kecurangan tersebut kepada atasannya<br />2. Whistle blowing eksternal<br />Terjadi ketika seorang karyawan mengetahui kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan lalu membocorkannya kepada masyarakat karena kecurangan itu akan merugikan masyarakat.<br /> <br />CREATIVE ACCOUNTING<br />Semua proses dimana beberapa pihak menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk di dalamnya standar, teknik, dll) dan menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan keuangan (Amat, Blake dan Dowd, 1999).<br />Di dalam creative accounting ada pendapat yang mengatakan creative accounting di bagi dua jenis, yaitu yang legal dan illegal. Maksud dari legal di sini adalah yang sesuai dengan perundang-undangan atau sesuai peraturan yang berlaku, sedangkan yang illegal adalah yang menyalahi peraturan atau perundang-undangan ayang berlaku.<br />Contoh kasus (Legal) :<br />Perusahaan PT. ABC lebih menggunakan metode FIFO dalam metode arus persediaannya. Karena dari sisi FIFO akan menghasilkan profit lebih besar dibandingkan LIFO, atau Average. Hal ini dilakukan karenaAsumsi Inflasi Besar. FIFO dapat dianggap sebagai sebuah pendekatanyang logis dan realistis terhadap arus biaya ketika penggunaan metodeidentifikasi khusus tidak memungkinkan atau tidak praktis.<br />FIFO mengasumsikan bahwa arus biaya yang mendekati parallel dengan arus fisik yang terjual. Beban dikenakan pada biaya yang dinilai melekat pada barang Jika perusahaan dengan tingkat persediaan yang tinggi sedang mengalami kenaikan biaya persediaan yang signifikan, dan kemungkinan tidak akan mengalamipenurunan persediaan di masa depen, maka LIFO memberikan keuntungan arus kas yang substansial dalam hal penundaan pajak.<br />Ini adalah alasan utama dari penerapan LIFO oleh kebanyakan perusahaan. Bagi banyak perusahaan dengan tingkat persediaany ang kecil atau dengan biaya persediaan yang datar atau menurun, maka LIFO hanyamemberikan keuntungan kecil dari pajak. Perusahaan seperti ini memilih untuk tidak menggunakan LIFO.<br /> <br />FRAUD ( Kecurangan )<br />Secara umum fraud merupakan suatu perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh orang-orang dari dalam dan atau luar organisasi, dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompoknya yang secara langsung merugikan pihak lain. Orang awam seringkali mengasumsikan secara sempit bahwa fraud sebagai tindak pidana atau perbuatan korupsi.<br />FRAUD AUDITING ( Kecurangan Audit )<br />Upaya untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam transaksi-transaksi komersial. Untuk dapat melakukan audit kecurangan terhadap pembukuan dan transaksi komersial memerlukan gabungan dua keterampilan, yaitu sebagai auditor yang terlatih dan kriminal investigator.<br />Contoh Kasus : Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO). Penelitian COSO menelaah hampir 350 kasus dugaan kecurangan pelaporan keuangan oleh perusahaan-perusahaan publik di Amerika Serikat yang diselidiki oleh SEC. Diantaranya adalah :<br />1. Kecurangan keuangan memengaruhi perusahaan dari semua ukuran, dengan median perusahaan memiliki aktiva dan pendapatan hanya di bawah $100juta.<br />2. Berita mengenai investigasi SEC atau Departemen Kehakiman mengakibatkan penurunan tidak normal harga saham rata-rata 7,3 persen.<br />3. Dua puluh enam persen dari perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam kecurangan mengganti auditor selama periode yang diteliti dibandingkan dengan hanya 12 persen dari perusahaan-perusahaan yang tidak terlibat.<br /><br />Referensi :<br />http://hafidzf.wordpress.com/2010/02/15/akuntansi-manajemen-dan-akuntansi-keuangan/<br />http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2060413-pengertian-akuntansi-manajemen-menurut-para/<br />http://blogtiara.wordpress.com/2010/11/26/etika-dalam-akuntansi-creative-accounting-fraud-auditing/<br />http://www.jdih.bpk.go.id/informasihukum/Fraud%28kecurangan%29.pdf<br />http://www.mediafire.com/?5kxsmy630vtiwcsYanti Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03175558267500504181noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8926811909896474266.post-60000466716727295592011-11-04T20:11:00.000-07:002011-11-04T20:13:27.902-07:00etika profesi akuntansiEtika merupakan suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Etika dapat dibagi menjadi beberapa pengertian Dan etika profesi terdapat suatu kesadaran yang kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukan. Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan pengakuan profesi akan tanggungjawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi tanggung-jawab profesionalnya dan merupakan landasan dasar perilaku etika dan perilaku profesionalnya.<br />Untuk pertama kalinya, dalam kongres tahun 1973 IAI menetapkan kode etik bagi profesi akuntan di Indonesia, yang saat itu diberi nama Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik ini mengatur standar mutu terhadap pelaksanaan pekerjaan akuntan. Standar mutu ini penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan. Setelah mengalami perubahan, maka tahun 1998 Ikatan Akuntan Indonesia menetapkan delapan prinsip etika yang berlaku bagi seluruh anggota IAI baik di pusat maupun di daerah. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung-jawab profesionalnya.<br />Pengertian Etika<br />• Menurut Kamus Besar Bhs. Indonesia (1995) Etika adalah Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat <br />• Etika adalah Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral<br />• Menurut Maryani & Ludigdo (2001) “Etika adalah Seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi”.<br />Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani ‘ethos’ yang berarti adat istiadat/ kebiasaan yang baik Perkembangan etika yaitu Studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya.<br />Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:<br />• Kredibilitas. Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.<br />• Profesionalisme. Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh pemakai jasa Akuntan sebagai profesional di bidang akuntansi.<br />• Kualitas Jasa. Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan dengan standar kinerja tertinggi.<br />• Kepercayaan. Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.<br /><br />Fungsi Etika<br /><br />1. Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan pelbagai moralitas yang membingungkan. <br />2. Etika ingin menampilkanketrampilan intelektual yaitu ketrampilan untuk berargumentasi secara rasional dan kritis.<br />3. Orientasi etis ini diperlukan dalam mengabil sikap yang wajar dalam suasana pluralism<br /><br />Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika :<br />1. Kebutuhan Individu<br />2. Tidak Ada Pedoman <br />3. Perilaku dan Kebiasaan Individu Yang Terakumulasi dan Tak Dikoreksi<br />4. Lingkungan Yang Tidak Etis<br />5. Perilaku Dari Komunitas<br /><br />Sanksi Pelanggaran Etika :<br />1. Sanksi Sosial = Skala relatif kecil, dipahami sebagai kesalahan yangdapat ‘dimaafkan’<br />2. Sanksi Hukum = Skala besar, merugikan hak pihak lain. <br /><br />Jenis-jenis Etika<br />1. Etika umum yang berisi prinsip serta moral dasar <br />2. Etika khusus atau etika terapan yang berlaku khusus. <br /><br /> Etika khusus ini masih dibagi lagi menjadi etika individual dan etika sosial. <br /> Etika sosial dibagi menjadi:<br /> Sikap terhadap sesama;<br /> Etika keluarga<br /> Etika profesi misalnya etika untuk pustakawan, arsiparis, dokumentalis, pialang informasi<br /> Etika politik<br /> Etika lingkungan hidupserta<br /> Kritik ideologi Etika adalah filsafat atau pemikiran kritis rasional tentang ajaran moral sedangkan moral adalah ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dsb. Etika selalu dikaitkan dengan moral serta harus dipahami perbedaan antara etika dengan moralitas.<br />Kode etik akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut : (Mulyadi, 2001: 53)<br />1. Tanggung Jawab profesi<br />Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.<br />Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka<br />2. Kepentingan Publik<br />Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme.<br />Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. <br />3. Integritas<br />Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya.<br />4. Obyektivitas<br />Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.<br />5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional<br />Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir.<br />6. Kerahasiaan<br />Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.<br />7. Perilaku Profesional<br />Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.<br />8. Standar Teknis<br />Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.<br /><br />Contoh Kasus Pelanggaran Kode Etik Akuntansi<br /><br />Belakangan ini profesi akuntan publik menjadi sorotan banyak pihak. Sorotan tajam diberikan karena akuntan publik dianggap memiliki kontribusi dalam banyak kasus kebangkrutan perusahaan. Profesionalisme akuntan seolah dijadikan kambing hitam dan harus memikul tanggung jawab pihak lain yang seharusnya bertanggung jawab atas kegagalan itu. Munculnya pandangan skeptis terhadap profesi akuntan publik memang beralasan, karena cukup banyak laporan keuangan suatu perusahaan, yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian, mengalami kebangkrutan justru setelah opini tersebut dikeluarkan. Misalnya saja seperti kasus Enron yang melibatkan Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen di Amerika Serikat yang berakibat pada menurunnya kepercayaan investor terhadap integritas penyajian laporan keuangan (Sudirman, 2002 dalam Enggar, 2006). Satu dampak yang sangat jelas pada saat kasus Enron mencuat ke permukaan adalah ruginya para investor dari ambruknya nilai saham Enron yang sangat dramatis. Pertama-tama, diketahui bahwa manajemen Enron telah melakukan window dressing, dengan memanipulasi angka-angka laporan keuangan agar kinerjanya tampak baik. Bahkan, pendapatan di-mark-up sebesar $ 600 juta, dan utang senilai $ 1,2 miliar disembunyikan dengan teknik off-balance sheet. Auditor Enron, Arthur Andersen kantor Huston, dipersalahkan karena ikut membantu proses rekayasa keuangan tingkat tinggi itu. Manipulasi ini telah berlangsung bertahun-tahun, sampai Sherron Watskin, salah satu eksekutif Enron yang tidak tahan lagi terlibat dalam manipulasi itu, mulai melaporkan praktik tidak terpuji itu. Keberanian Watskin yang juga pernah bekerja di Andersen inilah yang membuat semuanya menjadi terbuka. Kontroversi lainnya adalah mundurnya beberapa eksekutif terkemuka Enron dan “dipecatnya” sejumlah partner Andersen. Selain itu, kisah pemusnahan ribuan surat elektronik dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan audit Enron oleh petinggi di KAP Arthur Andersen juga ikut terungkap. Karena masalah tersebut Arthur Andersen harus berjuang keras menghadapi berbagai tuduhan, bahkan berbagai tuntutan di pengadilan. Diperkirakan tidak kurang dari $ 32 miliar harus disediakan Arthur Andersen untuk dibayarkan kepada para pemegang saham Enron yang merasa dirugikan karena auditnya yang tidak benar.Yanti Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03175558267500504181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8926811909896474266.post-14064999273309455632011-02-22T03:58:00.000-08:002011-02-22T04:14:37.076-08:00surat permintaan (inquiry letter)PT. Maju Jaya<br />Jln. Garuda No. 225 Jakarta<br />February 20, 2011<br /><br /><br />Number : 213/CN/B/II/2011<br />To : Marketing Department PT Puspa Jaya<br />Subject: Request for Goods<br />Jl. Sudirman No. 125<br />In Jakarta<br /><br /><br />Dear Marketing Department PT Puspa Jaya,<br /><br /><br />I am grateful to you if you send us a message goods already. The following items we ordered:<br /><br />1. Two units of washing machines Sony model S-90E <br />2. Five units of the model K-989C<br /><br />Payment by Cash on Delivrery in our office. We hope before april 1 2011 , the goods we have received.<br /><br />For your attention, we thank you.<br /><br /><br /><br />Sincerely,<br /><br /><br /><br />(Anggit Tiantoro)<br />Equipment ManagerYanti Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03175558267500504181noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8926811909896474266.post-56798449534844233132011-01-03T22:20:00.000-08:002011-01-03T22:23:59.468-08:00PERBANKAN (BANKING)BANKING<br /><br /><br />Definition<br />According to Law Decree No. 10 of 1998 dated 10 November 1998 on the banks, it can be concluded that the banking business includes three activities, namely raise funds, distribute funds, and provides banking services lainnya.Kegiatan raise and channel funds be an activity while the main bank provides services to other banks only support activities. Events raise funds, in the form of raising funds from the public in the form of demand deposits, savings and time deposits. Usually he is given an attractive fringe benefits such as, flowers and gifts as a stimulus for the community. Events raise funds, the provision of loans to the public. While other banking services provided to support the main activity tersebut.bank founded by prof. Dr. Ali Afifuddin, SE In my opinion, the bank is a tool that allows people to save money activity, in terms of commerce, as well as for future investment. The world of banking is one institution that plays an important role in the economy of a country (particularly in financing the economy). Here are some benefits of banking in the life:<br />1. As an investment model, which means that derivative transactions can be used as one model of investing. Although in general is kind of short-term investments (yield enhancement). 2. As a way of hedging, which means that derivative transactions can serve as one way to eliminate risk by hedging (hedging), or also known as risk management. 3. Price information, which means, derivatives transactions can serve as a means of seeking or providing information about the prices of certain commodities in the future (price discovery). 4. Function speculative, which means, derivatives may provide an opportunity speculation (speculative) to changes in market value of derivative transaction itself. 5. Production management functions work well and efficiently, which means that derivative transactions can give an idea to a manufacturer of production management in assessing the demand and market needs in the future. Apart from funsi-banking functions (bank) that the primary or its derivatives, hence the need to be considered for the banking world, is the philosophical purpose of the existence of banks in Indonesia. This is clearly reflected in Article four (4) of Act No. 10 of 1998 which explains, "Bank Indonesia aims to support the implementation of national development in order to improve equity, economic growth and national stability towards improving the welfare of the people." Deeper review of the business of banks, the banks (banking) of Indonesia in conducting its business must be based on the principle of economic democracy, which uses the precautionary principle hatian.4 This, clearly illustrated, because philosophically the bank has the function of macro and micro to the process of nation-building .<br />Banking History<br />Origin of Banking<br />The Bank was first established in the form of such a firm in general in 1690, when the British empire-willed plan to rebuild the fleet marine force to compete with the French naval forces but the British government when it does not have the financial capability and then based on the idea that later William Paterson by Charles Montagu realized by forming a financial intermediary which ultimately can meet these financing funds in just twelve days.<br />History records the origin of banking activities are familiar in the days of the past empire in mainland Europe. Then the banking business has grown into West Asia by the merchants. The development of banking in Asia, Africa and the Americas brought by Europeans during the colonial colonies to countries in Asia, Africa and the Americas. When traced, the history of banking familiar starting from currency exchange services. So in banking history, meaning the bank is known as a table of the exchange. In the course of the history of empire in the first exchange between the kingdom of the money made that one moved at the other kingdom. Exchange activity is now known as the Foreign Exchange Traders (Money Changer). Then in the next, more developed banking operations into daycare money or so-called current deposit activity. Next banking activities increased with moneylending activities. The money saved by the people, by the banks loaned back to the society needs it. Other bank services followed in accordance with the times and the needs of an increasingly diverse society.<br />History of Banking in Indonesia<br />Indonesia's banking history is inseparable from the Dutch East Indies colonial era. At that time De Javasche Bank NV was founded in Batavia on January 24, 1828 and then followed Escompto Nederlandsche Indische Maatschappij, NV in 1918 as the holder of the monopoly purchase of agricultural products in domestic and overseas sales and there are some banks that play an important role in Indian Netherlands. The banks are, among others:<br />1. De Javasce NV.<br />2. De Post Poar Bank.<br />3. Hulp en Spaar Bank.<br />4. De Algemenevolks Crediet Bank.<br />5. Nederland handles Maatscappi (NHM).<br />6. Handles Nationale Bank (NHB).<br />7. De Escompto Bank NV.<br />8. Nederlansche Indische Handelsbank<br />In addition, there are also banks belonging to Indonesia and foreigners such as from China, Japan, and Europe. These banks include:<br />1. NV. Nederlandsch Indische Spaar En Bank Deposit<br />2. National Bank Indonesia.<br />3. Gray Merchant Bank.<br />4. Boemi Bank NV.<br />5. The Chartered Bank of India, Australia and China<br />6. Hongkong & Shanghai Banking Corporation<br />7. The Yokohama Species Bank.<br />8. The Matsui Bank.<br />9. The Bank of China.<br />10. Bank Batavia.<br />In an age of independence, Indonesia's banking developed and developing countries grow again. Several Dutch banks dinasionalisir by the Indonesian government. The banks in the early days of independence, among others:<br />1. NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposit Bank (now Bank OCBCNISP), founded 4 April 1941 with headquarters in Bandung<br />2. Bank Negara Indonesia, established on July 5, 1946 which is now known as the BNI '46.<br />3. Bank Rakyat Indonesia, which was established on February 22, 1946. This bank was derived from De Algemenevolks Crediet Bank or Syomin Ginko.<br />4. Bank of Surakarta Airlines Adil Makmur (MAI) in 1945 in Solo.<br />5. Bank Indonesia in Palembang in 1946.<br />6. Bank Dagang Nasional Indonesia in 1946 in Medan.<br />7. Indonesian Banking Corporation in 1947 in Yogyakarta, and then became Bank Amrita.<br />8. Bank NV in Manado, Sulawesi in 1946.<br />9. Indonesian Trade Bank NV in Samarinda in 1950 was merged with the Pacific Bank.<br />10. East Bank NV in Semarang changed its name to Bank enjoy doing. Then the merger with Bank Central Asia (BCA) in 1949.<br />In Indonesia, banking practice has spread to the corners of the financial pedesaan.Lembaga shaped banks in Indonesia in the form of commercial banks, rural banks (BPR), Commercial Bank of Sharia, and also RB Sharia (SRB). Each bank institutions is a different shape characteristics and functions.<br />Struggling Bank Doctrine<br />Government Bank<br />Through the Minister of Finance Decree No. 1/M/61 dated January 6, 1961 which prohibits the announcement and publication of statistical figures monetary / banking, then between the years 1960 to 1965, Bank Indonesia does not publish annual reports, including statistical data on the central clearing, and calculations.<br />On July 5, 1964, on the basis of political considerations to simplify the command in the banking sector to support the Universe Development Planning, then in 1965 the government established a policy to integrate all the state banks into one bank under the name Bank Negara Indonesia, Bank integration initiatives of this government derived from the idea Jusuf Muda Dalam, who was then serving as Minister of the Central Bank / Governor of Bank Indonesia - the newly appointed from the original position of President Director of BNI - and approved by President Sukarno. The basic idea is to make banking as a tool of revolution with the motto Berdjoang Bank under the leadership of Great Leader of the Revolution. Name of Bank Negara Indonesia (BNI) as a single bank, proposed by Joseph Young in itself. The result was the birth of a new structure makes Berdjoang Bank;<br />Bank Indonesia to Bank Negara Indonesia Unit I;<br />Farmers and Fishermen Cooperative Bank and the Bank Eczema Indonesia became Bank Negara Indonesia Unit II;<br />Bank Negara Indonesia to Bank Negara Indonesia Unit III;<br />State Commercial Bank became Bank Negara Indonesia Unit IV and<br />State Savings Bank became Bank Negara Indonesia Unit V.<br />But not all government bank successfully integrated into the Bank Berdjoang namely Bank Dagang Negara (BDN) and Bapindo. BDN being let loose from the integration process is mainly due to the President Director of BDN JD Massie was appointed as Minister of the Control of National Private Banks which would have had enough influence to object to the unification BDN with other banks. Massie argued that this policy will confuse overseas correspondent banks for the settlement of L / C exports and imports for the name of the same bank. Meanwhile, Bapindo not integrated into the Bank Struggling because this bank under the Development Council chaired by the First Minister of Development Affairs with members of the Finance Minister, who is also Chairman of the Board of Trustees Bapindo, and Governor of Bank Indonesia as anggota.Dengan Thus, through his position, the effect Bapindo strong enough to deter integrated into the BNI.<br />Private Bank<br />In 1965 the government wants combines all private banks or foreign banks in Private Development Bank as the only bank collector and distributor of all progressive funds in the private sector and the tools that can be used Universe Development Plan and other plans specified by the President of the Republic of Indonesia.<br />History of State Bank<br />As we know that Indonesia is familiar with the banking world from the former colonialist, the Netherlands. Therefore, history can not be separated from the influence perbankanpun countries menjajahnya good for government banks and private banks. In 1958, the government nationalized the Dutch-owned bank began with Handelsbank Nationale (NHB) in 1959 which subsequently changed to the State Commercial Banks (BUNEG later became Bank Bumi Daya), then in 1960 consecutive Escomptobank into Bank Dagang Negara (BDN) and Nederlandsche Handelsmaatschappij (NHM) to Farmers and Fishermen Cooperative Bank (BKTN) and later became Bank Expor Impor Indonesia (BEII).<br />The following will be explained briefly the history of government-owned banks, namely:<br />• Central Bank<br />Central Bank of Indonesia is Bank Indonesia (BI) based on Law No. 13 of 1968. Then asserted again moved at Law No. 23 of this 1999.Bank previously derived from De Javasche Bank in nasionalkan in 1951.<br />• Bank Rakyat Indonesia and Bank Expor Import<br />This bank was derived from De Algemene Volkscrediet Bank, then the melting after becoming the single bank called Bank Nasional Indonesia (BNI), Unit II, which is engaged in rural and export import (exim), separated again into:<br />1. In charge of rural as Bank Rakyat Indonesia with Law No. 21 of 1968.<br />2. In charge of Exim with the Law No. 22 of 1968 as Bank Expor Impor Indonesia.<br />• Bank Negara Indonesia (BNI '46)<br />The bank underwent BNI Unit III with Law No 17 of 1968 turned into Bank Negara Indonesia '46.<br />• Bank Dagang Negara (BDN)<br />BDN derived from Escompto Bank in nasionalisasikan with PP No 13 of 1960, but the PP (Government Regulation) is repealed by replaced by Law No 18 of 1968 as Bank Dagang Negara. BDN is the only bank outside Government yangberada Bank Negara Indonesia Unit.<br />• Bank Bumi Daya (BBD)<br />BBD originally derived from the Nederlandsch Indische Hendles Bank, then became Hendles Nationale Bank, the bank later became Bank Negara Indonesia Unit IV and based on Law No. 19 of 1968 as Bank Bumi Daya.<br />• Development Bank of Indonesia (Bapindo)<br />• Regional Development Banks (BPD)<br />This bank was established in the regions level I. The legal basis is Law No. 13 of 1962.<br />• State Savings Bank (BTN)<br />BTN, comes from De Post Paar Bank which later became the Postal Savings Bank in 1950. Next to Bank Negara Indonesia Unit V and finally became the State Savings Bank with Law No. 20 of 1968.<br />• Bank Mandiri<br />Bank Mandiri is the result of the merger of Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Indonesia Development (Bapindo) and Bank Expor Impor Indonesia (Bank Exim). The result of the four bank mergers was conducted in 1999.<br />The purpose of banking services<br />Bank service is very important in a country's economic development. Banking services are generally divided into two goals. First, as the provider payment mechanism and an efficient tool for the customer. For this, the bank provides cash, savings, and credit cards. This is the most important role of banks in economic life. Without the provision of efficient payment instruments, then goods can only be traded by way of barter that takes time.<br />Second, by accepting savings from customers and lend it to those who need funds, meaning the bank to increase the flow of funds for investment and better utilization produktif.Bila this role goes well, the economy of a country will menngkat. Without the flow of these funds, the money just stay in the pocket of someone, people can not get a business loan and can not be built because they do not have the loan fund.<br /><br />Banking services are actually very much, just that very few people who know. The purpose and benefits are very good for our customers. But many who use them for criminal acts, such as ATM burglary and forgery of books and other savings.<br />Holders of the Company gains Big Ten Banks Based on Year 2003 (In U.S. Dollars)<br />1. Citigroup - 20 billion<br />2. Bank of America - 15 billion<br />3. HSBC - 10 billion<br />4. Royal Bank of Scotland - 8 billion<br />5. Wells Fargo - 7 billion<br />6. JPMorgan Chase - 7 billion<br />7. UBS AG - 6 billion<br />8. Wachovia - 5 billion<br />9. Morgan Stanley - 5 billion<br />10. Merrill Lynch - 4 billion<br />The types of banks and their functions<br />Three main groups of financial institutions - commercial banks, savings institutions and credit unions - which are also called storage institution because most of the funds came from customer deposits. Commercial banks are the largest group of institutions when measured by the amount of storage assets. They perform functions similar to savings institutions and credit unions, namely, accepting deposits (liabilities) and makes loans (However, they differ in the composition of assets and liabilities, which are much more variable).<br />Comparison of concentration of bank's asset size, indicates that bank consolidation seems to have reduced the smallest share of bank assets (assets under $ 1 billion). These banks - with assets under $ 1 billion - tend to specialize in retail or consumer banking, such as providing housing mortgages, consumer loans and deposit locally. While the bank's assets are relatively large (with assets of more than $ 1 billion), consisting of two classes are regional or super regional bank. They are involved in wholesale more complex about komersialperbankan activities, including consumer credit and housing as well as commercial and industrial loans (D & I Lending), both regionally and nationally. In addition, banks - big banks have access to buy the fund (fund) - such as inter-bank funds or government funds (federal funds) - to finance their lending and investment activities. However, some very large banks have a different title, namely the Central Bank Currently, five banking organizations form a group of Central Banks, namely: Bank of New York, Deutsche Bank (through acquisitions bankers trust each other), Citigroup, JP Morgan, and HSBC Bank in the United States. However, the numbers have been declining due to megamergers. It is important to note that, assets or loans not always an indicator of a bank is the central bank. But, a combination of site and dependence on the source nondeposit or loan funds.<br />Services - banking services<br />Services - services are provided to support the raise and distribute funds, either directly related to savings and credit activities and indirectly. Other banking services are as follows:<br />• deposit services such as electricity deposits, telephone, water, or tuition<br />• payment services such as payment of salary, pension, or gift<br />• Service remittances (transfers)<br />• Billing Services (collection)<br />• Clearing<br />• Sales of foreign currency<br />• Storage of documents<br />• Service Desk check<br />• Credit Card<br />• Services - services that exist in the stock market like loan issuance and securities traders.<br />• Services Letter of Credit (L / C)<br />• Bank guarantees and bank references<br />• Services of other banks.Yanti Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03175558267500504181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8926811909896474266.post-12525801067859408612011-01-03T22:16:00.000-08:002011-01-03T22:18:17.874-08:00MODAL AUXILIARYModal Auxiliaries<br /><br />Other helping verbs, called modal auxiliaries or modals, such as can, could, may, might, must, ought to, shall, should, will, and would, do not change form for different subjects. For instance, try substituting any of these modal auxiliaries for can with any of the subjects listed below.<br />I<br />you (singular)<br />he<br />we<br />you (plural)<br />they can write well.<br /> <br />There is also a separate section on the Modal Auxiliaries, which divides these verbs into their various meanings of necessity, advice, ability, expectation, permission, possibility, etc., and provides sample sentences in various tenses. See the section on Conditional Verb Forms for help with the modal auxiliary would. The shades of meaning among modal auxiliaries are multifarious and complex. Most English-as-a-Second-Language textbooks will contain at least one chapter on their usage. For more advanced students, A University Grammar of English, by Randolph Quirk and Sidney Greenbaum, contains an excellent, extensive analysis of modal auxiliaries.<br />The analysis of Modal Auxiliaries is based on a similar analysis in The Scott, Foresman Handbook for Writers by Maxine Hairston and John J. Ruszkiewicz. 4th ed. HarperCollins: New York. 1996. The description of helping verbs on this page is based on The Little, Brown Handbook by H. Ramsay Fowler and Jane E. Aaron, & Kay Limburg. 6th ed. HarperCollins: New York. 1995. By permission of Addison-Wesley Educational Publishers Inc. Examples in all cases are our own.<br />Uses of Can and Could<br />The modal auxiliary can is used<br />• to express ability (in the sense of being able to do something or knowing how to do something):<br />He can speak Spanish but he can't write it very well. <br />• to expression permission (in the sense of being allowed or permitted do something):<br />Can I talk to my friends in the library waiting room? (Note that can is less formal than may. Also, some writers will object to the use of can in this context.) <br />• to express theoretical possibility:<br />American automobile makers can make better cars if they think there's a profit in it.<br />The modal auxiliary could is used<br />• to express an ability in the past:<br />I could always beat you at tennis when we were kids. <br />• to express past or future permission:<br />Could I bury my cat in your back yard? <br />• to express present possibility:<br />We could always spend the afternoon just sitting around talking. <br />• to express possibility or ability in contingent circumstances:<br />If he studied harder, he could pass this course.<br />In expressing ability, can and could frequently also imply willingness: Can you help me with my homework? Can versus May<br />Whether the auxiliary verb can can be used to express permission or not — "Can I leave the room now?" ["I don't know if you can, but you may."] — depends on the level of formality of your text or situation. As Theodore Bernstein puts it in The Careful Writer, "a writer who is attentive to the proprieties will preserve the traditional distinction: can for ability or power to do something, may for permission to do it.<br />The question is at what level can you safely ignore the "proprieties." Merriam-Webster's Dictionary, tenth edition, says the battle is over and can can be used in virtually any situation to express or ask for permission. Most authorities, however, recommend a stricter adherence to the distinction, at least in formal situations.<br />Authority: The Careful Writer by Theodore Bernstein. The Free Press: New York. 1998. p. 87.<br /><br />Uses of May and Might<br />Two of the more troublesome modal auxiliaries are may and might. When used in the context of granting or seeking permission, might is the past tense of may. Might is considerably more tentative than may. <br />• May I leave class early? <br />• If I've finished all my work and I'm really quiet, might I leave early? <br />In the context of expressing possibility, may and might are interchangeable present and future forms and might + have + past participle is the past form:<br />• She might be my advisor next semester. <br />• She may be my advisor next semester. <br />• She might have advised me not to take biology. <br />Avoid confusing the sense of possibility in may with the implication of might, that a hypothetical situation has not in fact occurred. For instance, let's say there's been a helicopter crash at the airport. In his initial report, before all the facts are gathered, a newscaster could say that the pilot "may have been injured." After we discover that the pilot is in fact all right, the newscaster can now say that the pilot "might have been injured" because it is a hypothetical situation that has not occurred. Another example: a body had been identified after much work by a detective. It was reported that "without this painstaking work, the body may have remained unidentified." Since the body was, in fact, identified, might is clearly called for.<br />Uses of Will and Would<br />In certain contexts, will and would are virtually interchangeable, but there are differences. Notice that the contracted form 'll is very frequently used for will.<br />Will can be used to express willingness:<br />• I'll wash the dishes if you dry. <br />• We're going to the movies. Will you join us? <br />It can also express intention (especially in the first person):<br />I'll do my exercises later on and prediction:<br />• specific: The meeting will be over soon. <br />• timeless: Humidity will ruin my hairdo. <br />• habitual: The river will overflow its banks every spring. <br />Would can also be used to express willingness:<br />• Would you please take off your hat? <br />It can also express insistence (rather rare, and with a strong stress on the word "would"):<br />• Now you've ruined everything. You would act that way. <br />and characteristic activity:<br />• customary: After work, he would walk to his home in West Hartford. <br />• typical (casual): She would cause the whole family to be late, every time. <br />In a main clause, would can express a hypothetical meaning:<br />• My cocker spaniel would weigh a ton if I let her eat what she wants. <br />Finally, would can express a sense of probability:<br />I hear a whistle. That would be the five o'clock train<br /><br />Uses of Used to <br />The auxiliary verb construction used to is used to express an action that took place in the past, perhaps customarily, but now that action no longer customarily takes place: <br />• We used to take long vacation trips with the whole family. <br />The spelling of this verb is a problem for some people because the "-ed" ending quite naturally disappears in speaking: "We yoostoo take long trips." But it ought not to disappear in writing. There are exceptions, though. When the auxiliary is combined with another auxiliary, did, the past tense is carried by the new auxiliary and the "-ed" ending is dropped. This will often happen in the interrogative:<br />• Didn't you use to go jogging every morning before breakfast? <br />• It didn't use to be that way. <br />Used to can also be used to convey the sense of being accustomed to or familiar with something:<br />• The tire factory down the road really stinks, but we're used to it by now. <br />• I like these old sneakers; I'm used to them. <br />Used to is best reserved for colloquial usage; it has no place in formal or academic text.<br /><br />Function<br /><br />Modal auxiliary verbs give more information about the function of the main verb that follows it. Although having a great variety of communicative functions, these functions can all be related to a scale ranging from possibility ("can") to necessity ("must"). Within this scale there are two functional divisions:<br />• one concerned with possibility and necessity in terms of freedom to act (including ability, permission and duty),<br />• and the other ("shall" not included) concerns itself with the theoretical possibility of propositions being true or not true, including likelihood and certainty.<br />Most modal auxiliary verbs have two distinct interpretations, epistemic (expressing how certain the factual status of the embedded proposition is) and deontic (involving notions of permission and obligation). The following sentences illustrate the two uses of must:<br />• epistemic: You must be starving. (= "It is necessarily the case that you are starving.")<br />• deontic: You must leave now. (= "You are required to leave now.")<br />• ambiguous: You must speak Spanish. <br />o epistemic = "It is surely the case that you speak Spanish (e.g., after having lived in Spain for ten years)."<br />o deontic = "It is a requirement that you speak Spanish (e.g., if you want to get a job in Spain)."<br />Epistemic modals can be analyzed as raising verbs, while deontic modals can be analyzed as control verbs.<br />Another form of modal auxiliary is the verb indicating ability: "can" in English, "können" in German, and "possum" in Latin. For example, "I can say that in English," "Ich kann das auf Deutsch sagen," and "Illud Latine dicere possum."<br />Sometimes, the use of the modal auxiliary verbs varies in positive and negative statements. For example, in English, we have the sentence pair, "You may do that," and "You may not do that." However, in German, these ideas are expressed as "Sie dürfen das tun," but "Sie müssen das nicht tun." The latter looks as if it would translate into English as "You must not do that," but it is more typically translated as "You may not do that."<br />List<br /><br />This table lists some modal verbs with common roots in English, German and Dutch. English modal auxiliary verb provides an exhaustive list of modal verbs in English.<br />Words in the same row share the same etymological root. Because of semantic drift, however, words in the same row may no longer be proper translations of each other. In addition, the English and German verbs will are completely different in meaning, and the German one has nothing to do with constructing the future tense. These words are false friends.<br />In English, the plural and singular forms are identical. For German and Dutch, both the plural and singular form of the verb are shown.<br />Note that the words in this list are not translations of each other. (See above.)<br />English German Dutch<br />can können, kann kunnen, kan<br />shall sollen, soll zullen, zal<br />will wollen, will willen, wil<br />must müssen, muss moeten, moet<br />may mögen, mag mogen, mag<br />tharf[1]<br />dürfen, darf durven, durf<br />The English could is the past tense of can; should is the past tense of shall; and might is the past tense of may. (This is ignoring the use of "may" as a vestige of the subjunctive mood in English.) These verbs have acquired an independent, present tense meaning. The German verb möchten is sometimes taught as a vocabulary word and included in the list of modal verbs, but it is actually the past subjunctive form of mögen. An example of the subjective use of "may" in English is in the sentence "That may be, or may not be," meaning "That could be true, but maybe it is not."<br />The English verbs dare and need have both a modal use (he dare not do it), and a non-modal use (he doesn't dare to do it). The Dutch verb durven is not considered a modal (but it is there, nevertheless) because its modal use has disappeared, but it has a non-modal use analogous with the English dare. Other English modal verbs include want, wish, hope, and like. All of these differ from the main modals in English (i.e. most of those in the table above) in that they take the particle to in the infinitive, like all other English verbs (may; to want), and are followed by to when they are used as a modal (may go; want to go). Some may be more than one word, such as "had better" and "would rather."<br />Morphology and syntax<br />Germanic modal verbs are preterite-present verbs, which means that their present tense has the form of a vocalic preterite. This is the source of the vowel alternation between singular and plural in German and Dutch. Because of their preterite origins, modal verbs also lack the suffix (-s in modern English, -t in German and Dutch) that would normally mark the third person singular form:<br /> normal verb modal verb<br />English he works he can<br />German er arbeitet er kann<br />Dutch hij werkt hij kan<br />The main verb that is modified by the modal verb is in the infinitive form and is not preceded by the word to (German: zu, Dutch: te). There are verbs that may seem somewhat similar in meaning to modal verbs (e.g. like, want), but the construction with such verbs would be different:<br /> normal verb modal verb<br />English he tries to work he can work<br />German er versucht zu arbeiten er kann arbeiten<br />Dutch hij probeert te werken hij kan werken<br />In English, main verbs but not modal verbs always require the auxiliary verb do to form negations and questions, and can be used to form emphatic affirmative statements. Neither negations nor questions in early modern English used to require do.<br /> normal verb modal verb<br />affirmative he works he can work<br />negation he does not work he cannot work<br />emphatic he does work hard he can work hard<br />question does he work here? can he work at all?<br />negation + question does he not work here? can he not work at all?<br />(German never uses "do" as an auxiliary verb for any function; Dutch uses "do" as an auxiliary, but only in colloquial speech)<br />In English, modal verbs are called defective verbs because of their incomplete conjugation: they have a narrower range of functions than ordinary verbs. For example, most have no infinitive or gerund.Yanti Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03175558267500504181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8926811909896474266.post-85957246148430373212010-11-19T21:42:00.000-08:002010-11-19T21:51:40.283-08:00Soal-soal latihan bahasa inggris (Exercises english)1. Simple photographic lenses cannot.....sharp, undistorted images over a wide field.<br />(a) to form <br /> b. Are formed<br /> c. Forming<br /> d. Form<br />2. Of all the factors affecting agricultural yields, weather is the one.....the most.<br /> a. In influences farmers<br />(b) That influences farmers<br /> c. Farmers that it influences<br /> d. Why farmers influences it<br />3. Beverly Sills, ..... assumed directorship of the New York City Opera in 1979<br /> a. Be a star soprano<br /> b. Was a star soprano <br />(c.) A star soprano and<br />d. A star soprano<br />4. ..... of tissues is known as histology<br />a. Studying scientific<br />(b) The scientific study<br />c. To study scientifically<br />d. That is scientific studying<br />5. With the exception of mercury, .... at standard temperature and pressure<br />a. The metallic elemant are solid<br />b. Which is solid a solid metallic elemant<br />(c) Metallic elements being solid<br />d. Since the metallic elements are solid<br />6. Potential dehydration is.........that a land animal faces<br />(a) The often greatest hazard<br />b. The greatest often hazard<br />c. Often the greatest hazard<br />d. Often the hazarad greatest<br />7. By tracking the eye of hurricane, forcasters can determine the speed at which.....<br />a. Is a storm moving<br />(b) a storm is moving<br />c. is moving a storm<br />d. a moving storm<br />8. The grapes of wath, a novel about the depression years of the 1930’s, is one of John Steinbeck’s.......books.<br />(a) Most famous <br />b. The most famous<br />c. Are most famous<br />d. And most famous<br /><br />9. Technology will play a key role in......future life-styles<br />a. To shape<br />(b) Shaping<br />c. Shape of<br />d. Shaped<br />10. The computer has dramatically affected...........photographic lenses are constructed.<br />a. Is the way <br />b. That the way<br />c. Which way do<br />(d.) The way<br />11. The early railroads were.....the existing arteries of transportation:roads, turnpikes,canals, and other waterways.<br />a. Those short lines connected<br />b. Short lines that connected<br />(c). Connected by short lines<br />d. Short connecting lines<br />12. ..........as a masterpiece, a work of art must transcend the ideals of the period in which it was created <br />a. Ranks<br />b. The ranking<br />c. To be ranked<br />(d). For being ranked<br />13. Jackie Robinson,...........to play baseball in the major leagues, joined the Brooklyn Dodgers in 1947.<br />(a). The Black American who first<br />b. The first Black American <br />c. Was the first Black American<br />d. The first and a black American who<br />14. During the flood of 1927, the Red Cross..........out of emergency headquarters Mississipi, set up temporary shelters for the homeless.<br />a. Operates<br />b. Is operating<br />(c). Has operated<br />d. Operating<br />15. In bacteria and in other organisms,......is the nucleic acid DNA that provides the generic information.<br />a. Both <br />b. Which<br />c. And<br />(d). It<br /><br />Written Expression<br /><br />Directions : in questions 16-40 each sentences has for underlined words of phrases. The for underlined parts of the sentence are marked (A), (B), (C), and (D). Identify the one underlined answer sheet, find the number of the questions and fill in the space that correspons to the letter of the answer you have chosen.<br /><br />Look at the following example :<br /><br />Example I <br /><br />Guppies are sometimes call rainbow fish because of the males’ bright colors.<br /> A B C D<br />The sentence should read, “Guppies are sometimes called rainbow fish because of the males’ bright colors.” Therefore, you should choose ( A ).<br /><br />Example II<br /><br /> Serving several term in Congress, Shirley Chisholm became an important United<br /> A B C <br />States politician.<br /> D<br />The sentence should read. “Serving several terms in Congress, Shirley Chisholm became in important United States politician.” Therefore, you should choose ( B ).<br /><br />Now begin work on the questions.<br /><br />16. Twenty to thirty year after a mature forest is cleared away, a nearly impenetrable thicket o trees and <br /> <br /> A B ( C)<br /><br /><br /> shrubs develops.<br /> D<br /> <br />17. The first national park in world. Yellowstone National Park, was established in 1872.<br /> A (B) C D<br />18. Because it does not have a blood supply, the cornea takes their oxygen directly from the air.<br /> A B ( C) D<br />19. Magnificent mountains and coastal scenery is British Columbia’s chief tourist attractions A B C (D)<br />20. Scientists at universities are often more involved in theoretical research than in practically research.<br />A B C (D)<br /><br />21. John Rosamond Johnson he composed numerous songs, including Lift Every Voice and<br />(A) B C <br />Sing, for which his brother, James Weldon Johnson, wrote the words.<br /> D<br />22. Nylon, a synthetic done from a combination of water, air, and a by-product of coal, was first<br /> (A) B C <br />introduced in 1938.<br /> D<br /><br />23. Ornithology, the study of birds, is one of the major scientific fields in which amateurs play a A B C<br />role in accumulating, researching, and publish data.<br /> (D)<br />24. Animation is a technique for creativity the illusion of life in inanimate things.<br /> A (B) C D<br />25. The nonviolent protest advocated by Dr. Martin Luther King, Jr proving highly effective in<br /> A (B)<br />an age of expanding television news coverage.<br /> C D<br />26. On December 7, 1787, Delaware became a first state to ratify the Constitution.<br /> A B ( C ) D<br />27. Nutritionists believe what diet affects how one feels physically and emotionally<br /> A (B) C D<br />28. Mealii Kalama, creator of over 400 Hawaiian quilts, was granted a National Heritage<br /> A B<br />bellowship in 1985 for herself contributions to folk art.<br /> (C) D<br />29. A jetty serves to define and deepen a channel, improve navigate, or protect a harbor.<br /> A B (C) D<br />30. Minoru Yamasaki is an American architect which works departed from the austerit A (B) <br />frequently associated with architecture in the United States after the Second World War.<br /> C D<br />31. Chemical research provides information that is useful when the textile industry in the A (B) C<br />creation of synthetic fabrics.<br /> D<br />32. Jane Addams, social worker, author, and spokeswoman for the peace and women’s suff (A) <br />movements, she received the Nobel Peace Prize in 1931 for her humanitarian achievements.<br /> B C D<br />33. Bromyrite crystals have a diamond-like luster and are usually colorless, but they dark to<br /> A (B) C<br />brown when exposed to light.<br /> D<br />34. Stars in our universe vary in temperature, color, bright, size, and mass.<br /> A (B) C D<br />35. Ice is less denser than the liquid from which it is formed.<br /> (A) B C D<br />36. The 1983 Nobel Prize in Medicine was awarded to Barbara McClintock for her experiments<br /> A B<br />with maize and her discoveries regardless the nature of DNA.<br /> C (D)<br />37. In 1866 to 1883, the bison population in North America was reduced from an estimated 13<br />A B (C )<br />million to a few hundred.<br /> D<br />38. Most of the damage property attributed to the San Fransisco earthquake of 1906 resulted<br />A (B) C<br />from the fire that followed.<br /> D<br />39. James Baldwin’s plays and short stories, which are to some degree autobiographical A (B)<br />established them as a leading figure in the United States civil rights movement.<br /> C D<br />40. Thunder can be listened from a maximum distance of about ten miles except under unusual A B (C) D<br />atmospheric conditions.<br /><br />As many as one thousand years ago in the Southwest, the Hopi and Zuni indians of North america were building with adobe – sun-baked brick plastered with mud. There homes looked remarkably like modern apartement houses some were four stories high and contained quartersfor perhaps thousand people. Along with store rooms for grain and other goods. This building were usually put up against cliffs, both to make construction easier and for defense against enemies. They were really villages in them selves as later spanish explorers must have realized since they called them “pueblos”, which is spanish for towns.<br />The people of the pueblos raised what are called ”the three sister”—corn, beans, and squash. They made excellent pottery and wove marvelous baskets, some so fine that they could hold water. The Southwest has always been a dry country, where water is scarce. The Hopi and Zuni brought water from streams to their fields and gardens through irrigation ditches. Water was so important that it played a major role in their religion. They developed elaborate ceremonies and religious rituals to bring rain.<br />The way of life of les-settled groups was simpler and more strongly influenced by nature. Small tribes such as the Shosone and Ute wandered the dry and mountainous lands between the Rocky Mountains and the Pacific Ocean. They gathered seeds and hunted seals, walruses, ang the great whales. They lived right on the frozen seas in shelters called igloos built of blocks of packed snow. When summer came, they fished for salmon and hunted the lordly caribou.<br />The Cheyenne, Pawnee, and Sioux tribes, known as the Plains Indians, lived on the grassland between the Rocky Mountains and the Mississippi River. They hunted bison, commonly called the buffalo. Its meat was the chief food of these tribes, and its hide was used to make their clothing and the covering of their tents and tipis.<br />1. What does the passage mainly discuss?<br />A The architecture of early American Indian buildings<br />B The movement of American Indians across North America<br />C Ceremonies and rituals of American Indians<br />(D) The way of life of American Indian tribes in early North America<br />2. According to the passage, the Hopi and Zuni typically built their homes<br />(A) In valleys<br />B Next to streams<br />C On open plains<br />D Agains cliffs<br />3. The word “They” in line 6 refers to<br />A Goods<br />(B) ~ Buildings<br />C Cliffs<br />D enemies<br />4. It can be inferred from the passage that the dwellings of the Hopi and Zuni were<br />A very small<br />(B) ~ highly advance<br />C difficult to defend<br />D quickly constructed<br />5. The author uses the phrase “the three sisters” in line 8 to refer to<br />A Hopi women<br />(B) ~ Family members<br />C Important crops<br />D Rain ceremonies<br />6. The word “scarce” in line 10 is closest in meaning to<br />(A) ~ Limited<br />B Hidden<br />C Pure<br />D necessary<br />7. which of the following is true of the Shoshone and Ute?<br /> (A) They were not as settled as the Hopi and Zuni<br />B They hunted caribou<br />C They built their homes with adobe<br />D They didn’a have many religious ceremonies<br />8. According to the passage, which of the following tribes lived in the grassland?<br />A The Shoshone and Ute<br />(B) The Cheyenne and Sioux<br />C The Hopi and Zuni<br />D The pawnee and Inuit<br />9. Which of the following animals was most important to the Plains Indians?<br />A The Salmon<br />B The Caibou<br />C The seal<br />(D) The buffalo<br />10. Which of the following is NOT mentioned by the author as adwelling place of early North Americans?<br />(A) Log cabins<br />B Adobe houses<br />C Tipis<br />D Igloos<br />11. The author gives an explaination for all of the following word EXCEPT<br />A Adobe<br />B Pueblos<br />(C) Caribou<br />D Bison<br /><br />12. The author groups North American Indians according to their<br />(A) Tribes and geographycal regions<br />B Arts and crafts<br />C Rituals and ceremonies<br />D Date of apperanmce of the continent<br /><br />Marianne Moore (1887-1972) once said that her writting could be called poetry only because there was no other name for it. Indeed her poems appear to be extremely compressed essays that happen to be printed in jagged lines on the page. Her subjects were varied: animals, labores, artist, and the craft of poetry. From her general reading came quotations that she found striking or insightful. She included these in her poems, scrupulously enclosed in quotation marks and sometimes identified in footnotes. Of this practice, she wrote, “ ‘why the many quotation marks?’ I am asked. . . when a thing has been said so well that it could not be said better, why paraphrase it?Hence my writting is, if not a cabinet of fossils, a kind of collection of flies in amber.” Close observation and consentration on detail are the methods of her poetry.<br /><br />Marianne Moore grew up in kirkwood, Missouri, near St. Louis. After graduation from Bryn Mawr College in 1909, she taught commercial subjects at the Indian school in Carlisle, Pennsylvannia. Later she became a librarian in New York City. During the 1920’s she was editor of The Dial, an importan literary magazine of the period. She lived quietly all her life, mostly in Brooklyn, New York. She spent a lot of time at the Bronx Zoo, fascinated by animals. Her admiration of the Brooklyn Dodgers – before the team moved to Los Angeles- was widely known.<br /><br />Her first book of poems was published in London in 1921 by a group of friends associeted with the imagist movement. From that time on her poetry has been read with interest by succeeding generations of poets and readers. In 1952 she was awarded the Pulitzer Prize for her Collected Poems. She wrote that she did not write poetry “for money or fame. To earn a living is needful, but it can be done in routine ways. One writes because one has a burning desire to objectivy what it is indispensable to one’s happiness to express...” <br /><br />13. What is the passage mainly about?<br />(A) The influance of the imagist on Marianne Moore<br />B Essayists and poets of the 1920’s<br />C The use was quotations in poetry<br />D Marianne Moore’s life and work<br />14. Which of the following can be inferred about Moore’s poems?<br />A They are better known in Europe than the United States<br />(B) They do not use traditional verse forms<br />C They were all published in The Dial<br />D They tend to be abstract<br />15. According to the passage Moore wrote about all of the following EXCEPT<br />A Artists<br />B Animals<br />(C) Fossils<br />D workers<br />16. What does Moore refer to as “flies in amber” (line 9)?<br />A A common image in her poetry<br />B Poetry in the twentieth century<br />C Concentration on detail<br />(D) Quotations within her poetry<br />17. The author mentions all of the following as jobs held by Moore EXCEPT<br />(A) Commercial artist<br />B Teacher<br />C Magazine editor<br />D Librarian <br />18. The word “period” in line 13 is closest in meaning to <br />A Movement<br />B School<br />C Region<br />(D) time<br />19. Where did Moore spend most of her adult life?<br />A In Kirkwood<br />B In Brooklyn<br />C In Los Angeles<br />(D) In Carlisle<br />20. The word “succeeding” in line 19 is closest in meaning to<br />(A) ~ Inheriting<br />B Prospering<br />C Diverse<br />D later<br />21. The word “it” in line 21 refers to<br />A Writing poetry<br />B Becoming famous<br />(C) ~ Earning a living<br />D Attracting readers<br />22. It can be inferred from the passage that Moore wrote because she<br />A Wanted to win award<br />B Was disatisfied with what others wrote<br />(C) Felt a need to express herself<br />D Wanted to raise money for the Bronx Zoo<br /><br />Questions 23-30<br />What makes it rain?Rain falls from clouds the same reason anything falls to Earth. The Earth’s gravity pulls it. But every cloud is made of water droplets or ice crystals. Why doesn’t rain or snow fall constantly from all clouds? The droplets or ice crystals in clouds are exceedingly small. The effect of gravity in them is minute. Air currents move and lift droplets so that the net down ward displacement is zero, even though the droplets are in constant motion.<br /> Droplets and ice crystals behave somewhat like dust in the air made visible in a shaft of sunlight. To the casual observer, dust seems to act in a totally random fashion, moving about chaotically without fixed direction. But in fact dust particles are much larger than water droplets and they finally fall. The average size of a cloud droplest is only 0,004 inch in diameter. It is so small that it would take sixteen hours to fall half a mile in perfectly still air,and it does not fall out of moving air at all. Only when the droplet grows to a diameter of 0,008 inch or larger can it fall from the cloud. The average raindrop contains a million times as much water as a tiny cloud droplet. The growth of a cloud to a size large enough to fall out is the cause of rain and other forms of precipitation. This important growth is called” coalescence”.<br /><br />23. What is the main topic of the passage?<br />(A) the mechanics of rain<br />B the weather patterns of North America<br />C how Earth’s gravity affects agriculture<br />D types of clouds.<br /><br />24. The word “ minute “ in line 4 is closest in meaning to which of the following?<br />A Second<br />(B) Tiny<br />C Slow<br />D Steady<br />25. The word “ motion “ in line 5 closest in meaning to..<br />A Wind<br />B Change<br />(C) Movement<br />D humidity<br /><br />26. Ice crystals do not immediately fall to Earth because,<br />(A) ~ they are kept aloft by air currents<br />B they combine with other chemicals in the atmosphere<br />C most of them evaporate<br />D their electrical charges draw them away from the earth.<br /><br />27. The word “ random “in line 7 is closest in meaning to..<br />(A) Unpredictable<br />B Perplexing<br />C Independent<br />D abnormal<br /><br />28. what can be inferred about drops of water larger than 0,008 inch in diameter?<br />A they never occur<br />B they are not affected by the force of gravity<br />(C) in still air they would fall to earth.<br />D in moving air they fall at a speed of thirty-two miles per hour.<br /><br />29. how much bigger drop than a cloud droplet?<br />A 200 times bigger<br />B 1000 times bigger<br />C 100000 times bigger<br />(D) 1000000 times bigger<br /><br />30. in this passage, what does the term “ coalescence” refer to?<br />(A) the ghatering of small clouds to form larger clouds<br />B the growth of droplest<br />C the effect of gravity on precipitition<br />D the movement of dust particles in the sunlight<br />Questions 31-40<br />People appear to be born to compute. The numerical skills of children develop so early and so inexorably that it is easy to imagine an internal clock of mathematical maturity guiding their growth. Not long after learning to walk and talk, they can set the table with impressive accuracy – one plate, one knife,one spoon, one fork, for each of the five chairs. Soon they are capable of nothing that they have placed five knives, spoons, and forks on the table and, a bit later, that this amounts to fivteen pieces of silverware. Having thus mastered addition, they move on to subtraction. It seems almost reasonable to expect that if a child were secluded on a desert island at birth and retrevied seven years later, he or she could enter a second – grade mathematics class without any serious problems of intellectual adjusment.<br />Of course, the truth is not so simple. This century, the work of cognitive psychologists has illuminated the subtle forms of daily learning on which intellectual progress depends. Children were observed as they slowly grasped-or, as the case might be, bumped into-concept that adults take for granted, as they refused, for instance, to concede that quantity is unchanged as water pours from q short stout glass into a tall thin one. Psychologists have since demonstrated that young children asked to count the pencils in a pile, readily report the number of blue or red pencils, but must be coaxed into finding the total. Such studies have suggested that the rudiments if mathematics are mastered gradually, and with effort. They have also suggested that the very concept of abstract numbers- the idea of oneness, a twoness, a threeness taht applies to any class of objects and is a prerequisite for doing anything more mathematically demanding than setting a table- is itself from innate.<br /><br />31. what does the passage mainly discuss?<br />A trends in teaching mathematics to children.<br />B the use of mathematics in child psychology<br />(C) the development mathematical ability in children<br />D the fundamental concepts of mathematic that children must learn. <br />32. it can be inferred from the passage that children normally learn simple counting?<br />(A) soon after they learn to talk<br />B by looking at the clock<br />C when they begin to be mathematically mature<br />D after they reach second grade in school.<br />33. the word “ illuminated “ in line 11 is closests in meaning to..<br />A illustrated<br />B accepted<br />(C) clarified<br />D lighted<br />34. the author implies that most small children believe that the quantity of water changes when it is transfered to a container of a different..<br />A color<br />B quality<br />C weight<br />(D) shape<br />35. According to the passage , when small children were asked to count a pile of red and blue pencils they..<br />(A) counted the number of pencils of each color.<br />B guessed at the total number of pencils.<br />C counted only the pencils of their favorite color.<br />D subtracted the number of red pencil from the number of blue pencils.<br />36. the word “ they “ in line 17 refers to<br />A mathematicians<br />B children<br />C pencils<br />(D) studies<br />37. the word “ prerequisite “ in line 19 is closest in meanin g to..<br />(A) reason<br />B theory<br />C requirement<br />D technique<br />38. the word “itself “ in line 20 refers to ..<br />A the total<br />(B) the concept abstract numbers<br />C any class of objects<br />D setting a table<br />39. with which of the following statements would the author be LEAST likely to agree?<br />A children naturally and easily learn mathematics.<br />(B) children learn to add before they learn to subtract<br />C most people follow the same pattern of mathematical development<br />D mathematical development is subtle and gradual.<br />40. where in the passage does the author give an example of a hypothetical experiment?<br />(A) lines 3-6<br />B lines 7-9<br />C lines 11-14<br />D lines 17-20<br />Questions 41-50<br />Botany, the study of plants,occupies a peculiar position in the history of human knowledge. For many thousands of years it was the one field of awareness about which humans had anything more than the vaguest of insights. It is impossible to know today just what our Stone Age ancestors knew about plants, but from what we can observe of preindustrial societies that still exists, a detailed learning of plants and their properties must be extremely ancient. This is logical. Plants are the basis of the food piramid for all living things, even for other plants. They have always been enormously important to the welfare of people, not only for food, but also for clothing, weapons, tools,dyes,medicines,shelter,and a great many other purpose. Tribes living today in the jungles of the Amazon recognize literally hundreds of plants and know many properties of each. To them botany,as such,has no name and is probably not even recognized as a special branch of “ knowledge” at all.<br />Unfortunately, the more industrialized we become the farther away we move from direct contact with plants, and the list distinct our knowledge of botany grows. Yet everyone comes unconsciously on an amazing amount of botanical knowledge, and few people will file to recognize a rose,an apple,or an orchid. When our Neolithic ancestors, living in the Middle East about 10.000years ago, discovered that certain grasses couls be harvested and their seeds planted for richers yields the next season, the first great step in a new association of plants and humans was taken. Grains were discovered and from them flowed the marvel of agriculture : cultivated crops. From then on, humans would increasingly take their living from the controlled production of a few plants, rather than getting a little here and a little their from many varieties that grew wild- and the acculumulated knowledge of tens of thousands of years of experience and intimacy with plants in the wile would begin to fade away.<br /><br />41. which of the following assumptions about early humans expressed in the passage?<br />A they probably had extensive knowledge of plants<br />(B) ~ they divided knowledge into well-defined fields<br />C they did not enjoy the study of botany<br />D they placed great importance on ownership of property<br />42. the word “ peculiar” in line 1 is closest in meaning to ...<br />A clear<br />B large<br />(C) unusual<br />D important<br />43. what does the comment “ this is logical” in lines 5-6 mean?<br />A there is no clear way to determine the extent of our ancestors knowledge of plants<br />B it is not suprising that early humans had a detailed knowldege of plants<br />(C) it is reasonable to assume that our ancestors behaved very much like people in preindustrial societies<br />D human knowledge of plants is well organized and very detailed.<br /><br />44. the phrase “properties of each” in line 10 refers to each..<br />A tribe<br />B hundred<br />(C) plant<br />D purpose<br /><br />45. according to the passage,why has general knowledge of botany declined?<br />A people no lorger value plants as a useful resource<br />(B) botany is not recognized as a special branch of science<br />C research is unable to keep up with the increasing number of plants<br />D direct contact with a variety of plants has decreased<br /><br />46. in line 15, what is the author’s purpose in mentioning a rose,an apple,or an orchid”?<br />A to make the passage more poetic<br />B to cite examples of plants that are attractive<br />(C) to give botanical examples that most readers will recognize<br />D to illustrate the diversity of botanical life.<br /><br />47. according to the passage, what was the first great step toward the practise of agriculture?<br />A the envention of agricultural implements and machinery<br />B the development of a system of names for plants<br />(C) the discovery of grasses that could be harvested and replanted<br />D the changing diets of early humans<br /><br />48. the word “ controlled”in line 19 is closest in meaning to..<br />A abundant<br />(B) managed<br />C required<br />D advanced<br /><br />49. the relationship between botany and agriculture is similar to the relatiinship between zoology ( the study of animals) and...<br />A deer hunting<br />B bird watching<br />(C) sheep raising<br />D horseback riding<br /><br />50. where in the passage does the author describe the benefits people derive from plants?<br />A line 1<br />(B) line 6-8<br />C line 10-11<br />D line 13-15Yanti Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03175558267500504181noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8926811909896474266.post-23505267308264526042010-11-03T07:19:00.000-07:002010-11-03T07:23:29.068-07:00correct sentence (tugas bahasa inggris 2)I. Identity the correct determiners in the following sentences<br /><br /><br />1. Television<br />Television in an electronics store are already sold four<br />2. Car<br />Mr. rudi car was in repair at the workshop<br />3. News<br />News on television today is very interesting<br />4. Geography<br />The boy was very smart in his school geography lesson<br />5. Atmosphere<br />The atmosphere in the cafe is very beautiful and lively visitors<br />6. Person<br />We all have to become a better person than before<br />7. Water<br />The water in the housing is less clear than yesterday<br />8. Pencil<br />Sister was like to have new blue pencil<br />9. Food<br />Food menu at the new restaurant was very good<br />10. Tooth<br />After eating chocolate I was so sore tooth<br />11. Soap<br />Form of soap that is very unique, but less good for the skin<br />12. Soup<br />Mother's homemade soup is very tasty and delicious<br />13. Cup<br />Rena accidentally broke mom's favorite cup<br />14. Money<br />Father lost money in the stolen thief<br />15. Hydrogen<br />Water hydrogen is less good brand<br />16. Minute<br />The distance between home and school just ten minutes<br /><br /><br /><br /><br /><br />II. Choose the corret determiners in the followinh sentences<br /><br /><br />1. He doesn’t have much money<br />2. I would like a little salt on my vegetable<br />3. She bought that cards last night<br />4. There are less students in this room than in the next room<br />5. There is too much bad news on television tonight<br />6. I do not want this water<br />7. This is too much information to learn<br />8. A few people left early<br />9. Would you like fewer coffee than this<br />10. This jacket costs too muchYanti Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03175558267500504181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8926811909896474266.post-56588455895665226642010-10-06T08:25:00.000-07:002010-10-06T08:28:13.318-07:00Surat Keluhan (Complaint Letters)Bekasi, April 30,2010<br /><br />Dear.<br />Leaders Stores JIYAN ABADI<br />Jl. Struggle No. 55<br />North Bekasi<br /><br /><br /><br />With Regards,<br /><br /><br /> I as a consumer who has purchased your goods, send this letter of complaint to your store. Because there is little damage to the goods that I bought on April 29, 2010 are one rice cooker. Goods are not working properly when I tried at home. I want the goods in exchange for goods that are better.<br /><br /> I hope my problem of damage to the goods at the best possible and can respond at the finish as quickly as possible.<br /><br /> For your attention I thank you. I also apologize if there are words that offend.<br /><br /><br /><br /><br /> I Sincerely,<br /><br /><br /><br /> (Yanti)Yanti Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03175558267500504181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8926811909896474266.post-12557185423838551182010-10-06T08:19:00.000-07:002010-10-06T08:22:42.724-07:00Surat Permintaan Barang (Demand Letter)Semarang, november 1, 2008<br /><br />Dear.<br />Marketing Department PT Puspa Jaya<br />Jl. Sudirman No. 125<br />Semarang<br /><br />Subject: Request for Goods<br /><br /><br />Sincerely,<br /><br /><br /> Based on information from pertugas booking your company, we ordered these items below:<br /><br />1. Two units of washing machines Sony model S-90E @ Rp. 1,500,000.00 ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. Rp. 3,000,000.00<br />2. Five units of the model K-989C@Rp.300 KDK fan, 000.00 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. Rp. 1,500,000.00<br /><br />Total Rp. 4,500,000.00<br />Discount 10% Rp. 450,000.00<br />The amount paid Rp. 4,050,000.00<br /><br /><br /> Payment by Cash on Delivrery in our office. We hope before November 15, the goods we have received.<br /> <br /> Upon you for your attention, we thank you.<br /><br /><br /><br /> Sincerely,<br /><br /><br /><br /> (Anggit Tiantoro)<br /> Equipment ManagerYanti Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03175558267500504181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8926811909896474266.post-67624597153110337222010-10-06T07:59:00.000-07:002010-10-06T08:10:54.179-07:00Surat Penawaran (Letter of Offer)PT. SMILE HAPPY<br />Fun Road No. 359<br />YOGYAKARTA<br /><br /><br />Number: 005/X/10 October 1, 2010<br /><br /><br />Yth. Director of BRIGHT CERIA<br />On the streets of Mount Muria No. 18<br />Sidoarjo, East Java<br /><br /><br />Subject: Supply of Raw Material<br /><br /><br /><br />With Regards,<br /><br /><br /> We join the father rejoiced to see the development of an increasingly good company. Goods production firms father was in the community enjoy doing. In addition to relatively low prices, making affordable by many people's purchasing power, capital is also quite interesting that the market's appetite. In short, the company's production goods father is quite interesting and fulfilling tastes of today.<br /> <br /> Because of these developments, we believe that the company you need more raw materials in the future. Accordingly, in this occasion we want to offer raw materials for the father plant. For your consideration, we hereby convey to you the list price of our goods complete with ordering requirements.<br /> <br /> We believe that our offer will pave the way for our relationship further. Top of attention father, we thank you very much.<br /><br /> Sincerely,<br /><br /><br /><br /><br /> Yuni Andreani<br /> DirectressYanti Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03175558267500504181noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8926811909896474266.post-1701463229162376042010-09-30T21:00:00.000-07:002010-09-30T21:02:54.971-07:00Bentuk-bentuk Surat antara lain (Letter forms are) :1.Bentuk Surat Resmi (Official Style) :<br />Official form is a form letter from the parts of a formal letter. Functional and purpose of this letter together with parts of the official letter. But do not forget to make a formal letter always pay attention to the center line for an official letter that looks neat and received by the agency or institution as a formal letter of this nature does not play games.<br /><br /><br />2.Bentuk Lurus Penuh (Full Block Style) :<br />Straight shape Fully (Full Block Style) is a form letter in which the neck Letters, Letter Body, and Legs Letters do not form a paragraph but to form a full block from left to right. However, the composition or structure of the letter remain valid in the letter. In typing this letter usually starts from the left edge of the wedge line.<br /><br /><br />3.Bentuk Lurus (Block Style atau Modified Block Style) :<br />Straight shape (Block Modified Block Style or Style) is a form letter that has the right position at the date and closing greetings. The form of this letter is similar to the Straight shape Fully but the difference is just the date and closing greetings are in the right position, whether in writing, typing or structural.<br /><br /><br />4.Bentuk Setengah Lurus (Semi Block Style) :<br />Shape Half Straight (Semi-Block Style) is a form letter where all the letters, except the contents of the letter, diketika same as a straight shape. Each end of new paragraph 5 is typed after a knock from the left edge of the wedge line. Usually this form of love is in the wedding invitation.<br /><br /><br />5.Bentuk sederhana (Simplified Style) :<br />Forms Simplified (Simplified Style) is a form letter that is almost similar to the shape Straight Full but only without any greeting and closing greetings. Usually this letter in addressed to the people who were working in the company. Sometimes a simple form of letter writing is very simple without the need to look at tidiness and order.<br /><br /><br />6.Bentuk Lekuk (Indented Style) :<br />Form Dent (indented Style) is a form letter where a letter addressed to a paragraph in formation down the ladder-shaped line. Dent shape usually have a paragraph of paragraph a curved so it does not look neat but it looks structured, especially on the letter that directed the formation of such alineanya down stairs.<br /><br /><br />7.Bentuk Alenia Menggantung (Hanging Paragraph) :<br />Hanging paragraph form (Hanging Paragraph) is a form letter where the letter has a paragraph that body hanging. The purpose of the hanging paragraph after paragraph is new, the next line entry five spaces. So after the first paragraph, the next paragraph should be spaced about 5 spaces. Usually the form of this letter is in a particular service.<br /><br /><br />8.Bentuk Lurus Dengan Perihal atau "Pokok Surat" (Subject Notice) :<br />Shape Straight By Subject or "Basic Letter" (Subject Notice) is a form letter in which the Principal Letter located in the middle after the Opening Greeting. The form letter like this is made for people who read it focused on the principal letter to letter. So put in the middle after Hail Opening.Yanti Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03175558267500504181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8926811909896474266.post-55735101476665697482010-09-28T08:15:00.000-07:002010-09-28T08:16:34.884-07:00Penjelasan secara ringkas bagian-bagian surat (A brief explanation letter parts)A description of the parts of the letter:<br /><br />1. Letter head<br />Head showed his official letter of a letter. Head of the letter can serve as the address (identity) Sending a letter because the letter contains the head of agency or organization name, and address, even some that include telephone.<br /><br /><br />2. Date Letter<br />Typed letter dated upper right, especially in the form of a letter straight or half straight. The name of the place does not need to be included again because it was contained in a letter head. Place names should be written in letters that are not headed letter, eg a personal letter or a letter of job application<br /><br />3. Official Letter<br />Formal letter always be numbered letter sent (outgoing mail), code letters, and year. No letter is useful for:<br />• easy set up storage<br />• makes it easy to look back,<br />• know the many letters that came out,<br />• mempercepatpenyelesaian correspondence,<br />• facilitate the archival staff.<br /><br />4. Attachment<br />Attaching means include something with the other. If the joint letter submitted it included other letters, written down on how many pieces of mail attachments or information that would be attached to it.<br /><br />5. Page / About<br />This section shows the contents of a brief letter or core. By reading case / matter, can quickly issue a written note in the letter.<br /><br /><br />6. Mail Address<br />There are two kinds of mailing address, namely address in (the pieces of mail) and external addresses (on envelope). Mailing address is a direct clue to the recipients. Writing more freely address placed on the left so that the possibility of beheading name of the person / agency / organization, and the like do not occur.<br /><br />7. Greetings<br />A sign of respectful greeting message sender. In an official letter of greeting usually used respectfully.<br /><br />8. Content (Body) Letter<br />The letter generally consists of three parts, namely the opening, the real content, and cover.<br /><br />9. Closing Greetings<br />In an official letter, greeting cover job title, signature, name of student or employee ID number.Yanti Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03175558267500504181noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8926811909896474266.post-7061227647412858822010-09-28T07:28:00.000-07:002010-09-28T07:30:25.052-07:00An explanation of the correspondenceUnderstanding Letters<br /><br />The letter is a communication tool that uses written language on a piece of paper that is closely connected with human life. In order for communications to function effectively, then there are things that should be noted by the author.<br /><br />Letter Forms<br /><br />there is some form of letters to keep in mind in preparation to write the letter include:<br />- Form of official letters<br />- Form letters groove<br />- Form letter blocks<br />- Half a block form letter<br />- Form letter mix<br />- Block style<br />- Full block style<br /><br />A good letter has the following characteristics:<br /><br />1) Does not contain a double meaning<br />2) Between the receiver and sender have the same purpose<br />3) Simplified<br />4) Just use the word in its usage<br />5) His writing is compact and sequentially<br /> <br />The language used in the letter, you should:<br /><br />1.Mengutamakan same degree<br />2. Firm<br />3.Mudah understood by readers<br />4.Menggunakan polite language<br />5. Clearly between writing and meaning<br /><br />The types of letters based on their interests :<br /> Mail Service.<br />There are the official agencies both government and private agencies, usually the official and using the Indonesian language standard.<br /> Letter of Commerce or Business Mail.<br />The letter, which is used in business or commerce, usually but not always the official Indonesian language materials (flexible)<br /> Personal Letter.<br />The letter, which is used for personal or family purposes, the unofficial nature of both the structure of letters, language and way of letter delivery. But some private letters were formalized, for example, Work Cover Letter.<br /><br />Based on the contents Security.<br /><br /><br /> Regular Mail.<br />The letter, which when read by the other party will not be detrimental to the recipient or sender, for example: Letter of Invitation and Circular.<br /> Confidential Letter.<br />A letter whose contents may only be known by the addressee, may not be known by the lain.Dan biasannya marked by the word "SECRET" or abbreviated as "RHS".<br /> Top Secret Letter<br />This letter is usually related to security dengn State, usually characterized by words. "Very Confidential" or abbreviated "SRHS".<br /><br />Function letters:<br /><br />Another advantage of the letter is due to its function as follows:<br />1. personal representative, group, or a organusasi to deal with the personal, group or organization lai.<br />2. basis or guidelines for the work, such as letter and letter of assignment decisions.<br />3. authentic book written in black and white that has the force of law or judicial, for example a letter from sale of waqf, or the division of inheritance.<br />4. reminder tool or archive any time if necessary and<br />5. historical document that has historical value, for example, to trace important events of the pastYanti Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03175558267500504181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8926811909896474266.post-28061380545517604422010-05-25T23:29:00.000-07:002010-05-25T23:30:08.947-07:0010 Tips Cara Mempertahankan Cinta10 Cara Mempertahankan Cinta<br /><br />Kadang-kadang kita bingung, mengapa ada orang yang bertahan sedemikin lama dalam hubungan cinta atau perkawinannya, tapi ada juga yang putus di tengah jalan. Konon, ada beberapa hal yang menyebabkan hubungan tetap awet, yaitu:<br /><br />Komunikasi<br />Kebahagiaan ditentukan oleh dua orang. Berarti,mesti ada timbal balik.<br />Salah satu cara mencapainya adalah dengan komunikasi. Bila kita sudah mulai berakting seperti orang asing dengan pasangan,artinya kita kehilangan komunikasi.<br /><br />Komunikasi tak berarti hanya bicara, tapi juga mendengarkan. Adopsilah sikap yang baik dalam berkomunikasi,yaitu mendengarkan orang berbicara sampai selesai,sebelum kita mengutarakan pendapat sendiri.<br /><br />Kejujuran<br />Memang banyak orang yang merahasiakan sesuatu dari pasangannya.<br />Kadang-kadang, menyembunyikan sesuatu bahkan jadi jalan keluar yang terbaik.<br />Tapi, lebih banyak lagi pasangan yang berpendapat bahwa justru kejujuranlah yang membuat perkawinan atau hubungan mereka bertahan lama.<br />Boleh jadi, kebenaran itu pahit ketika didengarkan,tapi kejujuran akan menyelamatkan hubungan.<br /><br />Rasa saling percaya<br />Betapa pahit dan sedihnya hidup ini apabila kita terus-terusan tegang dan curiga, apa benar semua yang dikatakan pasangan. misalnya, ketika ia pulang terlambat dengan macet atau ada rapat mendadak, haruskah itu Selalu jadi bahan kecurigaan? Bila ada rasa percaya, hal-hal kecil semacam itu tak akan pernah jadi ancaman.<br /><br />Tertawa<br />Hampir semua orang mengakui bahwa tertawa adalah obat mujarab bagi suatu hubungan. Bahkan dalam saat-saat yang memalukan,ledakan tertawa bisa jadi penyelamat yang menyejukkan suasana. Lakukanlah hal ini, dan buat kerut-merut di ujung bibir kita menjadi sesuatu yang menyenangkan.<br /><br />Berteman dengan pasangan<br />How can we be lovers, if we can’t be friends, kata Michael Bolton dalam salah satu lagunya. Ia benar, sebab bercinta dengan orang yang tidak bisa jadi teman, tak akan bertahan lama. Hubungan cinta, butuh lebih dari sekedar emosi.<br /><br />Saling menghargai<br />Tak ada hubungan yang sukses bila seseorang memandang rendah pasangannya.<br />Harus ada respek, harus ada penghargaan dalam meniti hidup ini.Dari siapa lagi hal itu diperoleh bila bukan dari pasangan sendiri? Tapi, jangan lupa, untuk memperoleh respek dari pasangan,kita harus menghargai diri kita terlebih dahulu.<br /><br />Cinta sepanjang masa<br />Apa namanya hubungan asmara tanpa cinta?<br />Jadi,yakinkan diri kita, mencintainya dan ia mencintai kita jg. Dan keduanya harus yakin akan hal itu.<br /><br />Kompromi<br />Seperti ketika kita mempelajari ilmu ekonomi, kita tahu bahwa keseimbangan akan tercapai bila kurva permintaan dan penawaran bertemu pada satu titik.<br />Dalam percintaan, hal ini tak jauh beda. Keinginan kita darinya,dan begitu pula sebaliknya, perlu kompromi untuk mencapai keseimbangan. Ada hal kecil yang harus kita korbankan untuk memperoleh kebahagiaan. Begitu pula sebaliknya.<br /><br />Saling memaafkan<br />Beri maaf dan jangan menyimpan dendam. Untuk kesalahan yang sedemikian besar, ‘hukum’ ini juga tetap berlaku.Sekali kita melempar dendam, maka hubungan tak akan bertahan lama.<br /><br />Doa<br />Tak perlu orang yang sangat religius untuk melontarkan pendapat<br />ini.Bila kita menyertai hubungan cinta kita dengan penuh doa dan mohonkemurahan-Nya untuk memberkati kehidupan kita berdua, maka hubunganpun akan senantiasa diberkati dan awet selalu.Yanti Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03175558267500504181noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8926811909896474266.post-69441372276777114452010-05-25T23:27:00.000-07:002010-05-25T23:28:19.184-07:00Tips Untuk Mempertahankan HubunganBerhubungan dengan orang yang selama ini kita cari. Cantik, baik, smart dan luar biasa seksi. Siapa yang nggak akan betah lama – lama dengan cewek seperti itu. Namun jika mulai berjalan dalam waktu yang lumayan lama katakanlah 1 tahun. Mungkin bagi kita bisa saja dia sudah terasa biasa saja. Mungkin bisa jadi saat kamu melihat cewek lain yang sebenarnya masih kalah cantik dengan doi kamu. Kamu bisa jadi memiliki perasaan dan pandangan yang lain dan menganggap dia lebih cantik dan good looking dari pada doi kamu. Eits, jangan kejauhan dulu. Aku hanya berusaha menggambarkan apa yang sedang aku pikirkan. Jadi jangan malah membuat anda membayangkannya. :D<br /><br />Tapi ternyata memang seperti itu yang banyak sekali cowok rasakan. Apalagi hubungan kalian hanya datar saja. Jarang marahan atau jarang bermesraan. Malangnya. :D Tapi jangan sampai semua itu membuatmu jenuh dengan kekasih yang sekarang kamu miliki. Karena percaya atau tidak, study kasusku selama lebih dari 65 tahun belakangan ini. :D kebanyakan cowok menyesal belakangan dan apa yang terjadi? Rata – rata dari mereka akan mulai mengejar si cewek dan dengan usaha apa pun harus mendapatkannya kembali. Cewek suka akan hal itu, namun di mana jadi diri kalian sebagai cowok guys. Halah. :D<br /><br />Tips kali ini aku ingin memberikan sedikit tips tentang cara mempertahankan hubungan kamu dengan si doi. Karena setelah aku lihat kembali dari ketiga artikel sederhanaku dulu mengenai tips PDKT, Tips nembak cewek sampai keuntungan menjadi playboy/playgirl sampai sekarang masih saja membuat banyak pencari artikel tentang hubungan dengan pasangan terus singgah. Jadi untuk lebih memantapkan ketiga artikel tersebut. Aku ingin memberikan beberapa tips lain yang siapa tahu lebih mendatangkan pengunjung lain dengan kata kunci yang berbeda. :D<br /><br />Pasangan kita adalah orang yang sering kali membuat rasa tersendiri sebagaimana status mereka yang memang sebagai doi kita. Namun sering kali terjadi kalau pasangan yang mulai lama berhubungan menjadi lebih cepat jenuh apalagi seperti yang aku katakan tadi kalau saja hubungan kalian hanya datar saja. Jarang ada masalah, selalu bahagia, jarang bercanda, nggak pernah bercinta. :D Pasti hubungan kalian menjadi kurang berwarna. Jadi mungkin tips berikut bisa membuat hubungan kalian lebih muantap dan yang pasti membuang jauh – jauh rasa jenuh atau bosan.<br /><br /> 1. 1. Ingatlah kembali di mana kelebihan dari doi kamu. Entah dari wajah mereka, keseksian mereka, kemontokan mereka atau bahkan kepintaran mereka. Karena nggak lepas dari semua itu. Sebelum kalian berhubungan pasti ada suatu hal yang kamu suka dari dia. Nggak mungkin kamu yang pertama PDKT langsung jadian gitu saja tanpa kamu tahu kenapa kamu nembak si doi. :D<br /> 2. Jangan sering bertemu dengan dia. Karena apa, karena sebenarnya pangkal masalah kejenuhan terhadap pasangan adalah seringnya mereka bertemu apalagi dengan hubungan yang selalu standart tersebut. 80% jenuh akan semakin besar. Tinggal tunggu waktu sampai kalian berdua punah. :D Kalau nggak yakin bisa saja anda tanyakan kepada orang yang sudah menikah. Karena walau aku sendiri belum menikah ternyata mereka merasakan bahwa istri mereka terkesan biasa setelah lewat masa waktu 3 bulan. Masak Cuma tiga bulan, aku sendiri juga takut seperti itu. Namun setelah aku Tanya kepada lebih dari 10 nara sumber tersembunyi. :D 7 di antara mereka semua mengatakan hal yang sama. Dan ini bukan karena mereka sudah sampai di tahap tingkat tinggi. Namun karena memang setiap harilah para suami mulai melihat semua hal dari istri mereka tersebut. Untuk 3 suami yang lain mengatakan hal yang berbeda, karena mereka bilang, mereka memiliki istri yang selama ini mereka cari. jadi tingkat kejenuhan seperti nggak kunjung datang. Entahlah semoga yang sudah beristri sempat membaca tulisan ngawur ini dan memberikan opini mereka. :)<br /> 3. Carilah sensasi baru dalam hubungan kalian. Bukan berarti aku menyuruh anda untuk selingkuh, tapi cobalah ajak dia ke suatu tempat yang bisa memberikan hiburan tersendiri di tengah hubungan anda dengan si doi. Agar hiburan tersebut menjadi kenangan manis yang takkan terlupakan. Hayah. :D<br /> 4. Sesekali buatlah dia benar – benar manja di dekat Anda. Hal ini bisa jadi anda menuruti semua keinginan si dia. Karena bukan berarti setiap kita ketemu si dia. Maka si dia juga merasakan kebahagiaan seperti yang kita rasakan. Jadi dengan sesekali memberikan semua kesenangan si dia. Barang kali akan membuat si dia makin sayang sama kamu. Hal yang wajar dalam suatu hubungan bukan?<br /> 5. Jangan pernah egois dengan selalu menghitung semua kebahagiaan yang kamu dapat dari dia. Hal ini sangat penting dalam suatu hubungan. Nggak semua orang bisa menerima kelebihan dan kekurangan kita. Tapi terlepas dari semua itu sebenarnya jika memang kita menyayangi seseorang. Maka rasa sayang itu nggak perlu harus kita perhitungkan. Apa yang kita perbuat, lakukan dan korbankan adalah hal yang wajar dan ikhlas dalam suatu hubungan. Rasa sayang adalah tulus tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Jadi kalau kamu menuntut si dia dengan semua keegoisanmu. Sudah sangat pasti hubungan kalian nggak akan tahan lama alias ejakulasi dini. :D<br /> 6. Instropeksi diri kita. Karena apa, karena kebanyakan cowok seperti hal nomor 5 tadi. Kebanyakan dari kita egois dan semua itu wajar namun jangan menjadi alasan untuk kita merasa menang sendiri dan bisa berbuat seenaknya. Kita harus dan bagiku wajib untuk terus melihat apa saja yang sudah kita lakukan untuk dia. Apa kita sudah membuat dia bahagia bersama kita. Apa selama ini senyum yang sudah dia berikan tulus dari hati mereka. Mungkin buat sebagian orang nggak pernah terlintas. Namun jika kamu menyayangi doi kamu setulus hati kamu. Kamu akan terus berusaha membuat dia merasa nyaman dan bahagia di dekatmu. Karena sekali kamu lengah dan membuat dia kecewa. Dia bisa pergi tanpa kita antar dan tak akan pernah kembali meski pun sudah kita undang. :D<br /> 7. Inilah tips sebenarnya dan paling inti dari hal apa pun yang ada. Jika kamu menyayangi seseorang. Kamu harus dan mau nggak mau. Terimalah dia apa adanya. Kelebihan beserta kekurangan mereka. Cintai mereka apa adanya. Tanpa harus kamu lebihkan atau kurangkan. Karena suatu hubungan harus berlandaskan atas keikhlasan hati bukan hanya karena keindahan semata. Kecantikan bisa hilang, ketampanan pun juga nggak kalah awetnya. Namun dengan mengiklhaskan hati dan menerima semua keadaan si dia. Sudah pasti kamu nggak akan mudah berpaling dan si dia pun juga akan merasa nyaman di dekatmu. Karena kamu nggak menuntut banyak hal dari si dia. Karena jika saja kamu melebihkan hubungan kamu dengan si dia. Dengan memanjakan mereka dengan harta. Selalu memuji – muji mereka, memberikan semua yang masih bisa anda berikan saat ini. Maka si dia akan perlahan meninggalkan anda di saat anda sudah miskin harta, tidak pernah memuji mereka lagi dan tak pernah memberikan semua hal yang sudah pernah anda beri buat si dia. Jangan kurangkan kasih sayang dari dia, jika memang kita menyayangi mereka. Sayangi apa adanya. Bukan berarti dengan kita nggak pernah menemui mereka di saat mereka ingin bertemu adalah jalan terbaik agar anda tidak bosan. Jangan pikirkan egois anda sendiri karena walau anda sudah jenuh. Mungkin kekasih anda masih merasakan bunga cinta dari anda. Jaga agar hubungan anda nggak semakin rapuh dengan keegoisan anda tersebut.<br /><br />Mungkin hanya ke 7 tips dasar tersebut agar hubungan kita tetap terjaga dan yang pasti nggak akan cepat membuat jenuh kita dengan pasangan kita. Anda memiliki tips lain, silahkan bagikan di sini. Karena memang setiap orang memiliki pandangan dan alasan berbeda. Saya akan sangat menghargai pendapat anda jika anda mau berbagi. Terima kasih sudah mau membaca artikel ini. :)Yanti Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03175558267500504181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8926811909896474266.post-79538918096831202852010-05-25T23:23:00.000-07:002010-05-25T23:25:34.070-07:00Sistematika Penulisan PI StandardSTRUKTUR PENULISAN ILMIAH<br />Susunan struktur Penulisan Ilmiah adalah sebagai berikut :<br />1. Bagian Awal<br />2. Pendahuluan<br />3. Tinjauan Pustaka / Landasan Teori.<br />4. Hasil Penelitian dan Analisa Bagian Pokok<br />5. Kesimpulan (& Saran)<br />6. Bagian akhir<br /><br />1. Bagian Awal<br />Bagian Awal, terdiri atas :<br />- Halaman Judul<br />Ditulis sesuai dengan cover depan Penulisan Ilmiah standar sekolah.<br />- Lembar Pengesahan<br />Dituliskan Judul Tulisan Ilmiah, Nama, Nomor Induk Siswa, Tanggal, dan tanda tangan pembimbing, serta Kepala Sekolah.<br />- Abstraksi<br />Berisi ringkasan dari penulisan. Maksimal 1 halaman.<br />- Kata Pengantar<br />Berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan ilmiah (a.l. Kepala Sekolah, Ketua Program, Pembimbing, Perusahaan).<br />- Daftar Tabel <br />- Daftar Gambar Kalau ada<br />- Daftar Lampiran <br /><br />2. Pendahuluan<br />Pendahuluan menguraikan pokok persoalan. Terdiri dari :<br />- Latar Belakang Masalah<br />Menguraikan mengapa penulis sampai kepada pemilihan topik permasalahan yang bersangkutan.<br />- Masalah dan Pembatasan Masalah<br />Memberikan batasan yang jelas bagian mana dari persoalan yang dikaji dan bagian mana yang tidak.<br />- Tujuan Penulisan<br />Menggambarkan hasil-hasil yang diharapkan dari penelitian ini dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.<br />- Metode Penelitian<br />Menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan data dan cara analisa data.<br />Jenis-Jenis Metode Penelitian :<br />a. Studi Pustaka : Semua bahan diperoleh dari buku-buku dan/atau jurnal, web, dll.<br />b. Studi Lapangan : Data diambil langsung di lokasi penelitian.<br />c. Gabungan : Menggunakan gabungan kedua metode di atas.<br />(Bila penulis melakukan Praktek Kerja, laporan ditulis menurut format penulisan ilmiah).<br />- Sistematika Penulisan<br />Memberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari Penulisan Ilmiah.<br /><br />3. Landasan Teori (untuk yang melakukan penelitian)<br />Menguraikan teori-teori yang menunjang penulisan / penelitian, yang bisa diperkuat dengan menunjukkan hasil penelitian sebelumnya.<br /><br />4. Gambaran Umum Perusahaan (untuk yang melakukan penelitian / kerja praktek di perusahaan)<br />Menguraikan secara singkat profil perusahaan tempat dilakukannya kerja praktek / penelitian. Dibuat bab sendiri (tidak termasuk dalam landasan teori).<br /><br />5. Hasil Penelitian dan Analisa<br />Bagian ini dapat dipecah menjadi beberapa bab.<br />- Hasil Penelitian (Analisa Perusahaan)<br />Menguraikan hasil penelitian yang mencakup semua aspek yang terkait dengan penelitian.<br />- Analisa dan Pembahasan (Pembahasan)<br />Menjelaskan tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data lapangan yang diperoleh dan membahas masalah-masalah yang diajukan.<br /><br />6. Kesimpulan (dan Saran)<br />Bab ini bisa terdiri dari Kesimpulan saja atau ditambahkan Saran.<br />- Kesimpulan<br />Berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis, yang diperoleh dari penelitian.<br />- Saran<br />Ditujukan kepada pihak-pihak terkait, sehubungan dengan hasil penelitian.<br /><br />7. Bagian Akhir<br />- Daftar Pustaka<br />Berisi daftar referensi (buku, jurnal, majalah, dll), yang digunakan dalam penulisan.<br />- Daftar Simbol<br />Berisi deretan simbol-simbol yang digunakan di dalam penulisan, lengkap dengan keterangannya.<br /><br />- Lampiran<br />Penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, program, gambar, perhitungan-perhitungan, grafik, atau tabel, yang merupakan penjelasan rinci dari apa yang disajikan di bagian-bagian terkait sebelumnya.<br /><br />TEKNIK PENULISAN<br /><br />1. Penomoran Bab serta subbab<br />- Bab dinomori dengan menggunakan angka romawi.<br />- Subbab dinomori dengan menggunakan angka latin dengan mengacu pada nomor bab/subbab dimana bagian ini terdapat.<br />II ………. (Judul Bab)<br />2.1 ………………..(Judul Subbab)<br />2.2 ………………..(Judul Subbab)<br />2.2.1 ………………(Judul Sub-Subbab)<br />- Penulisan nomor dan judul bab di tengah dengan huruf besar, ukuran font 14, tebal.<br />- Penulisan nomor dan judul subbab dimulai dari kiri, dimulai dengan huruf besar, ukuran font 12, tebal.<br /><br />2. Penomoran Halaman<br />- Bagian Awal, nomor halaman ditulis dengan angka romawi huruf kecil (i,ii,iii,iv,…).Posisi di tengah bawah (2 cm dari bawah). Khusus untuk lembar judul dan lembar pengesahan, nomor halaman tidak perlu diketik, tapi tetap dihitung.<br />- Bagian Pokok, nomor halaman ditulis dengan angka latin. Halaman pertama dari bab pertama adalah halaman nomor satu. Peletakan nomor halaman untuk setiap awal bab di bagian bawah tengah, sedangkan halaman lainnya di pojok kanan atas.<br />- Bagian akhir, nomor halaman ditulis di bagian bawah tengah dengan angka latin dan merupakan kelanjutan dari penomoran pada bagian pokok.<br /><br />3. Judul dan Nomor Gambar / Grafik / Tabel<br />- Judul gambar / grafik diketik di bagian bawah tengah dari gambar. Judul tabel diketik di sebelah atas tengah dari tabel.<br />- Penomoran tergantung pada bab yang bersangkutan, contoh : gambar 3.1 berarti gambar pertama yang ada di bab III.<br /><br />4. Penulisan Daftar Pustaka<br />- Ditulis berdasarkan urutan penunjukan referensi pada bagian pokok tulisan ilmiah.<br />- Ditulis menurut kutipan-kutipan<br />- Menggunakan nomor urut, jika tidak dituliskan secara alfabetik<br />- Nama pengarang asing ditulis dengan format : nama keluarga, nama depan.<br />Nama pengarang Indonesia ditulis normal, yaitu : nama depan + nama keluarga<br />- Gelar tidak perlu disebutkan.<br />- Setiap pustaka diketik dengan jarak satu spasi (rata kiri), tapi antara satu pustaka dengan pustaka lainnya diberi jarak dua spasi.<br />- Bila terdapat lebih dari tiga pengarang, cukup ditulis pengarang pertama saja dengan tambahan ‘et al’.<br />- Penulisan daftar pustaka tergantung jenis informasinya yang secara umum memiliki urutan sebagai berikut :<br />Nama Pengarang, Judul karangan (digarisbawah / tebal / miring), Edisi, Nama Penerbit, Kota Penerbit, Tahun Penerbitan.<br /><br />Contoh :<br />Buku :<br />1.Date, C.J., An Introduction To Database Systems, 6th ed., Addison Willey Publishing Wesley Company, Inc., Reading Massachusetts, 1995.<br /><br />Anonim :<br />1.Anonim, Sistem Pemerintahan di Indonesia, cetakan pertama, PT. Gunung Agung, Jakarta 1983.<br /><br />Majalah / Jurnal :<br />1.Cattell R.G.G. and Skeen.J. “Object Operation Benchmark”. ACM Trans. Database Systems, 17, 1992, pp. 1 - 31.<br />(Jika ada, nama dan kota penerbit dapat dicantumkan di antara volume dan halaman, nama jurnal digarisbawah / tebal / miring).<br /><br />Lebih dari tiga penulis :<br />1 Stoica, I, et all., “A Proportional Share Resource Allocation Algorithm for Real-Time, Time-Shared Systems”, In Proceedings Real-Time Systems Symposium, IEEE Comp. Press, Desember, 1996, hlm. 288 - 299.<br /><br />5. Pengutipan<br />Agar pengutipan menjadi sederhana, judul materi yang diacu tidak perlu diletakkan di bagian bawah pada halaman yang bersangkutan, melainkan cukup dengan memberikan nomor urut acuan dari daftar pustaka, sbb :<br />………………..(kutipan)………………… 3. berarti kutipan diambil dari buku ke tiga dari daftar pustaka.<br />- Jika kutipan kurang atau sama dari tiga baris, bagian awal dan akhir kutipan diberi tanda kutip, spasi tetap biasa.<br />- Kutipan yang lebih panjang dari tiga baris tidak perlu diberi tanda kutip, tapi diketik dengan jarak satu spasi dengan indent yang lebih dalam 7 ketuk pada bagian kiri.<br /><br />6. Format Pengetikan<br />- Menggunakan kertas ukuran A4.<br />- Margin Atas : 4 cm Bawah : 3 cm<br />Kiri : 4 cm Kanan : 3 cm<br />- Jarak spasi : 1,5<br />- Jenis huruf (Font) : Times New Roman.<br />- Ukuran / variasi huruf : Judul Bab 14 / Tebal + Huruf Besar<br />Isi 12 / Normal<br />Subbab 12 / TebalYanti Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03175558267500504181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8926811909896474266.post-22648652139964500822010-05-06T22:49:00.000-07:002010-05-06T22:51:45.039-07:00Sinonim, antonim, homonim, homofon, homograf, polisemi, hipernim, dan hiponimSinonim, antonim, homonim, homofon, homograf, polisemi, hipernim, dan hiponim<br /><br /><br />Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata. Contoh:<br /><br /> * binatang = fauna<br /> * bohong = dusta<br /> * haus = dahaga<br /> * pakaian = baju<br /> * bertemu = berjumpa<br /><br />Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata. Contoh:<br /><br /> * keras x lembek<br /> * naik x turun<br /> * kaya x miskin<br /> * surga x neraka<br /> * laki-laki x perempuan<br /> * atas x bawah<br /><br />Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaan sama. Jika lafalnya sama disebut homograf, namun jika yang sama adalah ejaannya maka disebut homofon. Contoh:<br /><br /> * Amplop (homofon)<br /> o Untuk mengirim surat untuk bapak presiden kita harus menggunakan amplop (amplop = amplop surat biasa)<br /> o Agar bisa diterima menjadi pns ia memberi amplop kepada para pejabat (amplop = sogokan atau uang pelicin)<br /> * Bisa (homofon)<br /> o Bu kadir bisa memainkan gitar dengan kakinya (bisa = mampu)<br /> o Bisa ular itu ditampung ke dalam bejana untuk diteliti (bisa = racun)<br /> * Masa dengan Massa (homograf)<br /> o Guci itu adalah peninggalan masa kerajaan kutai (masa = waktu)<br /> o Kasus tabrakan yang menghebohkan itu dimuat di media massa (massa = masyarakat umum)<br /><br />Polisemi adalah kata-kata yang memiliki makna atau arti lebih dari satu karena adanya banyak komponen konsep dalam pemaknaan suatu kata. Satu kata seperti kata "kepala" dapat diartikan bermacam-macam walaupun arti utama kepala adalah bagian tubuh manusia yang ada di atas leher. Contoh:<br /><br /> * Guru yang dulunya pernah menderita cacat mental itu sekarang menjadi kepala sekolah smp kroto emas. (kepala bermakna pemimpin).<br /> * Kepala anak kecil itu besar sekali karena terkena penyakit hidrosepalus. (kepala berarti bagian tubuh manusia yang ada di atas).<br /> * Tiap kepala harus membayar upeti sekodi tiwul kepada ki joko cempreng. (kepala berarti individu).<br /> * Pak Sukatro membuat kepala surat untuk pengumuman di laptop eee pc yang baru dibelinya di mangga satu. (kepala berarti bagian dari surat).<br /><br />Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya. Sedangkan hiponim adalah kata-kata yang terwakili artinya oleh kata hipernim. Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan hiponim merupakan anggota dari kata hipernim. Contoh :<br /><br /> * Hipernim : Hantu. Hiponim : Pocong, kantong wewe, sundel bolong, kuntilanak, pastur buntung, tuyul, genderuwo, suster ngesot, dan lain-lain.<br /> * Hipernim : Ikan. Hiponim : Lumba-lumba, tenggiri, hiu, betok, mujaer, sepat, cere, gapih singapur, teri, sarden, pari, mas, nila, dan sebagainya.<br /> * Hipernim : Odol. Hiponim : Pepsodent, ciptadent, siwak f, kodomo, smile up, close up, maxam, formula, sensodyne, dll.<br /> * Hipernim : Kue. Hiponim : Bolu, apem, nastar nenas, biskuit, bika ambon, serabi, tete, cucur, lapis, bolu kukus, bronis, sus, dsb.Yanti Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03175558267500504181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8926811909896474266.post-2871430804243056412010-05-06T21:51:00.001-07:002010-05-06T21:56:38.549-07:00Proposal PenelitianJUDUL<br />UPAYA-UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS DENGAN METODE JEUX DE RÔLES PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 7 PURWOREJO<br /><br />JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS<br />FAKULTAS BAHASA DAN SENI<br />UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA<br />2008<br /><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br /><br />A. Latar Belakang Masalah<br />Dalam penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), penjurusan pada SMA/MA/SMK di mulai ketika siswa memasuki kelas XI. Hal ini dimaksudkan agar siswa mendapat pembelajaran yang lebih fokus sesuai minat, cita-cita dan kemampuan masing-masing. Seperti program jurusan lainnya, jurusan Bahasa diadakan sebagai wadah untuk siswa yang menguasai bidang kebahasaan agar dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Pengajaran bahasa bertujuan agar siswa menguasai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional Indonesia dan bahasa asing sebagai alat komunikasi di dunia internasional. Dengan memeroleh bahasa asing, siswa dapat memahami dan mengungkapkan informasi, ide, serta mempelajari kebudayaan tentang negara itu sendiri maupun nagara-negara yang ada di dunia. Dirasa pentingnya mempelajari bahasa asing, Sebagian besar SMA memberikan bahasa asing sebagai keterampilan bahasa asing yang dialokasikan dalam KTSP. <br /> Bahasa Prancis merupakan salah satu bahasa asing yang diajarkan pada SMA, mengingat bahasa Prancis adalah bahasa Internasional kedua yang digunakan lebih dari separuh penduduk dunia. Selain itu, bahasa Prancis merupakan bahasa resmi yang digunakan dalam organisasi tingkat dunia. Disamping berperan sebagai bahasa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, bahasa ini dapat menjadi alat untuk mencapai tujuan ekonomi, hubungan antar bangsa, sosial budaya, serta pengembangan karier. Bahasa Prancis memiliki posisi penting sehingga menjadi kesadaran bahwa bahasa Prancis dapat dijadikan sarana untuk mengenal dunia dalam era globalisasi ini.<br />Seperti yang dinyatakan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), bahasa Prancis menekankan aspek keterampilan berbahasa yang meliputi keterampilan bahasa lisan dan tulis baik respektif maupun produktif. Untuk menguasai bahasa Prancis, diperlukan keterampilan berbahasa yang mencakup 4 aspek, yaitu keterampilan mendengar ’Compréhension Orale’, keterampilan berbicara ’Expression Orale’, keterampilan membaca ’Compréhension Ecrite’, dan keterampilan menulis ’Expression Ecriet’. Keterampilan berbicara merupakan salah satu aspek dari keterampilan berbahasa yang penting untuk dikuasai. Untuk berbicara lancar, terlebih dulu harus menguasai keterampilan tersebut yang didukung aspek-aspek lainnya. Untuk dapat berkomunikasi dalam bahasa Prancis khususnya secara lisan, ada beberapa kompetensi yang harus dikuasai, antara lain: kedua belah pihak yaitu pembicara dan pendengar harus memahami maksud dari kata-kata yang digunakan. Selain itu, bahasa Prancis memiliki struktur tata bahasa yang sangat kompleks, sehingga penting juga untuk mempelajari struktur tata bahasa dan sistematika bahasa Prancis untuk mendukung keterampilan berbicara bahasa Prancis. <br /> Apabila ditinjau dari hasil pengajaran bahasa Asing, khususnya bahasa Prancis di sekolah, pada umumnya hasil hasil sudah mulaki terlihat dalam segi kuantitas (nilai) yang cukup memuaskan. Namun, dalam segi kualitas ternyata masih dirasa sangat kurang. Sebagian besar siswa masih enggan untuk berbicara dalam bahasa Prancis dengan berbagai alasan, mulai dari rasa tidak percaya diri, malu, tidak bisa, takut salah karena penguasaan kosa kata dan struktur gramatiknya yang masih acak-acakan jika digunakan saat berbicara, pelafalan yang masih kacau dan lain sebagainya.<br />Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru SMA Negeri 7 saat observasi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Prancis di SMA ini mengutamakan keterampilan membaca dan berbicara, mengingat pentingnya komunikasi langsung pada zaman globalisasi sekarang. Namun, beberapa permasalahan yang muncul dalam pembelajaran bahasa Prancis adalah antusiasme siswa terhadap bahasa Prancis yang masih kurang, taraf kemampuan siswa yang berbeda-beda dan kurangnya rasa percaya diri siswa untuk berbicara dalam bahasa Prancis. Selain itu, adanya faktor ketakutan pada siswa untuk berbicara karena penguasaan kosa kata, struktur gramatikal dan pelafalan yang dinilai masih minim. Padahal keterampilan berbicara sangat penting untuk berkomunikasi saat ini, sehingga keterampilan berbicara dalam kurikulum SMA N 7 Purworejo khususnnya kelas XI Bahasa mendapat alokasi waktu yang lebih banyak. Pada umumnya, siswa cenderung menguasai keterampilan membaca dan menulis (komunikasi tertulis) dibandingkan dengan keterampilan mendengar atau berbicara (komunikasi lisan). Permasalahan yang paling utama adalah tingkat antusiasme belajar yang masih kurang. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Adapun faktor internal antara lain adalah minat, kecerdasan, rasa takut, rasa percaya diri, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal antara lain adalah fasilitas belajar, metode pembelajaran, media pembelajaran, lingkungan belajar dan sebaginya. <br />Banyaknya anggapan siswa bahwa bahasa Prancis sulit dipelajari membuat siswa malas dan kurang berminat dalam mempelajari bahasa Prancis. Salah satu faktor ekstern yang penting dan berpengaruh terhadap proses belajar mengajar bahasa Prancis adalah penggunaan metode pembelajaran. Kurangnya variasi metode menyebabkan siswa merasa jenuh dan pasif terhadap pembelajaran yang akhirnya dapat menghambat kelancaran proses pembelajaran dan hasil pencapaian siswa, baik yang akademik maupun nonakademik.<br /> Pelajaran bahasa Prancis di SMA Negeri 7 Purworejo termasuk ke dalam pelajaran wajib bagi kelas X, program jurusan bahasa dan IPS. Jumlah jam pelajaran yang padat tetapi dihadapkan dengan kurangnya tenaga pengajar bahasa karena hanya memiliki dua guru bahasa Prancis. Hal tersebut menjadikan guru dituntut kreatif dalam menerapkan metode pembelajaran yang dapat merangsang keaktifan dan kemandirian para siswa karena salah satu kelemahan dalam pembelajaran bahasa asing pada umumnya adalah terjebak pada pengunaan metode pengajaran yang belum menjurus ke arah pengembangan kemampuan aktif siswa. Penggunaan metode yang bervariasi dapat membuat siswa lebih aktif dan tertarik mempelajari bahasa Prancis dibandinglan hanya menggunakan metode klasikal tertentu yang membuat siswa bergantung pada guru. Metode pembelajaran aktif dapat meningkatkan kemandirian siswa.<br />Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dicari alternatif metode yang dapat merangsang antusiasme dan keaktifan siswa agar dapat balajar bahasa Prancis dengan menyenangkan. Salah satu metode yang perlu diterapkan untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Prancis adalah metode jeux de roles. Metode jeux de roles dalam bahasa Indonesia adalah bermain peran. Dalam jeux de roles, siswa memainkan peran dari karakter tertentu. Siswa dapat menjiwai perannya tersebut berbicara dan bertingkah laku sesuai dengan karakter yang diperankan. Metode ini sangat bagus untuk diterapkan agar para siswa tertantang untuk berbicara bahasa Prancis lebih baik. Metode tersebut menggunakan teks wacana dan percakapan yang terdapat dalam buku maupun hasil karya siswa. Sehingga akan mengembangkan ide, daya imajinasi, kreativitas, ekspresi, dan mengubah aktivitas duduk yeng tenang ke aktivitas gerakan, ucapan, maupun mental yang tanggap terhadap orang lain atau suatu permasalahan. <br /><br />B. Identifikasi Masalah<br />Berdasarkan latar belakang di atas, timbul berbagai masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut:<br />1. Kurangnya antusias siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 7 Purworejo dalam berbicara bahasa Prancis.<br />2. Kurangnya minat siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 7 Purworejo dalam berbicara bahasa Prancis.<br />3. Rendahnya keterampilan berbicara bahasa Prancis pada siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 7 Purworejo.<br />4. Kurangnya penggunaan metode pengajaran yang bervariasi yang sesuai dengan pengajaran bahasa Prancis di kelas XI Bahasa SMA Negeri 7 Purworejo.<br />5. Kurangnya metode pembelajaran bahasa Prancis yang aktif dan menyenangkan di<br />kelas XI Bahasa SMA Negeri 7 Purworejo.<br />6. Belum maksimalnya upaya meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Prancis dengan metode jeux de rôles pada siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 7 Purworejo.<br /><br />C. Pembatasan Masalah<br />Berdasarkan identifikasi di atas, dapat diketahui bahwa masalah-masalah yang berkaitan dengan keterampilan berbicara bahasa Prancis sangat kompleks. Maka, permasalahan ini dibatasi pada ”upaya-upaya meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Prancis dengan metode jeux de rôles pada siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 7 Purworejo”.<br /><br />D. Perumusan Masalah<br />Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang menjadi pusat penelitian yaitu ”Bagaimana upaya-upaya meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Prancis dengan metode jeux de rôles pada siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 7 Purworejo”. <br /><br />E. Tujuan Penelitian<br />Adapun penelitian ini bertujuan ”untuk mengetahui upaya-upaya meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Prancis dengan metode jeux de rôles pada siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 7 Purworejo”<br /><br />F. Manfaat Penelitian<br />Manfaat yangt diharapkan melalui kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:<br />1. Manfaat teoritis<br />Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang bahasa khususnya bahasa Prancis dan dapat dijadikan referensi yang relevan bagi penelitian di masa yang akan datang.<br />2. Manfaat praktis<br />a. Bagi akademika atau pengembang ilmu<br />1) Dapat memeroleh masukan yang bermanfaat terhadap metode, strategi, dan teknik yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran bahasa Prancis.<br />2) Dapat mengetahui upaya-upaya meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode jeux de roles.<br />b. Bagi pengelola pendidikan<br />1) Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar.<br />2) Sebagai masukan bagi guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang praktis sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa.<br />3) Sebagai masukan dan usaha meningkatkan potensi belajar siswa khususnya pada<br />bidang studi bahasa Prancis. <br />c. Bagi peneliti<br />Sebagai mahasiswa yang diidik menjadi calon guru bahasa Prancis, penelitian ini sangat bermanfaat untuk mendapatkan pengalaman berharga terkait dengan pembelajaran bahasa Prancis, khususnya penerapan metode jeux de rôles sebagai upaya meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Prancis siswa SMA dalam pembelajaran bahasa Prancis di SMA Negeri 7 Purworejo.<br /><br />BAB II<br />TELAAH PUSTAKA<br /><br />A. Kajian Teoritik<br />1. Keterampilan Berbicara<br />a. Pengertian Keterampilan Berbicara<br />Dalam Geroys Keraf (1997: 1)Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Salah satu keterampilan yangb sangat penting dalam belajar bahasa menurut Syafi’i yang dikutip Susmita (1996:11) adalah keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara dari dulu mendapat perhatian yang besar (Subyakto,1988: 153). Dibandingkan dengan waktu yang lampau, pengajaran bahasa (asing) dewasa ini banyak ditujukan pada keterampilan lisan (Sartinah, 1988: ). Sedangkan menurut Tarigan (1986: ), dalam sehari-hari manusia dihadapkan dengan berbagai kegiatan yang menuntut keterampioan berbicara. Mengingat pentingnya peranan keterampilan berbicara dalam dalam kehidupan sehari-hari perlu digalakkan pengajaran berbicara di sekolah. <br /> Keterampilan berbicara adalah keterampilan mengucapkan bunyi-bunyi dan artikulasi dan mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan (Tarigan, 1985: 15). Selanjutnya Tarigan juga menyatakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan dapat dilihat (visible). Yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan oto tubuh demi maksud dan tujuan, gagasan atau ide yang dikombinasikan. Munurut Mulgrave (1954: 3-4) dalam Tarigan, berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hampir-hampir secara langsung apakah sang pembicara dapat memahamiatau tidak, baik bahan pembicaraannya maupun para penyimaknya; apakah dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia mengkomunikasikan gagasan-gagasannya dan apakah dia waspada, antusias atau tidak. Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang sudah disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak (Tarigan, 1985: 15) Dengan demikian berbicara lebih dari sekedar pengucapan bunyi atau kata-kata, tetapi juga mengandung makna yang dapat diterima oleh penyimak.<br /> Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara adalah keterampilan untuk menyampaikan suatu maksud, ide, gagasan, atau pikiran pada orang lain dengan maksud dapat dipahami pendengarnya. Keterampilan berbicara sangat penting bagi orang untuk berkomunikasi dengan didukung keterampilan lainnya.<br /><br />b.Tujuan Ketrampilan Berbicara<br /><br /> Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Menurut Subyakto (1988:152), tujuan pertama kemampuan komunkatif ialah untuk menyampaikan pesan kepada orang, yakni untuk mampu berkomunikasi mengenai sesuatu dalam bahasa. Tujuan kedua ialah menyampaikan pesan kepada orang ain dalam cara yang secara sosial (social tool) ataupun sebagai alat perusahaan maupun alat profesional (bussines or professional tool), maka pada dasarnya berbicara mempunyai maksud umum menurut Och and Winker (1979: 9) dalam Tarigan yaitu:<br />1) Memberitahukan, melaporkan (to inform)<br />2) Menjamu, menghibur (to entertain)<br />3) Membujuk, mengajak, mendesak, meyakinkan (to persuade)<br /><br />Sedangkan menurut Maidar (1993: 17), tujuan berbicara adalah adalah memberitahukan sesuatu pada orang lain agar orang tersebut paham dengan isi pembicaraan. Agar dapat menyampaikan pembicaraan secara efektif, sebaiknya pembicara benar-benar pahammememahami apa yang dibicarakannya. Di samping itu, ia harus dapat mengevaluasi efek komunikasinya terhadap pendengar.<br />Jadi dapat disimpulkan bahwa, tujuan keterampilan berbicara adalah cakap untuk berkomunikasi dan mampu menyampaikan pesan kepada orang lain agar orang tersebut paham dengan maksud yang disampaikan. Selain itu, tujuan berbicara adalah memberitahukan, menghibur dan mengajak orang lain. <br />c. Peningkatan Keterampilan Berbicara<br />Pembicaraan yang baik memudahkan penyimak untuk menangkap pembicaraan yang disampaikan. Dalam mengembangkan keterampilan bercicara perlu adanya pengaturan bahan bagi penampilan lisan, perlu penganalisisan pemirsa, penyesuaian ide dan susunannya bagi para pndengar, perlu penggunaan ekspresi yag jelas dan efektif bagi komunikasi kelompok yang khusus dan perlu belaar menyimak denganh seksama dan penuh perhatian (Mulgrave dalam Tarigan, 1985: 22) Sedang menurut Sartinah (1988: ), kemampuan berkomunikasi dengan bahasa sehari-hari harus dilakukan secara intuitif yang didasarkan oleh rasa bahasa serta speech habits yang sudah dikuasai secara otomatis dengan berkonsentrasi pada buah pikiran secara sadar. Suatu hal yang penting pula ialah pengembangan keterampilan berbicara aktif didasari pula oleh keterampilan pasif 6ang terdiri atas kemampuan menangkap dan mengerti bahasa yang diucapkan. Pengembangan ketrampilan berbicara bahasa asing juga bisa dibantu dengan membaca teks dalam bahasa asing dan latihan menulis agar keterampilan berbicara secara aktif dan produktif bisa dikuasai secara mantap. Masih menurut Sartinah, cara melatih siswaagar dapat terampil mengungkapkan diri dalam bahasa asing secara lisan adalah: 1) Dalam mengungkapkan bahasa asing sehari-hari, siswa harus mampu memilih materi leksik dan gramatikal yang sesuai. 2) Ungkapan harus merupakan bahasa yang lazim dipakai, yaitu bahasa yang dipakai siswa sehari-hari dalam mengadakan dialog dngan siswa lain.<br />Dalam Tarigan & Tarigan (1986: 90) disebutkan bahwa untuk meningkatkan keterampilan berbicara dapat dilakukan dengan teknik pengajaran bahasa antara lain: 1) ulang ucap, 2) lihat dan ucapkan, 3) mendeskripsikan, 4) menjawab pertanyaan, 5) percakapan, 6) reka cerita gambar, 7) bercerita, 8) dramatisasi, 9) pertanyaan menggali, 10) melanjutkan cerita, 11) cerita berantai, 12) menceritakan kembali, 13) percakapan, 14) parafrase, 15) reka cerita gambar, 16) memberi petunjuk, 17) bercerita, 18) dramatisasi, 19) laporan pandangan mata, 20) bermain peran, 21) bertelepon, 22) wawancara, 23) diskusi.<br />Peningkatan keterampilan berbicara dapat dilakukan dengan berbagai metode dan telnik, kebiasaan, dan pengembangan keterampilan lain sebagai pendukung, serta menggunakan bahasa yan lazim digunakan dalam kehidupan sehasri-hari.<br /><br /><br />d. Faktor-faktor kebahasaan dan Nonkebahasaan sebagai Penunjang Kefeektifan Berbicara<br />Untuk menjadi pembicara yang baik, seseorang harus berbicara dengan jelas dan tepat. Selain itu, pembicara juga harus menguasai masalah apa yang ia bicarakan dan memperlihatkan keluwesan berbicara. Menurut Arsyad (1991, 87) ada beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh si pembicara untuk keefektifan berbicara yaitu faktor kebahasaan dan faktor non kebahasaan.<br />1) Faktor-faktor kebahasaan<br />a) ketepatan ucapan<br />b) tekanan, nada<br />c) pilihan kata (diksi)<br />d) ketepatan sasaran pembicaraan <br />2) Faktor-faktor non kebahasaan<br />a) sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku<br />b) pandangan terus diarahkan pada lawan bicara<br />c) kelancaran<br />d) gerak-gerik dan mimik yang tepat<br />e) kenyaringan suara<br />f) penalaran/ relevansi<br />g) penguasaan topic<br />Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa berbicara bukanlah kemampuan yang berdiri sendiri. Melainkan saling berkaitan dengan kemampuan berbahasa yang lain. Untuk pembelajar bahasa asing khususnya bahasa Prancis, pada tingkat awal diharapkan bdapat berbicara dengan baik walaupun dalam kalimat sederhana.<br /><br />2. Metode Jeux de Rôles<br />a. Pengertian Metode <br />Metode, cara atau teknik pengajaran merupakan komponen proses belajar mengajar yang banyak menentukan keberhasilan pengajaran. Keberhasilan dalam melaksanakan suatu pengajaran sebagian besar ditentukan oleh piihan bahan dan metode yang tepat (Tarigan & Tarigan, 1986: ). Sedangkan Subyakto (1988: 9) menyatakan ” Method ialah tingkat yang menerapkan teori-teori pada ti8ngkat approach. Dalam tingkat ini diadakan pilihan-pilihan tentan keterampilan khusus mana yang harus diajarkan, materi-materi apa yang harus disajikan. Metode dan teknik yang membuat para pembelajar terus berkeinginan untuk mengembangkan pengetahuannya secara mandiri. Dalam pembelajaran bahasa asing, sudah cukup lama dikenal dengan istilah pendekatan komunikatif atau communicative approach sebagai reaksi terhadap metode pengajaran bahasa baik yang tradisional maupun situasional. Pendekatan komunikatif menurut Richard et al (1986) dalam kamaludin dan farida, adalah pengajaran bahasa yang dilandasi teori komunikasi dan fungsi bahasa dengan tujuan mengembangkan kemampuan komunikatif serta meningkatkan kemampuan keempat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis). Metode komunikatif mempunyai metode pengajaran yang bervariasi terutama metode bermain peran.<br />b. Metode Jeux de Rôles<br />Metode jeux de role dalam bahasa Indonesia adalah metode bermain peran dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah role playing. Dalam wikipedia, bermain peran diartikan sebagai sebuah permainan dimana para pemain memainkan peran tokoh-tokoh khayalan dan berkolaborasi untuk merajut sebuah cerita bersama. Menurut Azies dan Alwasilah (1996: 95-101) dalam Kamaludin dan Farida, menjelaskan bahwa teknik bermain peran banyak dipakai dalam pengajaran bahasa karena kegiatan belajar dan mengajar dengan teknik ini sangat menyenangkan. Bermain peran dapat dilakukan dengan mengikuti dialog yang ada dalam wacana, bisa dilakukan berperan bebas sesuai dengan imajinasi dan kreatifitas para pembelajar. Bruce dan Marsha ( 1986: 102) menyebutkan bahwa melalui bermain peran, siswa bertindak, berlaku, dan berbahasa dengan peranan tokoh yang diperankannya, misal sebagai guru, orang tua, dokter dan sebagainya. Setiap tokoh yang diperankan menuntut karakteristik tertentu pula. Metode bermain peran sangat baik dalam mendidik siswa dalam menggunakan ragam-ragam bahasa (Tarigan, 1986: 122). Dijelaskan pula dalam Soeparno (1987: 101) bahwa bermain peran menampilokan sikap, tingkah laku, watak dan prangai suatu peran untuk menciptakan imajinasi yang dapat melukiskan peristiwa sebenarnya.<br />Jika dilihat dari beberapa pebgertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bermain peran adalah suatu metode pembelajaran yang berupa ucapan dan tindakan secara sadar dalam memerankan suatu tokoh atau karakter. <br />c. Tujuan Metode Jeux de Rôles<br />Secara sederhana, metode jeux de role merupakan usaha untuk memecahkan masalah melalui tokoh yang diperankan. Menurut Soeparno (1987:101), tujuan dari bermain peran (jeux de role) adalah memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih memahami kalimat-kalimat yang diucapkan orang lain secara tepat dengan apa yang dimaksud. Menurut Bruce Joyce dan Marsha Weil (1986:102) menyebutkan bahwa melalui bermain peran, siswa dapat meningkatkan kemampuan mengenal diri dan perasaan orang lain, selain itu mereka juga dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah. Selain itu bermain peran juga dapat meningkatkan kreatifitas murid dalam memecahkan masalah melalui berbagai cara yang bebas dalam permainan tersebut.<br />Sehingga dapat disimpulkan bahwa bermain peran bertujuan memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih mengungkapkan dan memahami apa kata yang diucapkan, belajar untuk memecahkan masalah secara kreatif dan belajar keterampilan berbicara secara menyenangkan melalui karakter yang diperankan. <br />d. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Jeux de Rôles<br />Menurut Alwasilah dan Azies (1996:97-101) ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam menggunakan metode jeux de role antara lain:<br />1) Memilih peran atau adopsi peran<br />Memilih peran atau adopsi peran adalah istilah untuk menggambarkan sebuah aktivitas jenis drama, yaitu masing-masing siswa dari sebuah kelompok atau pasangan menggunakan identitas baru yang diambil dari tokoh yang ada dalam buku teks.<br />2) Bermain peran terbimbing<br />Bermain peran terbimbing biasanya berfokus fungsional, dengan serangkaian tugas yang harus diselesaikan siswa dalam situasi tertentu. Siswa terlebih dulu belajar ungkapan-ungkapan dan kosa kata yang berkaitan. Dalam bermain peran jenis ini ada beberapa guru yang membiarkan imaginasi siswa berjalan apa adanya.<br />3) Bermain peran bebas dari teks<br />Bermain peran jenis ini tidak membutuhkan persiapan sama sekali. Siswa dan guru maju ke depan kelas dengan perannya masing-masing, tetapi siswa telah diberitahukan bahwa ia akan memainkan peran-peran lanjutan.<br />Schaftel dan Schaftel dalan Dahlan (1990: 128) mengemukakan sembilan tahap bermain peran, yaitu:<br />1) merangsang semangat kelompok<br />2) memilih peran<br />3) mempersiapkan pengamatan<br />4) mempersiapkan tahap-tahap peran<br />5) pemeranan<br />6) mendiskusikan dan mengevaluasi peran serta isinya<br />7) pemeranan ulang<br />8) pemeranan didiskusikan dan dievaluasi kembali<br />9) mengkaji pemanfaatannya dalam kehidupan nyata melalui tukar pengalaman dan penarikan generalisasi.<br />e. Kelebihan dan Kekurangan Metode Jeux de Rôles<br />Djajadisastra (1982: 41-42) mengemukakan kelebihan dan kekurangan metode bermain peran sebagai berikut:<br />1) Kelebihan metode jeux de rôles<br />a) Memainkan suatu judul lakon dapat menyalurkan perasaan atau keinginan terpendam saat memainkan peran tertentu.<br />b) Merupakan hiburan bagi siswa dan menikmati suatu peran dalam lakon tertentu.<br />c) Siswa yang bermnain peran tersebut memeroleh kesempatan untuk belajar mencurahkan penghayatan problem di depan orang.<br />d) Memperkaya pengetahuan dan pengalaman siswa yang memainkan.<br />2) Kekurangan metode jeux de rôles <br />a) Siswa yang tidak mempunyai kematangan psikis tidak mungkin menghasilkan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.<br />b) Keterbatasan waktu yang digunakan tidak memberi kesempatan untuk menentukan langkah secara wajar.<br />c) Rasa malu akan menghambat kewajaran bermain peran.<br />Beberapa kelebihan dan kekurangan tersebut dapat dijadikan pertimbangan bila ingin diterapkan di kelas. Sebelumnya harus disampaikan dan keadaan siswanya sehingga dapat menyampaikan materi pelajaran dengan baik.<br /><br />B. Penelitian Lain yang Relevan<br />Penelitian sebelumnya yang menjadi masukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Riana Rahmawati (2007) dengan judul ” Upaya-Peningkatan Kualitas Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman di Kelas XI Bahasa MAN Yogyakarta II”. Dalam laporan penelitiannya dinyatakan bahwa Rollenspiel (bermain peran) yang disinergikan dalam dengan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan keterlibatan siswa yang semula 60% menjadi 80%, khususnya aspek keberanian siswa dalam berbicara menggunakan bahasa Jerman di depan kelas dan mengatasi kesulitan dalam mengucapkan kata atau kalimat dalam bahasa Jerman.<br />Penelitian yang dilakukan oleh Vanda Lailaningsih (2007) dengan judul ”Keefektifan Penggunaan Teknik Rollenspiel PADA Pengajaran Bahasa Jerman di SMA Negeri 1 Sedayu Bantul”. Dalam laporan penelitiannya, dinyatakan hasil penelitian menunjukkan bahwa t-hitung = 8,175 lebih besar dari t-tabel =1,997 pada taraf signifikasi α = 0,05 dan db sebesar 65. Rerata kelompok eksperimen sebesar 48,60 lebih tinggi daripada rerata kelompok kontrol 42,11 dan bobot keefektifan sebesar 15,19 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa 1) ada perbedaan prestasi yang signifikan dalam keterampilan berbicara bahasa Jerman siwa antar kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan teknik rollenspiel, 2) Pengajaran berbicara bahasa Jerman dengan menggunakan teknik rollenspiel lebih efektif daripada tanpa menggunakan teknik rollenspiel. <br /><br />C. Kerangka Berpikir<br />Pengajaran bahasa asing pada keterampilan berbicara khususnya bahasa Prancis di berbagai lembaga pendidikan menengah belum mencapai hasil yang diharapkan. Salah saru kelemahan pengajaran pada umunya terletak pada metode pengajaran yang belum menjurus ke penggunaan struktur-struktur dasar secara lisan yang merupakan landasan untuk mengembangkan kemampuan pasif maupun aktif. Dibandingkan dengan waktu yang lampau, pengajaran bahasa Prancis dewasa ini lebih mengembangkan pada keterampilan berbicara. Kemampuan mengungkapkan diri dalam bahasa Prancis tidak akan berkembang jika siswa hanya disuruh menghafal teks atau dialog saja. Jika suatu komunikasi verbal diadakan, orang harus selalu menciptakan cara baru untuk mengungkapkan ide, gagasan, atau pikiran yang sesuai dengan jalannya komunikasi. <br />Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Prancis, tidak terlepas dari peran guru dalam menggunakan metode pembelajaran di kelas. Dalam hal ini guru harus teliti dan mempertimbangkan kelebihan serta kekurangan tiap-tiap metode pembelajaran yang diterapkan di kelas. Ketepatan guru dalam menggunakan metode sangat mendukung keberhasilan siswa dalam menerima materi pelajaran.<br />Masih rendahnya kualitas pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Prancis khususnya di kelas XI Bahasa SMA Negeri 7 Purworejo tahun ajaran 2008/2009 sangat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya guru, siswa, materi, metode dan media pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan di atas, pemecahan alternatif tindakan perbaikan didiskusikan oleh peneliti dengan guru mata pelajaran bahasa Prancis dengan melaksanakan tindakan jeux de rôles<br /><br />D. Hipotesis Tindakan<br />Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas, maka hipotesistinadakan dalam penelitian ini adalah: ”Dengan diterapkan metode Pengajaran bahasa asing pada keterampilan berbicara khususnya bahasa Prancis di berbagai lembaga pendidikan menengah belum mencapai hasil yang diharapkan. Salah saru kelemahan pengajaran pada umunya terletak pada metode pengajaran yang belum menjurus ke penggunaan struktur-struktur dasar secara lisan yang merupakan landasan untuk mengembangkan kemampuan pasif maupun aktif. Dibandingkan dengan waktu yang lampau, pengajaran bahasa Prancis dewasa ini lebih mengembangkan pada keterampilan berbicara. Kemampuan mengungkapkan diri dalam bahasa Prancis tidak akan berkembang jika siswa hanya disuruh menghafal teks atau dialog saja. Jika suatu komunikasi verbal diadakan, orang harus selalu menciptakan cara baru untuk mengungkapkan ide, gagasan, atau pikiran yang sesuai dengan jalannya komunikasi. <br />Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Prancis, tidak terlepas dari peran guru dalam menggunakan metode pembelajaran di kelas. Dalam hal ini guru harus teliti dan mempertimbangkan kelebihan serta kekurangan tiap-tiap metode pembelajaran yang diterapkan di kelas. Ketepatan guru dalam menggunakan metode sangat mendukung keberhasilan siswa dalam menerima materi pelajaran.<br />Masih rendahnya kualitas pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Prancis khususnya di kelas XI Bahasa SMA Negeri 7 Purworejo tahun ajaran 2008/2009 sangat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya guru, siswa, materi, metode dan media pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan di atas, pemecahan alternatif tindakan perbaikan didiskusikan oleh peneliti dengan guru mata pelajaran bahasa Prancis dengan melaksanakan tindakan jeux de rôles, maka kualitas pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Prancis di kelas XI Bahasa SMA Negeri 7 Purworejo pada semester genap tahun ajaran 2008/2009 akan meningkat”.<br /><br />BAB III<br />METODE PENELITIAN<br /><br />A. Desain Penelitian <br />Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Action Research Class) yang dilaksanakan dalam bentuk siklus. Penelitian ini bersifat partisipatif dan kolaboratif yang didasarkan pada permasalahan yang muncul pada keterampilan berbicara. Desain penelitian tindakan yang akan dilakukan menggunakan model Kemmis dan Taggart (via Wiriatmadja, 2007: 66)<br />Bagan Spiral dari Kemmis dan Taggart (1988)<br /><br />Adapun model PTK tersebut dimaksud menggambarkan adanya empat langkah dan pengulangannya yang disederhanakan oleh Suharsimi (2006: 97) menjadi:<br /><br /><br />Keempat langkah tersebut nmerupakan siklus atau putaran, yang artinya sesudah langkah ke-4 lalu kembali lagi ke-1 dan seterusnya.<br /><br />B. Setting Penelitian<br />Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Purworejo kelas XI Bahasa. Sekolah ini berlokasi di kelurahan Pangen Jurutengah dan Ngupasan, kecamatan Purworejo, kabupaten Purworejo, propinsi Jawa Tengah yang terletak pada pusat kota, tepatnya di sepanjang Jl. Ki Mangunsarkoro No.1 Purworejo. Walaupun letaknya berada di jantung kota, lingkungan SMA ini pada umumny cukup tenang dan kondusif untuk melaksanakan suatu proses pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan, SMA Negeri 7 Purworejo memiliki gedung peninggalan Belanda di atas tanah seluas ± ha yang teduh oleh asrinya lingkungan sekolah.<br />SMA Negeri 7 Purworejo memiliki fasilitas yang dapat menunjang proses pembelajaran. Dari segi fisik, sekolah ini memiliki 27 ruang kelas, 3 laboratorium IPA, laboratorium IPS, laboratorium Bahasa, laboratorium komputer, Ruang Multimedia, Perpustakaan Digital, Masjid, Green House, Lapangan olah raga, Wisma Budaya (aula), Rumah dinas (bagi guru dan karyawan), dan lain-lain. Dari segi non fisik, SMA Negeri 7 Purworejo memberikan berbagai fasilitas, antara lain: 3 program jurusan (IPA, IPS, dan Bahasa), Kelas reguler, kelas Immersi, kelas RSBI, kegiatan ekstrakurikuler, program hari berbahasa dan sebagainya. SMA ini memiliki tim guru dari 62 guru mata pelajaran, dua diantaranya adalah guru mata pelajaran bahasa Prancis. <br />SMA Negeri 7 Purworejo terrnasuk sekolah favorit di Purworejo yang telah banyak membuahkan prestasi siswa dalam bidang akademik maupun nonakademik. Hal itu dapat dilihat dari kuantitas lulusan dan kualitas lulusan<br /><br />C. Subyek dan Obyek Penelitian<br />Di kelas bahasa, mata pelajaran bahasa Prancis sejak tahun ajaran 1998/1999 merupakan salah satu pelajaran yang termasuk dalam Ujian Akhir Nasional (UAN), sehingga mata pelajaran bahasa Prancis tidak hanya wajib tempuh, tetapi juga wajib lulus. Di kelas XI Bahasa, alokasi waktu mata pelajaran bahasa Prancis adalah 8x45 menit tiap minggunya atau 360 menit perminggu yang dilaksanakan rutin tiap hari Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu dengan siswa berjumlah 20 anak, yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Pertimbangan diambilnya kelas ini sebagai subyek penelitian karena penguasaan keterampilan berbicara bahasa Prancis sangat dituntut dibanding kelas yang lain. Selain itu, pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Prancis pada kelas ini belum sesuai dengan target ketercapaian pembelajaran.<br />Obyek dalam penelitian ini adalah peningkatan keterampilan berbicara bahasa Prancis melalui metode jeux de rôles pada siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 7 Purworejo semester genap tahun ajaran 2008/2009. Berdasarkan keadaan tersebut, melalui metode jeux de rôles diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru mata pelajaran bahasa Prancis dalam pengajaran keterampilan berbicara dan meningkatkan keterampilan siswa dalam berbicara bahasa Prancis.<br /><br />D. Prosedur Penelitian<br />Model penelitian yang dikembangkan Kemmis dan Taggart menggunakan empat komponen PTK (Perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi). PTK mengenal empat tahap atau langkah penting yaitu plan (perencanaan), act (tindakan), observe (pengamatan), dan reflect (perenungan) yang akan diuraikan sebagai berikut:<br />1. Tahap perencanaan : Merancang strategi metode jeux de rôles untuk mendorong siswa mengembangkan keterampilan berbicara bahasa Prancis.<br />2. Tahap tindakan : mulai mempraktikkan metode jeux de rôles unutuk mendorong siswa mengucapkan kata dan kalimat bahasa Prancis serta mengungkapkan ide dan pikirannya.<br />3. Tahap pengamatan : Kegiatan siswa dalam praktik jeux de rôles dicatat, difoto atau direkam untuk melihat proses pelaksanaan yang terjadi.<br />4. Tahap refleksi : perenungan terhadap hasil tindakan yang telah dilakukan<br />E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data<br />Penelitian kelas ini mengandung data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa data perilaku siswa selama proses pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Prancis dengan metode jeux de rôles. Data kuantitatif berupa taingkat kemampuan siswa yang ditunjukkan dengan nilai tes berbicara. Sumber data diambil pada sebelum, selama, dan sesudah penelitian tindakan dilakukan. Data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui beberapa cara dan alat antara lain:<br />1. observasi<br />Observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang perilaku siswa dan guru (kolaborator) dalam proses pembelajaran yang dibantu oleh guru observer pendukung.<br />2. interview (wawancara)<br />Wawancara dilakukan peneliti dengan Kepala sekolah, guru (kolaborator), guru observer pendukung dan siswa. Hal ini dilakukan dilakukan untuk memperoleh data tentang pembelajaran bahasa Prancis khususnya pada keterampilan berbicara dan hal yang berkaitan lainnya. Wawancara dilakukan dengan sistem semi struktur dan bebas menurut situasi kondisi yang terjadi.<br />3. Survey (angket)<br />Angket ini disusun berdasarkan indikator yang mengungkapkan yang dapat mengungkapkan pengetahuan dan pengalaman berbicara bahasa Prancis dan penerapan metode jeux de rôles. Anget yag digunakan adalah angket tertutup yang berupa cheklist.<br />4. catatan lapangan<br />Instrumen ini disusun untuk mengumpulkan data mengenai kegiatan guru, siswa dan hal lain yang terkait dengan proses pembelajaran bahasa Prancis khususnya keterampilan berbicara baik sebelum, selama, maupun sesudah berlangsungnya tindakan.<br />5. tes berbicara<br />Tes berbicara dilakukan untuk menjaring data yang menunjukkan tingkat keterampilan berbicara bahasa Prancis siswa subyek penelitian. Tes dilakukan pada sebelum dan sesudah tindakan diberikan. Guru kelas mengevaluasi untuk mengukur tingkat keterampilan siswa. Data yang dihasilkan dengan tes berbicara merupakan data kuantitatif yang dianalisis secara kuantitatif. <br />6. Dokumentasi<br />Dokumentasi berupasilabus, rencana pembelajaran, laporan tugas siswa, bagian buku teks yang digunakan, catatan tentang siswa, foto maupun rekaman hasil observasi, wawancara dan pelaksanaan tindakan. <br />F. Teknik Analisis Data<br />Dalam analisis data, peneliti membandingkan isi catatan yang dilakukan dengan kolaborator, kemudian data diolah dan disajikan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.<br />1. Teknik Analisis Data Kualitatif<br />Teknik analisis data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan berupa wawancara, catatan lapangan, angket dan dokumentasi. <br />Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:<br />a. Perbandingan antar data yaitu membandingkan data-data yang diperoleh dari setiap informan.<br />b. Kategorisasi yaitu mengelompokkan data-data dalam kategori tertentu.<br />c. Pembuatan inferensi yaitu memaknai data-data dan menarik kesimpulan.<br /><br />2. Teknik Analisis Data Kuantitatif<br />Teknik analisis data kuantitatif yang disajikan adalah dengan membentuk statistik deskriptif, Merupakan teknik yang memberikan informasi hanya mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud menguji hipotesis dan kemudian menarik kesimpulan yang digeneralisasikan untuk data yang lebih besar. Teknik ini hanya dipergunakan untuk menyampaikan dan menganalisis data agar memperjelas keadaan karakteristik data yang bersangkutan (Nurgiyantoro, 2004: 8)<br />Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes awal dan tes akhir. Data ini berupa skor keterampilan berbicara bahasa Prancis yang penilaiannya menggunakan skor tertinggi 100 dan skor terendah 50. Aspek yang dinilai yaitu ucapan, dialog, ekspresi, pelafalan, dan struktur. Data tes awal dan tes akhir diolah dengan menggunakan uji-t (t-test) untuk mengetahui adanya perbedaan antara tes awal dan tes akhir.<br /><br />G. Kriteria Keberhasilan Tindakan<br />Kriteria atau indikator keberhasilan penelitian tindakan adalah:<br />1. Peningkatan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Prancis siswa kelas XI Bahasa semester genap tahun ajaran 2008/2009.<br />2. Perubahan hasil belajar secara positif. Keberhasilan tindakan tidak ditekankan pada hasil akhir yang dicaoai, tetapi kepada proses berlangsungnya penelitian.<br />H. Validitas dan Realibilitas Data<br />Suatu penelitian harus menggunakan instrumen yang baik untuk memperoleh data yang akurat dan dapat dipercaya.Instrumen dapat dikatakan valid apabila instrumen tersebut mampu memenuhi fungsinya sebagai alat ukur dan suatu intrumen dikatakan reliabel apabila instrumen cukuo dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.<br />1. Validitas Data<br />Burns (1999: 161-162) dalam Riana mengemukakan beberapa validitas dalam penilitian tindakan, yaitu:<br />a. Validitas demokratis (Demokratic Validity)<br />Validitas ini dilakukan dalam ruang identifikasi masalah, perencanaan tindakan yanng relevan dan hal lainnya dari awal penelitian hingga akhir. Semua obyek yang terkait meliputi peneliti, guru, kepala sekolah, observer pendukung dan siswa terlibat dalam penelitian.<br />b. Validitas proses (Proses Validity)<br />Validitas proses dicapai dengan cara peneliti dan nkolaborator secara intensif, berkesinambungan, dan berkolaborasidalam semua kegiatan yang terkait dengan proses penelitian. Penelitian dilakukan dengan guru sebagai partisipan observer yang selalu berada di kelas dan mengikuti proses pembelajaran.<br />c. Validitas dialogis (Dialogic Validity)<br />Berdasarkan data awal penelitian dan masukan yang ada, selanjutnya peneliti mengklarifikasikan, mendiskusikan dan menganalisis data tersebut dengan guru sebagai kolaborator untuk memperoleh kesepakatan. Penentuan bentuk tindakan juga dilakukan bersama antara peneliti dan kolaborator. Dialog atau diskusi dilakukan untuk menyepakati bentuk tindakan yang sesuai sebagai alternatif dalam penelitian ini.<br />2. Reliabilitas Data<br />Reliabilitas data dipenuhi dengan melibatkan lebih dari satu sumber data (triangulasi). Triangulasi ini diartikan pengecekan data dari berbagai sumber, cara, dan berbagai waktu (Sugiyono, 2008: 372-374)<br />a. Triangulasi sumber<br />Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui berapa sumber.<br />b. Triangulasi teknik<br />Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.<br /><br />c. Triangulasi waktu<br />Triangulasi waktu dilakukan dengan cara melakukan pengecekan terhadap wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu dan situasi yang berbeda.<br /><br />I. Tempat dan Waktu Penelitian<br />Penelitian ini akan dilaksanakan pada siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 7 Purworejo tahun ajaran 2008/2009 khususnya semester genap. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama bulan Januari sampai dengan bulan April 2009.<br /><br /><br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br />Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta<br />Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grasindo Persada<br />Azies, F dan Alwasilah, AC. 1996. Pengajaran Bahasa Komunikatif. Bandung: PT Remaja Rodakarya<br />Hardjono, Sartinah. 1988. Psikologi Belajar Mangajar Bahasa Asing. Jakarta; Depdikbud<br />Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001)<br />Keraf, Geroys. 2004. Komposisi. Semarang: Bina Putera<br />Maidar, Arsyad. 1993. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga<br />Nurgiyanto, dkk. 2004. Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada Universiti Press<br />Riana R. 2007. Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman di Kelas XI Bahasa MAN Yogyakarta II. Yogyakarta: FBS-UNY<br />Subyakto, S U. 1988. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Depdikbud<br />Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta<br />Tarigan, Henry Guntur. 1985. Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa<br />Tarigan&Tarigan. 1986. Teknik Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa<br />Vanda L. 2007. Keefektifan Penggunaan Teknik Rollenspiel pada Pengajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman di SMA Negeri I Sedayu Bantul. Yogyakarta: FBS-UNY<br />Wiriatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rodakarya <br />YB Sudarmanto. 1993. Tuntutan Metodologi Belajar. Jakarta: PT. WidiasaranaYanti Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03175558267500504181noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8926811909896474266.post-6639615631554216572010-03-08T21:11:00.001-08:002010-03-08T21:11:50.501-08:00penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar<p>Pada awal abad ke-20 perpecahan dalam bentuk baku tulisan bahasa Melayu mulai terlihat. Di tahun 1901, Indonesia (sebagai Hindia-Belanda) mengadopsi ejaan Van Ophuijsen dan pada tahun 1904 Persekutuan Tanah Melayu (kelak menjadi bagian dari Malaysia) di bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson. Ejaan Van Ophuysen diawali dari penyusunan Kitab Logat Melayu (dimulai tahun 1896) van Ophuijsen, dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.</p> <p>Intervensi pemerintah semakin kuat dengan dibentuknya Commissie voor de Volkslectuur ("Komisi Bacaan Rakyat" - KBR) pada tahun 1908. Kelak lembaga ini menjadi Balai Poestaka. Pada tahun 1910 komisi ini, di bawah pimpinan D.A. Rinkes, melancarkan program Taman Poestaka dengan membentuk perpustakaan kecil di berbagai sekolah pribumi dan beberapa instansi milik pemerintah. Perkembangan program ini sangat pesat, dalam dua tahun telah terbentuk sekitar 700 perpustakaan. Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai "bahasa persatuan bangsa" pada saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional atas usulan Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan,</p> <p>"Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan.</p> <p>Selanjutnya perkembangan bahasa dan kesusastraan Indonesia banyak dipengaruhi oleh sastrawan Minangkabau, seperti Marah Rusli, Abdul Muis, Nur Sutan Iskandar, Sutan Takdir Alisyahbana, Hamka, Roestam Effendi, Idrus, dan Chairil Anwar. Sastrawan tersebut banyak mengisi dan menambah perbendaharaan kata, sintaksis, maupun morfologi bahasa Indonesia.</p> <p>Penyempurnaan ejaan</p> <p>Ejaan-ejaan untuk bahasa Melayu/Indonesia mengalami beberapa tahapan sebagai berikut:<br />[sunting] Ejaan van Ophuijsen</p> <p>Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:</p> <p>1. Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.<br />2. Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.<br />3. Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.<br />4. Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.</p> <p>[sunting] Ejaan Republik</p> <p>Ejaan ini diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 menggantikan ejaan sebelumnya. Ejaan ini juga dikenal dengan nama ejaan Soewandi. Ciri-ciri ejaan ini yaitu:</p> <p>1. Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.<br />2. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.<br />3. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.<br />4. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.</p> <p>[sunting] Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)</p> <p>Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Karena perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya, diurungkanlah peresmian ejaan ini.<br />[sunting] Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)</p> <p>Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia, semakin dibakukan.</p> <p>Perubahan:<br />Indonesia<br />(pra-1972) Malaysia<br />(pra-1972) Sejak 1972<br />tj ch c<br />dj j j<br />ch kh kh<br />nj ny ny<br />sj sh sy<br />j y y<br />oe* u u</p>Yanti Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03175558267500504181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8926811909896474266.post-76280513937121081792010-03-08T21:09:00.000-08:002010-03-08T21:10:24.812-08:00fungsi bahasa sebagai alat komunikasi<p> Aspek Bahasa</p> <p>Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer, yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik badaniah yang nyata. Ia merupakan simbol karena rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia harus diberikan makna tertentu pula. Simbol adalah tanda yang diberikan makna tertentu, yaitu mengacu kepada sesuatu yang dapat diserap oleh panca indra.</p> <p>Berarti bahasa mencakup dua bidang, yaitu vokal yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, dan arti atau makna yaitu hubungan antara rangkaian bunyi vokal dengan barang atau hal yang diwakilinya,itu. Bunyi itu juga merupakan getaran yang merangsang alat pendengar kita (=yang diserap oleh panca indra kita, sedangkan arti adalah isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan reaksi atau tanggapan dari orang lain).</p> <p>Arti yang terkandung dalam suatu rangkaian bunyi bersifat arbitrer atau manasuka. Arbitrer atau manasuka berarti tidak terdapat suatu keharusan bahwa suatu rangkaian bunyi tertentu harus mengandung arti yang tertentu pula. Apakah seekor hewan dengan ciri-ciri tertentu dinamakan anjing, dog, hund, chien atau canis itu tergantung dari kesepakatan anggota masyarakat bahasa itu masing-masing.</p> <p>3. Benarkah Bahasa Mempengaruhi Perilaku Manusia?</p> <p>Menurut Sabriani (1963), mempertanyakan bahwa apakah bahasa mempengaruhi perilaku manusia atau tidak? Sebenarnya ada variabel lain yang berada diantara variabel bahasa dan perilaku. Variabel tersebut adalah variabel realita. Jika hal ini benar, maka terbukalah peluang bahwa belum tentu bahasa yang mempengaruhi perilaku manusia, bisa jadi realita atau keduanya.</p> <p>Kehadiran realita dan hubungannya dengan variabel lain, yakni bahasa dan perilaku, perlu dibuktikan kebenarannya. Selain itu, perlu juga dicermati bahwa istilah perilaku menyiratkan penutur. Istilah perilaku merujuk ke perilaku penutur bahasa, yang dalam artian komunikasi mencakup pendengar, pembaca, pembicara, dan penulis.</p> <p>3. 1. Bahasa dan Realita</p> <p>Fodor (1974) mengatakan bahwa bahasa adalah sistem simbol dan tanda. Yang dimaksud dengan sistem simbol adalah hubungan simbol dengan makna yang bersifat konvensional. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem tanda adalah bahwa hubungan tanda dan makna bukan konvensional tetapi ditentukan oleh sifat atau ciri tertentu yang dimiliki benda atau situasi yang dimaksud. Dalam bahasa Indonesia kata cecak memiliki hubungan kausal dengan referennya atau binatangnya. Artinya, binatang itu disebut cecak karena suaranya kedengaran seperti cak-cak-cak. Oleh karena itu kata cecak disebut tanda bukan simbol. Lebih lanjut Fodor mengatakan bahwa problema bahasa adalah problema makna. Sebenarnya, tidak semua ahli bahasa membedakan antara simbol dan tanda. Richards (1985) menyebut kata table sebagai tanda meskipun tidak ada hubungan kausal antara objek (benda) yang dilambangkan kata itu dengan kata table.</p> <p>Dari uraian di atas dapat ditangkap bahwa salah satu cara mengungkapkan makna adalah dengan bahasa, dan masih banyak cara yang lain yang dapat dipergunakan. Namun sejauh ini, apa makna dari makna, atau apa yang dimaksud dengan makna belum jelas. Bolinger (1981) menyatakan bahwa bahasa memiliki sistem fonem, yang terbentuk dari distinctive features bunyi, sistem morfem dan sintaksis. Untuk mengungkapkan makna bahasa harus berhubungan dengan dunia luar. Yang dimaksud dengan dunia luar adalah dunia di luar bahasa termasuk dunia dalam diri penutur bahasa. Dunia dalam pengertian seperti inilah disebut realita.</p> <p>Penjelasan Bolinger (1981) tersebut menunjukkan bahwa makna adalah hubungan antara realita dan bahasa. Sementara realita mencakup segala sesuatu yang berada di luar bahasa. Realita itu mungkin terwujud dalam bentuk abstraksi bahasa, karena tidak ada bahasa tanpa makna. Sementara makna adalah hasil hubungan bahasa dan realita.</p> <p>3.2. Bahasa dan Perilaku</p> <p>Seperti yang telah diuraikan di atas, dalam bahasa selalu tersirat realita. Sementara perilaku selalu merujuk pada pelaku komunikasi. Komunikasi bisa terjadi jika proses decoding dan encoding berjalan dengan baik. Kedua proses ini dapat berjalan dengan baik jika baik encoder maupun decoder sama-sama memiliki pengetahuan dunia dan pengetahuan bahasa yang sama. (Omaggio, 1986).</p> <p>Dengan memakai pengertian yang diberikan oleh Bolinger(1981) tentang realita, pengetahuan dunia dapat diartikan identik dengan pengetahuan realita. Bagaimana manusia memperoleh bahasa dapat dijelaskan dengan teori-teori pemerolehan bahasa. Sedangkan pemerolehan pengetahuan dunia (realita) atau proses penghubungan bahasa dan realita pada prinsipnya sama, yakni manusia memperoleh representasi mental realita melalui pengalaman yang langsung atau melalui pemberitahuan orang lain. Misalnya seseorang menyaksikan sebuah kecelakaan terjadi, orang tersebut akan memiliki representasi mental tentang kecelakaan tersebut dari orang yang langsung menyaksikannya juga akan membentuk representasi mental tentang kecelakaan tadi. Hanya saja terjadi perbedaan representasi mental pada kedua orang itu. </p> <p>4. Fungsi Bahasa</p> <p>Menurut Felicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari.</p> <p>Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidak teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk berbahasa’ bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan bahasa nonstandar atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian kita. Padahal, bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa.</p> <p>Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3).</p> <p>Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia, yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu (Sunaryo, 1993, 1995).</p> <p>Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).</p> <p>Hasil pendayagunaan daya nalar itu sangat bergantung pada ragam bahasa yang digunakan. Pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan menghasilkan buah pemikiran yang baik dan benar pula. Kenyataan bahwa bahasa Indonesia sebagai wujud identitas bahasa Indonesia menjadi sarana komunikasi di dalam masyarakat modern. Bahasa Indonesia bersikap luwes sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi masyarakat modern. </p> <p>4.1 Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri</p> <p>Pada awalnya, seorang anak menggunakan bahasa untuk mengekspresikan kehendaknya atau perasaannya pada sasaran yang tetap, yakni ayah-ibunya. Dalam perkembangannya, seorang anak tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan kehendaknya, melainkan juga untuk berkomunikasi dengan lingkungan di sekitarnya. Setelah kita dewasa, kita menggunakan bahasa, baik untuk mengekspresikan diri maupun untuk berkomunikasi. Seorang penulis mengekspresikan dirinya melalui tulisannya. Sebenarnya, sebuah karya ilmiah pun adalah sarana pengungkapan diri seorang ilmuwan untuk menunjukkan kemampuannya dalam sebuah bidang ilmu tertentu. Jadi, kita dapat menulis untuk mengekspresikan diri kita atau untuk mencapai tujuan tertentu.</p> <p>Sebagai contoh lainnya, tulisan kita dalam sebuah buku, merupakan hasil ekspresi diri kita. Pada saat kita menulis, kita tidak memikirkan siapa pembaca kita. Kita hanya menuangkan isi hati dan perasaan kita tanpa memikirkan apakah tulisan itu dipahami orang lain atau tidak. Akan tetapi, pada saat kita menulis surat kepada orang lain, kita mulai berpikir kepada siapakah surat itu akan ditujukan. Kita memilih cara berbahasa yang berbeda kepada orang yang kita hormati dibandingkan dengan cara berbahasa kita kepada teman kita.</p> <p>Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa hanya untuk kepentingannya pribadi. Fungsi ini berbeda dari fungsi berikutnya, yakni bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.</p> <p>Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri antara lain :</p> <p>- agar menarik perhatian orang lain terhadap kita,</p> <p>- keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi</p> <p>Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri (Gorys Keraf, 1997 :4).</p> <p>4.2 Bahasa sebagai Alat Komunikasi</p> <p>Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita.</p> <p>Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4).</p> <p>Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita.</p> <p>Pada saat kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita juga mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan laku untuk dijual. Oleh karena itu, seringkali kita mendengar istilah “bahasa yang komunikatif”. Misalnya, kata makro hanya dipahami oleh orang-orang dan tingkat pendidikan tertentu, namun kata besar atau luas lebih mudah dimengerti oleh masyarakat umum. Kata griya, misalnya, lebih sulit dipahami dibandingkan kata rumah atau wisma. Dengan kata lain, kata besar, luas, rumah, wisma, dianggap lebih komunikatif karena bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata-kata griya atau makro akan memberi nuansa lain pada bahasa kita, misalnya, nuansa keilmuan, nuansa intelektualitas, atau nuansa tradisional.</p> <p>Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi sekaligus pula merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita. Bahasa menjadi cermin diri kita, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri.</p> <p>4.3 Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial</p> <p>Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap individu dengan masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5).</p> <p>Cara berbahasa tertentu selain berfungsi sebagai alat komunikasi, berfungsi pula sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial. Pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yang nonstandar di lingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada orang tua atau orang yang kita hormati.</p> <p>Pada saat kita mempelajari bahasa asing, kita juga berusaha mempelajari bagaimana cara menggunakan bahasa tersebut. Misalnya, pada situasi apakah kita akan menggunakan kata tertentu, kata manakah yang sopan dan tidak sopan. Bilamanakah kita dalam berbahasa Indonesia boleh menegur orang dengan kata Kamu atau Saudara atau Bapak atau Anda? Bagi orang asing, pilihan kata itu penting agar ia diterima di dalam lingkungan pergaulan orang Indonesia. Jangan sampai ia menggunakan kata kamu untuk menyapa seorang pejabat. Demikian pula jika kita mempelajari bahasa asing. Jangan sampai kita salah menggunakan tata cara berbahasa dalam budaya bahasa tersebut. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa, kita dengan mudah berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa tersebut.</p> <p>4.4 Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial</p> <p>Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial.</p> <p>Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan alat kontrol sosial. Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang (talk show) di televisi dan radio. Iklan layanan masyarakat atau layanan sosial merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.</p> <p>Contoh fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita. Tuangkanlah rasa dongkol dan marah kita ke dalam bentuk tulisan. Biasanya, pada akhirnya, rasa marah kita berangsur-angsur menghilang dan kita dapat melihat persoalan secara lebih jelas dan tenang.</p> <p>5. Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar</p> <p>Bahasa bukan sekedar alat komunikasi, bahasa itu bersistem. Oleh karena itu, berbahasa bukan sekedar berkomunikasi, berbahasa perlu menaati kaidah atau aturan bahasa yang berlaku.</p> <p>Ungkapan “Gunakanlah Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.” Kita tentu sudah sering mendengar dan membaca ungkapan tersebut. Permasalahannya adalah pengertian apa yang terbentuk dalam benak kita ketika mendengar ungkapan tersebut? Apakah sebenarnya ungkapan itu? Apakah yang dijadikan alat ukur (kriteria) bahasa yang baik? Apa pula alat ukur bahasa yang benar?</p> <p>5.1 Bahasa yang Baik</p> <p>Penggunaan bahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif bahasa. Hal itu berarti bahwa kita harus memperhatikan sasaran bahasa kita. Kita harus memperhatikan kepada siapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh sebab itu, unsur umur, pendidikan, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan sudut pandang khalayak sasaran kita tidak boleh kita abaikan. Cara kita berbahasa kepada anak kecil dengan cara kita berbahasa kepada orang dewasa tentu berbeda. Penggunaan bahasa untuk lingkungan yang berpendidikan tinggi dan berpendidikan rendah tentu tidak dapat disamakan. Kita tidak dapat menyampaikan pengertian mengenai jembatan, misalnya, dengan bahasa yang sama kepada seorang anak SD dan kepada orang dewasa. Selain umur yang berbeda, daya serap seorang anak dengan orang dewasa tentu jauh berbeda.</p> <p>Lebih lanjut lagi, karena berkaitan dengan aspek komunikasi, maka unsur-unsur komunikasi menjadi penting, yakni pengirim pesan, isi pesan, media penyampaian pesan, dan penerima pesan. Mengirim pesan adalah orang yang akan menyampaikan suatu gagasan kepada penerima pesan, yaitu pendengar atau pembacanya, bergantung pada media yang digunakannya. Jika pengirim pesan menggunakan telepon, media yang digunakan adalah media lisan. Jika ia menggunakan surat, media yang digunakan adalah media tulis. Isi pesan adalah gagasan yang ingin disampaikannya kepada penerima pesan.</p> <p>Marilah kita gunakan contoh sebuah majalah atau buku. Pengirim pesan dapat berupa penulis artikel atau penulis cerita, baik komik, dongeng, atau narasi. Isi pesan adalah permasalahan atau cerita yang ingin disampaikan atau dijelaskan. Media pesan merupakan majalah, komik, atau buku cerita. Semua bentuk tertulis itu disampaikan kepada pembaca yang dituju. Cara artikel atau cerita itu disampaikan tentu disesuaikan dengan pembaca yang dituju. Berarti, dalam pembuatan tulisan itu akan diperhatikan jenis permasalahan, jenis cerita, dan kepada siapa tulisan atau cerita itu ditujukan.</p> <p>5.2 Bahasa yang Benar</p> <p>Bahasa yang benar berkaitan dengan aspek kaidah, yakni peraturan bahasa. Berkaitan dengan peraturan bahasa, ada empat hal yang harus diperhatikan, yaitu masalah tata bahasa, pilihan kata, tanda baca, dan ejaan. Pengetahuan atas tata bahasa dan pilihan kata, harus dimiliki dalam penggunaan bahasa lisan dan tulis. Pengetahuan atas tanda baca dan ejaan harus dimiliki dalam penggunaan bahasa tulis. Tanpa pengetahuan tata bahasa yang memadai, kita akan mengalami kesulitan dalam bermain dengan bahasa.</p> <p>Kriteria yang digunakan untuk melihat penggunaan bahasa yang benar adalah kaidah bahasa. Kaidah ini meliputi aspek (1) tata bunyi (fonologi), (2)tata bahasa (kata dan kalimat), (3) kosa kata (termasuk istilah), (4), ejaan, dan (5) makna. Pada aspek tata bunyi, misalnya kita telah menerima bunyi f, v dan z. Oleh karena itu, kata-kata yang benar adalah fajar, motif, aktif, variabel, vitamin, devaluasi, zakat, izin, bukan pajar, motip, aktip, pariabel, pitamin, depaluasi, jakat, ijin. Masalah lafal juga termasuk aspek tata bumi. Pelafalan yang benar adalah kompleks, transmigrasi, ekspor, bukan komplek, tranmigrasi, ekspot.</p> <p>Pada aspek tata bahasa, mengenai bentuk kata misalnya, bentuk yang benar adalah ubah, mencari, terdesak, mengebut, tegakkan, dan pertanggungjawaban, bukan obah, robah, rubah, nyari, kedesak, ngebut, tegakan dan pertanggung jawaban. Dari segi kalimat pernyataan di bawah ini tidak benar karena tidak mengandung subjek. Kalimat mandiri harus mempunyai subjek, predikat atau dan objek.</p> <p>(1) Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa jumlah wanita lebih banyak daripada jumlah pria.</p> <p>Jika kata pada yang mengawali pernyataan itu ditiadakan, unsur tabel di atas menjadi subjek. Dengan demikian, kalimat itu benar. Pada aspek kosa kata, kata-kata seperti bilang, kasih, entar dan udah lebih baik diganti dengan berkata/mengatakan, memberi, sebentar, dan sudah dalam penggunaan bahasa yang benar. Dalam hubungannya dengan peristilahan, istilah dampak (impact), bandar udara, keluaran (output), dan pajak tanah (land tax) dipilih sebagai istilah yang benar daripada istilah pengaruh, pelabuhan udara, hasil, dan pajak bumi. Dari segi ejaan, penulisan yang benar adalah analisis, sistem, objek, jadwal, kualitas, dan hierarki. Dari segi maknanya, penggunaan bahasa yang benar bertalian dengan ketepatan menggunakan kata yang sesuai dengan tuntutan makna. Misalnya dalam bahasa ilmu tidak tepat jika digunakan kata yang sifatnya konotatif (kiasan). Jadi penggunaan bahasa yang benar adalah penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa.</p> <p>Kriteria penggunaan bahasa yang baik adalah ketepatan memilih ragam bahasa yang sesuai dengan kebutuhan komunikasi. Pemilihan ini bertalian dengan topik yang dibicarakan, tujuan pembicaraan, orang yang diajak berbicara (kalau lisan) atau pembaca (jika tulis), dan tempat pembicaraan. Selain itu, bahasa yang baik itu bernalar, dalam arti bahwa bahasa yang kita gunakan logis dan sesuai dengan tata nilai masyarakat kita. Penggunaan bahasa yang benar tergambar dalam penggunaan kalimat-kalimat yang gramatikal, yaitu kalimat-kalimat yang memenuhi kaidah tata bunyi (fonologi), tata bahasa, kosa kata, istilah, dan ejaan. Penggunaan bahasa yang baik terlihat dari penggunaan kalimat-kalimat yang efektif, yaitu kalimat-kalimat yang dapat menyampaikan pesan/informasi secara tepat (Dendy Sugondo, 1999 : 21)..</p> <p>Berbahasa dengan baik dan benar tidak hanya menekankan kebenaran dalam hal tata bahasa, melainkan juga memperhatikan aspek komunikatif. Bahasa yang komunikatif tidak selalu hanus merupakan bahasa standar. Sebaliknya, penggunaan bahasa standar tidak selalu berarti bahwa bahasa itu baik dan benar. Sebaiknya, kita menggunakan ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang benar (Alwi dkk., 1998: 21)</p>Yanti Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03175558267500504181noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8926811909896474266.post-89688090998452684582010-03-08T21:08:00.000-08:002010-03-08T21:09:01.798-08:00pemanfaatan bahasa indonesia pada tatanan ilmiah<p>Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, Fungsi bahasa tersebut dibagi menjadi 5 (lima) :</p> <ol><li>Sebagai alat komunikasi,</li><li>Sebagai alat ekpresi diri,</li><li>Sebagai alat Kontrol social dan integrasi,</li><li>Sebagai alat adaptasi, dan</li><li>Sebagai alat berpikir.</li></ol> <p>Dalam perjalanan sejarah perjuangan bangsa Indonesia bahasa Indonesia memainkan peran strategis. Kebijakan penerbitan bacaan pada dasa warsa kedua abad kedua puluh merupakan langkah nyata peran bahasa Indonesia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa karena bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar dalam penerbitan buku-buku bacaan rakyat.<br />Bahasa Indonesia mencapai puncak perjuangan politik sejalan dengan perjuangan politik bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, bahasa Indonesia menjadi bahasa negara (Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 36) sehari setelah proklamasi kemerdekaan.<strong></strong></p> <p>Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :</p> <ol><li>lambang kebangsaan nasional,</li><li>lambang identitas nasional,</li><li> alat pemersatu berbagai kelompok etnik yang berbeda latar belakang sosial budaya dan bahasanya, serta</li><li> alat perhubungan antar budaya dan antar daerah.</li></ol> <p>Sementara itu, sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :</p> <ol><li>bahasa resmi kenegaraan,</li><li> bahasa pengantar resmi lembaga pendidikan,</li><li>bahasa resmi perhubungan pada tingkat nasional,</li><li>bahasa resmi pengembangan kebudayaan nasional,</li><li>sarana pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern,</li><li> bahasa media massa,</li><li>pendukung sastra Indonesia, dan</li><li> pemerkaya bahasa dan sastra daerah.</li></ol> <p>Sebagai bahasa resmi kenegaraan dan bahasa perhubungan pada tingkat nasional, bahasa Indonesia masih menemui kendala, yaitu masih ada sejumlah penduduk yang masih belum dapat berbahasa Indonesia. Dari hasil sensus penduduk tahun 2000 ada 15.637.949 penduduk usia 10 tahun ke atas yang masih buta aksara, 7,58% dari keseluruhan jumlah penduduk Indonesia, 206.264.595 orang.</p> <p>Sebagai bahasa pengantar resmi dalam dunia pendidikan, kenyataan menunjukkan bahwa pada tingkat pendidikan dasar penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar masih dicoraki oleh pengaruh bahasa daerah yang hidup di lingkungan sekolah. Selain itu, penggunaan bahasa Indonesia dalam buku-buku pelajaran masih memiliki kelemahan, yaitu masih terdapat kesalahan-kesalahan bahasa di dalam buku-buku tersebut. Padahal, buku-buku itu menjadi pegangan siswa yang sehari-hari dibaca dan dipelajarinya. Sementara itu, kemampuan mahasiswa dalam menulis karya ilmiah masih menunjukkan ketidak cermatan penggunaan bahasa Indonesia.</p> <p>Sebagai bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, bahasa Indonesia dihadapkan pada kekurangan kosakata termasuk peristilahannya. Berbagai konsep ilmu dan teknologi dari luar yang menggunakan bahasa asing belum seluruhnya dapat dialihkan dengan cepat ke dalam bahasa Indonesia, walaupun telah tercatat 78.000 lema kata umum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2001) dan 264.000 istilah dalam berbagai bidang ilmu.</p> <p>Selain berbagai faktor internal tersebut, arus globalisasi yang didukung teknologi informasi ikut memacu perkembangan bahasa Indonesia, terutama dalam persiapan memasuki tatanan kehidupan dunia yang baru.</p> <p>Tatanan kehidupan dunia yang baru telah membuka lembaran baru dalam kehidupan umat manusia. Kehadiran teknologi informasi (seperti telepon, faksimile, dan internet) dengan kemampuan daya jangkau yang dapat menerobos batas ruang dan waktu telah melahirkan keterbukaan sehingga dunia ini bagaikan sebuah desa global. Teknologi informasi itu menggunakan bahasa sebagai pengantar maka dalam media itu terpajang berbagai macam bahasa dunia. Dalam kondisi seperti itu sebenarnya tidak hanya terjadi persaingan secara terbuka produk dan jasa, tetapi telah terjadi juga persaingan secara terbuka antara bahasa yang satu dan bahasa yang lainnya. Kondisi itu bisa membuat orang berpikir bahwa bahasa menjadi sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Untuk itu, perlu dilakukan berbagai upaa pemantapan peran bahasa Indonesia, terutama sebagai alat pemersatu bangsa.<br />Langkah utama yang perlu dilakukan ialah mempercepat pengembangan kosakata bahasa Indonesia sejalan dengan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Indonesia di tengah-tengah tatanan kehidupan baru, globalisasi.</p> <p>Selain faktor bahasa, jumlah penutur bahasa Indonesia, jika dukur dari jumlah penduduk, urutan keempat penduduk besar dunia, tentu merupakan kekuatan besar dalam penempatan posisi bahasa Indonesia di antara bahasa-bahasa lain. Namun faktor pilitik, ekonomi, sosial budaya, dan mutu sumber daya amnusia lebih memainkan peran dalam penentuan posisi suatu bangsa dalam tatanan kehidupan global. Oleh karena itu, peningkatan mutu sumber daya manusia merupakan syarat utama dalam peningkatan posisi bahasa Indonesia dalam tatanan kehidupan global tersebut. Satu-satunya upaya peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia harus dilakukan melalui penngkatan mutu pendidikan, termasuk di dalamnya peningkatan mutu pendidikan bahasa Indonesia karena bahasa Indonesia menjadi pintu gerbang penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu, perlu ditempuh strategi pemantapan peran bahasa Indonesia dalam memasuki tatanan kehidupan dunia yang baru, globalisasi, tersebut.</p> <p>Permasalahan tadi memberikan gambaran betapa penting pemantapan peran bahasa Indonesia dalam persaingan kehidupan global. Untuk itu, perlu diupayakan peningkatan mutu daya ungkap bahasa Indonesia. Peningkatan mutu tersebut mencakup percepatan pengembangan kosakata/istilah bahasa Indonesia dan pengembangan sistem bahasa (tata bahasa). Pengembangan kosakata memiliki tiga kelompok bahasa sumber, yaitu bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing.</p> <p>Kamus bahasa Indonesia merupakan sumber penembangan kosakata bahasa Indonesia, baik kosakata yang masih aktif maupun kosakata yang tak aktif. Kosakata yang masih aktif dapat dimanfaatkan dalam pengembangan konspe bahasa Indonesia melalui pemanfaatan sistem tata bahasa (afiksasi : menggesa, digesa) ataupun melalui pembentukan akronim (wartel, bandara dan valas). Sementara itu, kosakata yang tidak dimanfaatkan oleh penutur bahasa (kata-kata usang) dapat dihidupkan kembali untuk memperkaya berbagai konsep karena pemanfaatan itu akan memperkaya cakrawala dan variasi kosakata bahasa Indonesia.<br />Selain bahasa Indonesia, bahasa daerah atau bahasa serumpun dapat menjadi pemerkaya kosakata bahasa Indonesia. Kekayaan budaya yang tercermin pada sekitar 665 bahasa daerah dapat menjadi pemerkaya kosakata bahasa Indonesia. Pengamatan selama ini menunjukkan bahasa bahasa daerah ayng berpenutur besar memberikan sumbangan yang besar terhadap perkembangan kosakata bahasa Indonesia. Sementara itu, bahasa daerah yang berpenutur kecil kurang memberikan sumbangan terhadap pengembangan kosakata bahasa Indonesia. Untuk itu, dalam perencanaan ke depan perlu diperhatikan keseimbangan sumber pengembangan kosakata dari bahasa daerah yang berpenutur besar dan bahasa daerah yang berpenutur kecil. Dengan demikian, kamus-kamus bahasa daerah yang tleh disusun, baik oleh Pusat Bahasa maupun oleh pihak lain, perlu dimfnaatkan dalam penggalian kosakata bahasa daerah. Selain keseimbangan, hal yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan kosakata bahasa daerah ialah penyesuaian terhadap kaidah bahasa Indonesia, baik sistem tulis maupun lafalnya, bagi kata-kata bahasa daerah yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia. Pemanfaatan kosakata bahasa daerah itu juga akan memperlihatkan ciri keindonesiaan, yaitu keragaman budaya Indonesia yang diwarnai oleh budaya daerah yang terlihat pada kosakata dari bahasa daerah, terutama kosakata bahasa daerah yang tidak terdapat padanya dalam bahasa Indonesia. Untuk itu, penelitian tentang kehidupan sosial budaya masyarakat etnik di Indonesia ini akan sanat bermanfaat dalam upaya ke arah itu.</p> <p>Penyerapan kosakata bahasa asing selama ini dilakukan melalui penerjemahan atau pemadanan ke dalam kosakata bahasa Indonesia atau bahasa daerah serta pemungutan kosakata asing, baik melalui penyesuaian tulisan dan/atau lafal maupun tanda perubahan keduanya. Pemadanan ke dalam bahasa Indonesia lama (kosakata takaktif) atau pemadanan ke dalam bahasa daerah kurang mendapat tanggapan positif dari sebagian masyarakat karena kata-kata bahasa daerah itu belum dikenal oleh masyarakat, kecuali masyarakat bahasa daerah itu belum dikenal oleh masyarakat, kecuali masyarakat bahasa daerah yang bersangkutan. Kelompok masyarakat yang lainnya lebih cenderung memungut kata/istilah asing daripada kosakata bahasa daerah. Di samping itu, penggunaan kata/istilah asing tersebut juga didorong oleh kenyataan kurang tersedianya kosakata padanan dalam bahasa Indonesia, terutama kosakata bidang ilmu dan teknologi. Oleh karena itu, untuk mempercepat proses pengailiah konsep dari bahasa asing, perlu dilakukan peninjauan kembali tata cara/prosedur pembentukan kata/istilah baru.</p> <p>Pengembangan kosakata tanpa penggunaannya secara tepat tidak akan mendukung upaya pemantapan peran bahasa Indonesia di tengah-tengah persiapan memasuki tatanan kehidupan global. Oleh karena itu, selain pengembangan kosakata, langkah yang harus ditempuh ialah peningkatan mutu penggunaan bahasa Indonesia di seluruh lapisan masyarakat. Peningkatan mutu itu dapat dilakukan melalui pendidikan bagi generasi penerus. Untuk itu, perlu dicari upaya peningkatan mutu pendidikan secara komprehensif, jangan hanya melihat sektoral, seperti kurikulum, buku ajar, dan metode. Upaya itu harus mencakup semua komponen yang terkait dengan pendidikan, seperti guru (termasuk perguruan tinggi pencetak guru), manajemen sekolah, dan sarana/prasarana, dengan melibatkan orang tua dan masyarakat, selain sudah barang tentu, pemerintah. Pada tanggal 2 Mei 2002 yang lalu telah dicanangkan Geraka nasional Peningkatan Mutu pendidikan oleh presiden Republik Indonesia.<br />Upaya peningkaan mutu pendidikan itu harus dipicu oleh upaya peningkatan mutu pendidikan bahasa Indonesia (termasuk sastra karena bahasa Indonesia menjadi kunci keberhasilan penguasaan bidang studi yang lainnya. Dengan demikian, lulusan pendidikan memiliki mutu penggunaan bahasa Indonesia yang memadai sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan yang dilaluinya. Melalui pendidikan pula dapat ditingkatkan apresiasi sastra Indonesia sehingga keberhasilan pendidikan apresiasi itu akan meningkatkan sikap positif generasi penerus terhadap bahasa Indonesia. Kekayaan akan kosakata dan keindahan dalam seni sastra itu akan memupuk rasa bangga terhadap bahasa Indonesia sebagai milik bangsa Indonesia dan hal itu akan memberikan motivasi untuk memelihara dan menggunakannya secara baik sesuai dengan keperluan dalam memasuki tatanan kehidupan global. Dengan demikian, mereka dapat mengaktualisasikan amanat Sumpah Pemuda 74 tahun yang lalu “menunjungjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia,” dalam kehidupan masa kini.</p> <p>Bagi generasi yang kini sedang memainkan peran, seperti aparat pemerintah, pelaku ekonomi, pendidik, penulis, dan wartawan, upaya perluasan wawasan dan peningkatan mutu penggunaan bahasa Indonesia perlu terus ditingkatkan. Perluasan wawasan tentang bahasa itu dapat dilakukan melalui penyediaan berbagai pedoman, seperti tata bahasa, kamus, tesaurus, dan buku-buku petunjuk yang dapat menuntun penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Penyediaan sarana itu penting mengingat bangsa Indonesia kini harus mengubah orientasi dari budaya dengar-bicara menuju budaya baca-tulis.</p> <p>Bagi masyarakat yang masih buta aksara dan belum dapat berbahasa Indonesia, perlu dilakukan terobosan melalui paket-paket belajar yang setaraf sekolah dasar agar mereka dapat mengejar kemajuan masyarakat lainnya dalam satu kesatuan kebangsaan yang akan memasuki tatanan kehidupan global.</p> <p>Kesimpulan</p> <p>Pada suatu karya tulis ilmiah, bahasa memegang peranan penting dalam proses penulisan dan penyusunannya. Dalam penyusunan suatu tulisan yang berkonsep ilmiah harus menggunakan bahasa yang baku dan ejaan yang benar serta sistematika penulisan yang terstruktur. Dalam pembuatan penulisan ilmiah seperti skripsi, tesis dan disertasi, memiliki penyusunan yang berbeda dengan menyusun suatu tulisan yang bersifat non ilmiah. Bahasa yang digunakan pada penulisan ilmiah pada umumnya menggunakan bahasa yang biasanya jarang muncul pada kamus bahasa Indonesia Selain dari segi bahasa dan kata yang digunakan dalam penulisan ilmiah ada berbagai macam faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penulisan ilmiah yaitu:</p> <ol><li>Gunakanlah kata yang umum dikenal.</li><li>Gunakan kalimat yang sederhana sehingga karya tulis dapat mudah dimengerti dan dipahami.</li><li>Gunakan tata bahasa serta ejaan yang disempurnakan (EYD), dimana harus diakhiri dengan tanda titik dan koma.</li><li>Gunakan bahasa yang singkat, padat dan jelas.</li><li>Sumber atau informasi digunakan dalam pembuatan penulisan ilmiah harus dicantumkan.</li></ol> <p>Setelah memperhatikan dalam segi penulisan penggunaan tata bahasa maka dalam penulisan ilmiah ditambahkan suatu kesimpulan yang berisikan apa saja yang dikerjakan dalam penyusunan karya tulis dari tahap awal sampai akhir. Dengan demikian bahasa Indonesia sangat berperan dalam penyusunan karya tulis yang memiliki konsep ilmiah.</p>Yanti Bloggerhttp://www.blogger.com/profile/03175558267500504181noreply@blogger.com0